Pembunuhan Bocah di Cilegon

Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah Cilegon Wajah Dilakban, Ada Berperan Jadi Eksekutor

5 Tersangka penculik dan pembunuh bocah APH asal Cilegon kini sudah ditangkap pihak kepolisian daerah Banten, Minggu (22/9/2024).Adapun kelima tersa

|
Editor: Moch Krisna
kolase/Youtube Tribunsumsel
Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah APH Asal Cilegon, Ditemukan Tewas Wajah Dilakban 

TRIBUNSUMSEL.COM -- 5 Tersangka penculik dan pembunuh bocah APH asal Cilegon kini sudah ditangkap pihak kepolisian daerah Banten, Minggu (22/9/2024).

Adapun kelima tersangka terdiri dari tiga orang wanita dan dua orang laki-laki.

Tiga orang wanita ditangkap bernama Rahmi, Saenah dan Emi.

Sedangkan dua laki-laki tersebut bernama Yayan dan Ujang.

Melansir dari Kompas.com, Minggu (22/9/2024) Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pandeglang AKP Hardi Meidikson Samula menyebut satu dari lima pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap balita perempuan insial APH (4) diketahui teman dari ibu korban.

"Tersangkanya kebetulan juga dikenal sama ibu korban, masih ada hubungan pertemanan. Kalau (hubungan) keluarga tidak ada," kata Hardi kepada wartawan di Mapolres Cilegon, Minggu (22/9/2024).

Hardi mengungkapkan, salah satu dari pelaku mengenal keluarga korban karena dahulu pernah bertetangga di Lingkungan Ciwaduk, Kota Cilegon.

Meski sudah tidak bertetangga, pelaku masih menjalin komunikasi dengan ibu korban.

"Dulu sempat tetangga tapi masih berhubungan sampai dengan saat sebelum kejadian (penculikan dan pembunuhan) tersebut di tanggal 17 Spetember 2024," ujar Hardi.

Hardi mengungkapkan, tim gabungan telah berhasil menangkap lima orang pelaku pada Sabtu (21/9/2024) di dua daerah di wilayah Cilegon dan Pandeglang.

Kelima tersangka memiliki perannya masing masing, ada yang membawa korban, eksekutor, dan membuang jasad korban di Lebak. Diduga motif penculikan dan pembunuhan tersebut adalah masalah utang piutang.  

"Sudah mengamankan lima tersangka, Baik itu tersangka yang langsung mengeksekusi anak tersebut atau yang juga membantu sampai dengan pembuangan lokasi di lebak," ungkap Hardi.

 Untuk motif, Hardi menyebut salah satunya masalah hutang piutang antara salah satu pelaku dengan ibu korban.

"Salah satunya seperti itu, terkait masalah hutang piutang," kata dia.

Hardi mengaku akan menyampaikan lebih detail dan terperenci kronologis kasus penculikan dan pembunuhan keji terhadap balita perempuan inisial APH tersebut saat rilis pada Senin (23/9/2024).

"Untuk motif dan lainnya nanti besok kita jelaskan semua lebih lengkap dan terperinci," tandas Hardi.

Beredar Video Interogasi Polisi

Kini setelah tertangkap, beredar video penangkapan salah satu tersangka pembunuh APH.

Polisi yang menginterogasi pelaku pun dibuat geram dengan tindakan sadis yang dilakukan terhadap bocah APH.

Melansir dari Tribunjakarta.com, dalam video terlihat pelaku menggunakan kaos biru.

Ia duduk di kursi paling belakang diduga hendak dibawa ke kantor polisi.

Di perjalanan, emak-emak tersebut diintrogasi polisi.

"Pernah punya anak gak? Pernah punya anak gak kamu?!!!!" teriak petugas polisi yang geram dengan aksi biadab pelaku.

Terduga pelaku tak menjawab apapun hanya mengangguk dan melihat ke bawah.

"Gak punya hati! Gimana kalau anak kamu yang begitu? Se*an kamu!" sambung petugas.

 "Lu pakein lakban? Apa yang lu lakban? Apa yang lu tempeleng?" kata petugas lagi.

"Giginya sampai rontok lu apain? Lu apain?" teriak petugas lagi.

Pelakunya hanya sedikit bicara dengan suara yang pelan.

Polisi tak berhenti mengintrogasi pelaku.

"Kamu dasarnya apa sih? Siapa yang nyuruh?"

"Yang nyuruh siapa, sebutin namanya, alasannya apa?" tanya polisi.

"Katanya tuh punya utang," kata pelaku.

"Berapa hutangnya," tanya polisi lagi.

"Rp 150 juta," jawabnya pelaku.

"Kamu diupah atau gimana, kok mau," tanya polisi.

"Dijanjiin sama si rahmi, dikasih Rp 50 Juta," tutur pelaku.

Kronologi APH Hilang

Seorang balita perempuan inisial APH di Cilegon, Banten, ditemukan tewas dalam kondisi wajah dilakban  pada Kamis (19/9/2024). 

APH ditemukan tewas di muara Pantai Cihara, Kabupaten Lebak tergeletak di antara bebatuan. 

APH merupakan asal Komplek BBS RT/RW 01/04 Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon.

Sebelum ditemukan tewas, APH hilang selama dua hari saat ditinggal sendirian di kamar kontrakannya pada Selasa (17/9/2024) siang. 

Arif, tetangga korban mengatakan balita tersebut hilang diduga diculik dari kediamannya. 

"Kejadian sekitar jam 1 siang, posisi si ibu lagi jemput suaminya untuk makan siang dan si anak berada di dalam rumah," ujarnya saat ditemui di rumah korban, Kamis (19/9/2024), dilansir dari Kompas.com.

Arif menyebut saat itu korban sedang bermain dan menggambar di kamar dengan kondisi rumah terkunci. 

"Tidak lama setelah ibunya pergi sekitar 5 hingga 10 menit si ibunya balik, ketika si ibunya balik, posisi si anak sudah tidak ada di dalam kamar," ungkapnya. 

Saat tahun APH tak ada di rumah, sang ibu pun panik dan memberitahu istri Arif yang sedang sakit di dalam rumah yang berada tepat di samping rumah korban. 

Arif mengatakan ada kabar yang mengatakan korban diculik oleh orang yang tak dikenal. 

"Diduga ada yang masuk, (mungkin diculik) karena termasuk rapi, soalnya pintu ditutup lagi," jelasnya.

Bahkan, kata dia, posisi korban keluar rumah sudah membawa sandal yang ada di depan rumahnya dengan posisi pintu rumah tertutup rapi. 

"ATM sama uang ngga diambil, (korban) hanya bawa handphone ibunya," jelasnya. 

Pada saat kejadian, Arif mengatakan ponsel yang dibawa sempat dilacak oleh polisi dan poisisinya berada di Jombang. 

"Di lacak GPS nya sempat berada di daerah Jombang, tidak lama setelah itu GPS nya hilang," tandasnya. 

Dua hari kemudian, saat Arif akan berangkat kerja pada Kamis (19/9/2024), ia mendengar ibu korban menangis cukup keras. 

Pada saat melihat di rumah korban, ibu dan ayah korban memberitahu kepadanya kalau anaknya telah ditemukan. 

"Katanya ada yang ngirim gambar anaknya sudah ditemukan di daerah Lebak, posisinya di laut, meninggal dunia," ungkapnya. 

Arif menyebut, orangtua korban meyakini foto yang dikirim itu merupakan anaknya. 

"Ibu korban yakin itu pakaian yang digunakan korban karena mungkin dia yang beli jadi tahu itu baju anaknya," tandasnya. 

Kapolsek Cilograng, Iptu Acep mengatakan jasad korban ditemukan di muara Sungai Cihara dengan kondisi wajah dilakban. “Ditemukan tergeletak di batu-batu dengan muka dilakban berwarna hitam,” kata Kapolsek Cilograng, Iptu Acep

Ibu Sempat Diteror

Hanifah, tetangga keluarga korban bercerita bahwa ibu korban, Amelia sempat bercerita bahwa ia menerima teror dan ancaman dari orang tak dikenal (OTK). 

"Sebelum APH hilang, mama APH (Amelia) sempet cerita ada yang menerornya sekitar sebulan sebelum penculikan," ujarnya kepada TribunBanten.com saat ditemui di rumah korban, Kamis (19/9/2024). 

Kala itu Amelia menelepon Hanifah dan bercerita keluarganya diteror orang tak dikenal melalui pesan Whatsapp. 

"Ancamannya lewat whatsapp, katanya mau nyulik APH mau cacatin (melukai keluarga korban) ibu sama bapak APH," jelasnya. 

Hanifah menyebut, ancaman itu diduga dikirim oleh salah satu pelanggan dari Amelia. 

Sehari-hari Amelia menjalankan usaha kredit barang dan sebelumnya telah menagih utang ke salah satu pelanggannya. 

"Kayanya sih masalah utang piutang HP. Mamah Aqila kan sering hutangin barang, istilahnya kredit barang," katannya. 

"Diduga yang ngirim pesan ancaman ini, mungkin sakit hati," imbuhnya. 

Namun, kata Hanifah, yang mengirim pesan whatsapp bukan orang yag diduga, melainkan orang suruhan 

"Soalnya pas ditanya, dianya (terduga pelaku) enggak ngaku kalau ngancem, tapi mama Aqila bilangnya enggak punya masalah lain selain itu," katanya. 

Menurut Hanifah, masalah teror tersebut sempat dilaporkan keluarga ke polisi dengan membawa sejumlah bukti. 

Namun laporan tersebut belum ada tanggapan dari polisi. 

"Masalah ancaman itu sudah lapor ke polisi, cuma enggak ada tanggapan sampai si korban hilang," ungkapnya. 

Setelah keluarga korban melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian, ancaman dan teror yang sering diterima keluarga korban sempat meredam. 

"Setelah itu sudah enggak ada kabar lagi tuh, enggak ada yang neror lagi. Terakhir sampai si Aqila ini hilang," jelasnya. 

Meski demikian, Hanifah mengaku hanya mendapatkan informasi sedikit dari Amelia. 

Ia mengaku sedih dan merasa berduka atas kehilangan korban. 

"Korban ini orangnya baik, ceria, mamanya juga baik, sering ajak main sama Aqila di sekitar sini," tandasnya. 

(*)

 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved