Berita Viral

Sosok SR Anak di Makassar Tega Bacok Ibunya Gegara Disuruh Bersihkan Rumah, Punya Gangguan Jiwa

Diketahui, anak perempuan Siti Syamsiah (64) berinisial SR (39) tega membacok ibunya pakai parang karena tak terima disuruh membersihkan rumah.

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
ig/ndoro.real
Diketahui, anak perempuan Siti Syamsiah (64) berinisial SR (39) tega membacok ibunya pakai parang karena tak terima disuruh membersihkan rumah. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pembacokan Siti Syamsiah (64), seorang ibu di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata dilakukan oleh anak kandungnya sendiri.

Diketahui, anak perempuan korban berinisial SR (39) tega membacok ibunya pakai parang karena tak terima disuruh membersihkan rumah.

Ibu dan anak itu diketahui, tingga di Jl Tinumbu Lorong 148, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Baca juga: Siti, Ibu di Makassar Dibacok Anak Perempuannya, Pelaku Marah Disuruh Bersihkan Rumah

Fakta terungkap jika pelaku (anak korban) mengalami gangguan kejiwaan.

Menurut keterangan ayahnya, Hakim menuturkan jika anak pertamanya itu sudah sejak lama mengalami gangguan kejiwaan.

Sang anak sering kali tiba-tiba mengamuk dan marah di rumah.

"Menurut keterangan ayah pelaku, bahwa pelaku yang merupakan anak pertamanya sudah lama mengalami gangguan jiwa dan seringkali marah dan mengamuk di dalam rumah," kaat Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin, dilansir dari Tribunmakassar.com, Rabu, (25/9/2024).

Wahiduddin mengatakan, kejadian bermula saat pelaku (sang anak) yang diduga mengalami gangguan jiwa ditegur oleh sang ibu untuk bersih-bersih rumah.

Baca juga: VIDEO Ibu di Makassar Dibacok Anak Perempuannya, Dirawat Alami Luka-luka

Sang anak yang tidak terima, langsung mengambil sebilah parang dan menyerang ibunya.

"Dari keterangan korban, ia menerangkan bahwa korban menegur anaknya (pelaku) untuk melakukan satu pekerjaan rumah yaitu membersihkan rumah," kata AKP Wahiduddin menirukan keterangan korban.

"Namun pelaku yang mengalami gangguan jiwa tidak menerima teguran korban, sehingga pelaku langsung mengambil parang kemudian melakukan penganiayaan terhadap korban ibu kandungnya sendiri," sambungnya.

Akibat penganiayaan itu, lanjut Wahid, korban Siti Syamsiah (64) mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya akibat tebasan parang sang anak.

Kini Siti Syamsiah dirawat di RS Jala Ammari Lantamal VI Makassar.

Kondisi Siti Syamsiah, ibu di Makassar yang dianiaya anak perempuannya berinisial SR, korban selamat dari maut.
Kondisi Siti Syamsiah, ibu di Makassar yang dianiaya anak perempuannya berinisial SR, korban selamat dari maut. (X@@Txtdrbugis)


 
Kejadian mengerikan itu terjadi di Jl Tinumbu Lorong 148, Kecamatan Bontoala, Makassar, Selasa (24/9/2024) sore.

Dalam rekaman video beredar, tampak pelaku yang disebut sebagai anak menganiaya ibunya yang tergeletak di halaman rumah dengan bersimbah darah.

Warga setempat, berusaha menghalau aksi pelaku namun terhalang pagar.

Warga lainnya pun terpaksa memanjat pagar untuk menghentikan aksi brutal pelaku.

Usai menjauhkan pelaku dari ibunya, korban yang bersimbah darah pun dievakuasi warga.

Yang jadi sorotan, pelaku hanya duduk terdiam tanpa ekspresi di sebuah kursi saat hendak diamankan polisi.

Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris juga tampak berada di lokasi.

"Pelaku sudah diserahkan ke Polrestabes Makassar," kata Kompol Muh Idris.

"Saya tangani karena wilayah saya, jadi saya amankan. Terus saya serahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar," sambungnya.

Kompol Idris juga membenarkan, bahwa pelaku merupakan anak korban.

"Iya, anak ibu. Kalau penjelasan lebih lanjut bisa di Polrestabes," jelasnya.

Antisipasi dini  

AKP Wahiduddin menjelaskan, saat ini pelaku telah jalani pemeriksaan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar. 

Pihaknya juga akan memastikan terkait kondisi kesehatan mental pelaku yang dapat mempengaruhi jalannya proses hukum.

Salah satu pemicu yang sering terjadi dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga adalah kondisi kesehatan mental pelaku. Sering kali kondisi kesehatan mental tidak terdeteksi atau tidak tertangani. 

Dalam kasus ini, dugaan gangguan jiwa yang dialami SR menunjukkan betapa pentingnya penanganan kesehatan mental yang tepat dan berkelanjutan. 

Keluarga, terutama orang tua dan kerabat dekat, harus lebih waspada terhadap perubahan perilaku anggota keluarga yang menunjukkan tanda-tanda gangguan mental.

"Menurut keterangan ayah pelaku, bahwa pelaku yang merupakan anak pertamanya sudah lama mengalami gangguan jiwa dan seringkali marah dan mengamuk di dalam rumah," bebernya.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved