Pembunuhan Bocah di Cilegon

2 Pembunuh Bocah di Cilegon Pakai Identitas Ibu APH untuk Pinjol Rp75 Juta, Sakit Hati Ditagih

Terungkap jika pelaku Saenah dan Rahmi menggunakan identitas ibu korban untuk meminjam online(Pinjol) sekitar Rp75 Picu bunuh bocah 5 tahun di Cilegon

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
(DOC. Kepolisian Republik Indonesia)/Tribunbanten
5 Tersangka pembunuhan 5 tahun di Cilegon saat dihadirkan di konferensi pers di Polres Cilegon Banten. Terungkap jika pelaku Saenah dan Rahmi menggunakan identitas ibu korban untuk meminjam online(Pinjol) sekitar Rp75 Picu bunuh bocah 5 tahun di Cilegon 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap APH, bocah berusia 5 tahun di Cilegon didasari motif utang piutang kepada ibu korban.

Tim gabungan Polres Lebak dan Polda Banten telah menangkap 5 orang pelaku diantaranya, tiga wanita dewasa dan dua pria.

Tiga orang tersangka Saenah, Rahmi dan Emi merupakan pelaku utama dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap korban APH. 

Baca juga: Selain Utang, Ini Motif Saenah Dalang Pembunuhan Bocah di Cilegon, Dendam Hingga Penyimpangan

Dari tiga tersangka itu, Saenah diketahui merupakan otak dari kasus pembunuhan itu.

Berdasarkan pengakuan tersangka, Saenah merasa sakit hati lantaran ditagih utang dan anaknya sering dimarahi ibu korban.

Hal inilah yang memicu Saenah sakit hati hingga memiliki niat membunuh keluarga korban.

"Selain itu, juga berkaitan utang pinjol. Jadi, SA dan RH ini memiliki utang pinjol dengan menggunakan identitas A," kata Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, dilansir dari Tribunnews.com, Senin, (23/9/2024).

Terungkap jika pelaku menggunakan identitas ibu korban untuk meminjam online (Pinjol) sekitar Rp75 juta. 

Ibu korban merasa tidak terima lantaran identitas dirinya digunakan untuk pinjol.

Gara-gara hal tersebut, A sempat berselisih dengan Saenah dan Rahmi.

Baca juga: Diupah Rp 100 Ribu, Nasib Ujang dan Yayan Berperan Buang Jasad Bocah Cilegon, Tertunduk Menyesal

Kemudian, dalam kasus itu ternyata juga dilatar belakangi karena hubungan terlarang atau percintaan sesama jenis.

"Ini untuk pelaku memiliki penyimpangan seksual untuk hubungan sesama jenis," ujar Kemas.

Dia menyebut hubungan terlarang itu terjadi antara dua tersangka, yaitu SA dan RH. SA menaruh kecemburuan terhadap ibu korban yang sering dekat dengan pelaku RH.

"EM, atas perintah SA dan RH dengan iming-iming akan uang sebesar Rp 50 juta untuk ikut serta melakukan pembunuhan," katanya.

Adapun dua pria, UH dan YH, atas perintah SA dan RH membantu pelaku untuk membuang mayat korban ke wilayah Kabupaten Lebak, Banten. 
Kedua pria itu diiming-imingi imbalan Rp100 ribu oleh pelaku SA dan RH.

Polisi melakukan ekspose kasus pembunuhan terhadap bocah Cilegon, Senin (23/9/2024). Satu dari lima orang tersangka rambut dijambak wartawan.
Polisi melakukan ekspose kasus pembunuhan terhadap bocah Cilegon, Senin (23/9/2024). Satu dari lima orang tersangka rambut dijambak wartawan. (TribunBanten.com/Ahmad Tajudin)

Kemas Indra menyebut, para tersangka diancam dengan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, yaitu Pasal 80 ayat 3 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp 3 miliar.

"Adapun dua orang pelaku lainnya kita junto kan di pasal 55 dan ini akan diberikan sanksi yang terberat, dengan ancaman hukuman maksimal," ucapnya.

Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Hardi Meidikson Samula menambahkan penetapan pasal terhadap para pelaku hasil koordinasi dengan jaksa.

Kelima tersangka dikenakan pasal 80 tentang penganiayaan berat yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

"Kita hanya mengikuti aturan hukum dan terkait adanya lex specialis jadi kita mengutamakan lex specialis," ujarnya.

Diketahui, APH diculik dari kontrakan di Komplek BBS RT/RW 01/04 Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, pada Selasa 17 September 2024. 
 
Pada Kamis besoknya, bocah perempuan itu ditemukan meninggal dunia di muara sungai Cihara, Kabupaten Lebak dengan kepala terlilit lakban. 

Dari hasil autopsinya, disebutkan ada sejumlah luka yang ditemukan di tubuh korban.

Baca juga: Nasib 5 Tersangka Penculik & Pembunuh Bocah di Cilegon, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Sementara itu Ibu APH sampai kontraksi dan melahirkan anak kedua pasca mengetahui anaknya tewas.

Ketika mendengar berita memilukan itu ibu Aqila langsung kontraksi.

Saat ini ibu APH berada di rumah sakit melahirkan anak keduanya.

"Ibu korban sedang dirawat di rumah sakit karena kontraksi dan melahirkan anak kedua," tulis seorang informan kepada TribunJakarta.com.

Bocah APH dimakamkan di Jati Mudik, Pariaman Tengah, Kota Padang Pariaman. Proses pemakaman berlangsung pada Sabtu(21/9) pukul 15.08 WIB. 

Kapolsek Kota Padang Pariaman, AKP Haryani Bahri mengatakan pemakaman dilaksanakan setelah jenazah APH diterbangkan dari Banten, setelah menjalani autopsi di RS Bhayangkara Banten.  

"Jenazah sampai siang tadi, sekarang sedang berlangsung proses pemakaman," ujar AKP Haryani Bahri.  

Ia menyebutkan pemakaman korban, yang tinggal di Komplek BBS RT/RW 01/04, Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Banten, ini dihadiri oleh pihak keluarga dan masyarakat setempat.  Pemakaman dilakukan di Kota Padang Pariaman karena kampung halaman ayahnya, sementara ibunya berasal dari luar Sumatera Barat.  

"Sementara itu, informasi yang saya terima dari anggota di lapangan menyebutkan bahwa pihak keluarga tidak mau dimintai keterangan karena dalam kondisi berduka," jelasnya.

 
(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved