Mayat Siswi SMP di Kuburan Cina

Kasus Siswi SMP Tewas di Palembang Dibahas Saat Rapat DPR-Menteri, Minta Pemerintah Tanggung Jawab

Nadiem tampak serius menyimak informasi yang disampaikan Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda tersebut.

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
Polrestabes Palembang Saat Menunjukkan Bukti Terkait Kasus Pembunuhan AA Siswi SMP di Kuburan Cina Palembang, Rabu (4/9/2024). 

Bisa jadi tersangka melakukan itu karena coba-coba karena terlalu sering menonton video-video porno.

"Di Hp tersangka pasti menyimpan video porno. Mereka tidak punya pengalaman seksual, apa yang mereka tonton dengan seks yang sebenarnya itu berbeda. Mereka pasti coba-coba," ujar Diana, kepada Tribunsumsel.com, Jumat (6/9).

Berdasarkan keterangan polisi, tiga tersangka yakni MZ, NS, AS tak ditahan melainkan dibawa ke Balai Rehabilitasi. Sedangkan IS yang merupakan tersangka utama, tetap ditahan dan diproses hukum.

Menurutnya kedua cara itu pun belum tentu bisa menjadi efek jera bagi tersangka yang berstatus anak, ketika keluar menjadi berkelakuan baik.

"Ada dua kemungkinan kalau tersangka ditahan, pas keluar jadi bandit lagi karena berkumpul dengan terpidana lainnya di dalam penjara. Kalau seandainya RJ atau dibawa ke Balai Rehabilitasi, belum tentu menjamin juga jadi baik karena pola pengasuhan orangtua tersangka juga sudah salah. Anak-anak seperti mereka ini butuh penanganan khusus," tuturnya.

Terakhir ia menyarankan pemerintah Kota Palembang mengambil langkah preventif dengan cara memasang penerangan lampu penerangan, memasang CCTV di area tersebut serta membuat pengawasan.

"Supaya tidak ada lagi kejadian yang seperti ini terulang kembali," tutupnya. 

Ayah Kecewa

Safarudin ayah kandung AA (13) mengaku sempat lega ketika empat orang pelaku telah ditangkap polisi. Namun dia kembali merasakan suasana hati yang kacau ketika mendengar kabar kalau tiga pelaku rencananya tak ditahan, melainkan di bawa ke Balai/Panti Rehabilitasi.

Berdasarkan keterangan polisi, hanya IS (16) tersangka utama yang akan menjalani proses hukum, sedangkan tiga lainnya yakni MZ (13), NS (12), dan AS (12) akan dibawa ke panti rehabilitasi.

"Barulah lega pelakunya dapat. Ini saya sudah tenang, sudah enak, nah ini jadi kacau lagi sekarang pikiran," ungkap Safarudin, Jumat (6/9).
Semenjak tahu kalau putrinya ditemukan sudah tak bernyawa di area pemakaman Cina, Talang Kerikil, Safarudin bisa merasa tenang. Bahkan ia mengaku sulit tidur. 

"Pas kejadian di hari itu, aku gelisah terus. Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis. Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma dia yang ikut saya," katanya.

Ia sama sekali tak menerima ketika mengetahui kabar tiga pelaku tidak ditahan. Menurutnya, kendati tiga pelaku masih tergolong usia anak-anak, namun perbuatannya sangat tidak manusiawi.

"Kalau orang tiga itu pulang saya tidak setuju benar. Memang iya mereka anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh ," katanya.

Ia sangat berharap pihak kepolisian dapat memberikan hukuman yang sama bagi keempat pelaku. "Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja empat-empatnya hukuman setimpal," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved