Karhutla di Sumsel

46 Hektare Lahan di Musi Banyuasin Terbakar, Sudah Lakukan 65 Kali Water Bombing Dengan 2 Helikopter

Jika data sebelumnya dampak yang terjadi seluas 15 hektare, kini hingga Minggu (21/7) naik menjadi 46 hektare. 

Penulis: Fajri Ramadhoni | Editor: Slamet Teguh
Handout
Tim gabungan ketika memadamkan karhutlah pada lahan gambut di Kecamatan Bayung Lencir Musi Banyuasin 

TRIBUNSUMSEL.COM, SEKAYU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) mencatat kasus Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di wilayah Bayung Lencir kian meluas. 

Jika data sebelumnya dampak yang terjadi seluas 15 hektare, kini hingga Minggu (21/7) naik menjadi 46 hektare. 

Kalaksa BPBD Muba, Pathi Riduan mengatakan, lahan yang terbakar di wilayah itu terjadi sejak Jumat (19/7) lalu atau sudah tiga hari. Bertambahnya luasan lahan yang terbakar tersebut karena jenis tanahnya gambut yang cukup tebal.

"Hingga saat ini penyebab pasti lokasi itu terbakar masih dalam penyelidikan. Lahan yang terbakar di Desa Medak status kepemilikannya milik lahan masyarakat. Vegetasi yang terbakar semak belukar, pakis, gelam dan tanaman sawit. Kondisi saat ini sudah padam," ujarnya Senin (22/7/2024).

Kendati kondisi saat ini sudah padam, tim gabungan tetap melanjutkan upaya pemadaman dan pendinginan dengan pompa mekanis. Pemadaman dilakukan sejak terjadinya kebakaran dengan melibatkan tim gabungan yang berasal dari Personel TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, pihak kecamatan, RPK PT TPJ, KPH Lalan Mendis, KMPA Bromo Sakti dan KMPA Sinar Medak.

"Tim mengandalkan sumber air kanal untuk pemadaman. Pembuatan sekat bakar juga sudah 100 persen dilakukan untuk mengantisipasi agar api tidak menyeberang ke lahan lainnya," ungkapnya.

Baca juga: 30 Hektare Lahan Gambut di Bayung Lencir Muba Terbakar, Petugas Masih Berusaha Keras Padamkan Api

Baca juga: BESOK Pemadaman Listrik di Palembang, Banyuasin & Muba Dampak Pemeliharaan Jaringan, Ini Wilayahnya

Pathi menambahkan, kemarin sudah dilakukan 65 kali water bombing di wilayah itu menggunakan dua helikopter dari Sinarmas.

Kemudian melalui darat, sudah dikerahkan lima unit mobil angkut, 20 unit roda dua, 8 unit ekskavator dan mesin pompa pemadam. 

"Kita terkendala lokasi yang cukup jauh, bahkan sepeda motor sulit untuk masuk, beberapa personel jalan kaki," bebernya.

Ia menjelaskan, kondisi lahan di Muba di musim kemarau sangat rentan terhadap Karhutla karena hotspot yang terus bermunculan.

Meningkatnya titik panas itu juga sesuai dengan prakiraan BMKG yang menyebut musim kemarau akan terjadi sejak akhir Juli hingga Agustus mendatang.

"Kita mengimbau seluruh pihak tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dapat mengakibatkan Karhutla di musim kemarau. Kita juga tak henti mengingatkan ke masyarakat tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat, percikan apinya mudah menyulut," imbaunya. 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved