Berita Travel
Cerita Cik Ina Pengerajin Anyaman Bambu di Tempirai PALI, Tetap Semangat Meski Sudah Lanjut Usia
Cik Ina (87) tampak asyik merangkai anyaman bambu di depan teras rumahnya. Kepalanya menunduk khusyuk, sementara tangannya begitu terampi
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Moch Krisna
Biasanya sebelum di anyam bambu tersebut di cat terlebih dahulu oleh Cik Ina, agar memiliki tampilan pola yang menarik sesuai dengan keinginan para pemesan.
"Tergantung pesanan, minta pola nya bewarna atau polos, kalau mintanya bewarna, bambunya kita cat dulu sebelum dianyam," ujarnya.
Dalam proses penganyaman bambu yang bewarna itu, menurut Cik Ina butuh kejelian dan ketelitian dalam memadukan warnanya agar terbentuk pola dengan tampilan menarik.
Rata-rata pemesan yang datang kebanyakan memesan produk kerajinan anyaman berupa bakul beras untuk kondangan hajatan.
"Kebanyakan minta dibuatkan bakul beras dan bakul nasi rata-rata. Tapi ada juga yang minta dibuatkan seperti keranjang, bakul untuk nyuci beras, penampih beras dan lainnya,"ungkapnya.
Semua produk kerajinan anyaman bambu itu dikerjakan oleh Cik Ina seorang diri dirumahnya.
Cik Ina sendri membutuhkan waktu satu hari untuk membuat anyaman bambu berupa bakul ukuran kecil, serta membutuhkan waktu paling lama seminggu untuk menyelesaikan pesanan anyaman ukuran besar.
Hal tersebut dikarenakan penglihatan nya sudah mulai berkurang dikarenakan faktor usianya yang telah lanjut sehingga mata nya tidak begitu jeli lagi dalam merajut pola-pola dari anyaman bambu tersebut.
"Kalau sekarang mata sudah tidak begitu jelas lagi melihat, jadi tidak bisa setiap hari lagi nganyam, sehingga agak lambat sekarang. Untuk pesanan sebenarnya masih banyak dan masih ada terus, tapi karena kita tidak bisa aktif seperti dulu, jadi kadang tidak bisa memenuhi permintaan pesanan itu,"akunya.
Meski dirinya tidak pernah menghitung penghasilan berapa yang didapatkan dari kegiatan nya membuat beragam jenis kerajinan anyaman bambu tersebut.
Namun usaha yang ditekuni nya tersebut, diakuinya cukup membantu memenuhi kebutuhan dapur dan kehidupan sehari-hari.
"Alhamdulillah dapat membantu memenuhi kebutuhan dapur, kadang juga hasilnya untuk beli obat, walaupun tidak menentu, tergantung dari pesanan,"Imbuhnya.
Sebenarnya Cik Ina masih ingin beraktivitas untuk menganyam bambu, karena kegiatan ini merupakan hobi nya sejak waktu kecil dan telah mendarah daging bagi dirinya.
Namun apa daya, faktor usianya yang telah lanjut ini, membuat aktivitas kerajinan anyaman bambu nya terhambat.
"Kalau ada cara untuk menerangi mata, masih pengen, karena saya bukan orang sekolahan, cuma ini yang bisa dilakukan. Tapi apa daya sudah tua, mata tidak jelas lagi, tapi kalau masih ada pesanan masih kita buatin walaupun prosesnya agak lama,"ucapnya
"Kalau untuk meneruskan usaha ini belum ada, karena anak-anak maupun cucu tidak begitu bisa buat anyaman. Tapi tidak apa-apa karena saya bersyukur masih ada anak-anak yang mengurusi hidup saya," tambahnya sembari tertawa mengakhiri perbincangan. (cr42)
Bendung Perjaya OKU Timur Jadi Tumpuan Pedagang Ikan Hasil Tangkapan dari Sungai Komering |
![]() |
---|
Kafe Apung Kopi AD, Sensasi Ngopi Sambil Menikmati Jembatan Ampera di Sungai Musi Palembang |
![]() |
---|
Green Paradise Pagar Alam Jadi Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Dempo, Top 10 Tempat Wisata Sumsel |
![]() |
---|
Mengenal 'Mengantar Petulung' Budaya OKU Selatan yang Kini Banyak Dimodifikasi , Tergerus Zaman |
![]() |
---|
Nikmati Madu Trigona Langsung Dari Sarang, LBC Bee Breending Center Musi Rawas Jadi Wisata Edukasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.