Berita Musi Rawas
Setelah Wereng, Ribuan Burung Pipit Kini Serang Sawah Padi di Musi Rawas, Kini Terancam Gagal Panen
Selain hama wereng, hama burung pipit juga menghantui sejumlah petani padi di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumsel.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Selain hama wereng, hama burung pipit juga menghantui sejumlah petani padi di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumsel, khususnya di Kecamatan Tugumulyo.
Bahkan, para petani di Desa tersebut harus rela merogok koceknya lebih dalam, untuk menyelamatkan tanaman padinya dari serangan hama burung pipit tersebut.
Ruslan salah seorang petani di Desa F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo mengatakan, hama burung pipit tersebut biasanya akan lebih agresif saat pagi hari dan menjelang sore hari.
"Biasanya paling banyak turun itu pagi hari dan sore hari," kata Ruslan kepada Sripoku.com, Selasa (06/08/2024).
Ruslan mengatakan, berbagai cara dilakukan petani, untuk mengusir hama burung pipit tersebut, mulai dari memasang tali yang membentang, kemudian ada juga yang menunggunya, hingga dipasang jaring pengaman.
"Karena, kalau tidak diatasi, serangan hama burung pipit juga cukup fatal apabila tidak ditangani. Sebab, burungnya bukan hanya 10 atau 20 ekor, tapi ratusan bahkan kadang ribuan," ucapnya.
Untuk dirinya sambung Ruslan, ada dua upaya yang dilakukan yakni dengan memasang jaring diatas tanaman padi, kemudian memasang talu yang membentang ke beberapa sudut dan di sudutnya diberikan kaleng berisi batu.
"Sebenarnya lebih efektif di pasang jaring, karena burung tidak mau lagi turun. Tapi, karena sebagian padi ini sudah habis akibat wereng, jadi hanya dipasang tali saja," ungkapnya.
Ditambahkan Ruslan, untuk pemasangan jaring, dirinya harus mengeluarkan uang yang lumayan besar.
Sebab, harga jaring yang mencapai Rp65.000 per gulungnya dengan panjang sekitar 70 meter.
"Untuk 1 petak sawah ini saja habis 7 gulung jaring. Belum lagi ditambah dengan tali tambang kecil, yang harganya Rp15.000 per gulungnya. Jadi lumayan biayanya, makanya yang sisa wereng, tidak dipasang jaring," jelasnya
Baca juga: Opak Jadi Bisnis Andalan Yuni IRT di Musi Rawas, Bahan Mudah Didapat dan Tak Kesulitan Cari Pembeli
Baca juga: Cerita Mbah Inah Warga Musi Rawas Tetap Setia Produksi Tiwul, Makanan dari Singkong Pengganti Nasi
Sementara itu, Herman yang juga petani yang sama mengaku, memang untuk saat ini ada beberapa serangan hama yang saat ini menghantui para petani padi di desanya.
"Pertama hama wereng, sudah ada tanaman padi di Tugumulyo yang mati, tapi untuk disini belum banyak. Kedua, burung pipit ini, populasinya yang sangat banyak kalau lagi kumpul," katanya.
Untuk dirinya, hanya memasang tali yang membentang ke beberapa sudut, yang kemudian di ujungnya diberikan kaleng minuman bekas dan didalamnya diberikan batu.
"Jadi kalau ditarik, ada bunyinya. Memang, meski sudah dipasang harus ditunggu, kalau tidak ya percuma," jelasnya.
| Bawa Ekstasi, IRT di Musi Rawas Ditangkap di Tenda Hajatan, Sempat Ada Perlawan Dari Sejumlah Warga |
|
|---|
| Terpidana Kasus Korupsi SPH Ijin Perkebunan di Musi Rawas Bayar Pidana Denda Rp500 Juta |
|
|---|
| Diburu Polisi Usai Curi Buah Sawit Milik Perusahaan, Pria di Musi Rawas Ditangkap di Rumahnya |
|
|---|
| Tampang Jambret HP Milik Wanita Muda di Musi Rawas, Penadahnya Ikut Ditangkap Polisi |
|
|---|
| Kantor MTs Muhamadiyah di Musi Rawas Dibobol Maling, Sejumlah Barang Hilang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.