Berita Palembang

Sopir Ancam Mogok Karena Jadwal Operasional Truk Keluar Pelabuhan Boom Baru Palembang Dipersingkat

Khususnya jam operasional truk keluar dari pelabuhan Boom Baru yang direncanakan akan dipersingkat dari jam operasional yang telah ditetapkan sebelumn

Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Hartati
Truk parkir di jalan Noerdin Pandji Kebun Sayur menunggu jam masuk kota ke pelabuhan Boom Baru - Sopir Ancam Mogok Karena Jadwal Operasional Truk Keluar Pelabuhan Boom Baru Palembang Dipersingkat. 

Edy mengatakan pembatasan jam operasional truk selama ini sudah menuai protes dari sopir karena mereka yang biasanya bisa kejar target narik dua kali kini hanya bisa sekali angkut barang dan kurang efektif yang juga berujung pada berkurangnya pendapatan sopir.

Dari sisi pengusaha juga rugi karena harus mengeluarkan biaya tambahan menanggung makan sopir yang lebih karena mereka harus menunggu jam operasional.

Selain itu juga sopir juga lelah karena tidak ada tempat istirahat dan malam harus berebut dengan sopir lainnya bongkar muat di pelabuhan.

"Sama seperti air kalau dibendung dan tiba-tiba dibuka maka akan tumpah dan berebut, begitu juga ini saat jam masuk kota dibuka maka truk akan berebut ke pelabuhan untuk bongkar muat, sehingga menimbulkan kendala baru, sebaiknya diatur lagi jam operasionalnya misalnya diperbolehkan melintas lebih lama tapi saat jam macet ditempatkan petugas yang mengatur lalu lintas agar operasional logistik lancar tapi juga tidak menghambat lalu lintas," harap Edy.

Edy mengatakan Asosiasi sopir Boom Baru sudah sejak bulan lalu mengancam mogok kerja dengan tidak akan narik lagi karena mereka lelah dan tidak tahan dengan aturan jam operasional.

Mereka lelah dan habis waktu menunggu jam operasional, sedangkan saat malam hari mereka lelah dan mengantuk karena masih harus antre bongkar muat di pelabuhan karena harus berebut dengan ratusan truk lainnya yang akan bongkar muat.

"Salah satu penyebab insiden kecelakaan karena sopir lelah menunggu jam operasional masuk kota dan tidak ada tempat istirahat dan harus berebut antre bongkar muat saat malam hari karena truk yang bongkar muat di pelabuhan dan gudang itu lebih dari 500 truk per hari," jelas Edy.

Kita akan berkoordinasi dengan Pemkot mencari solusi yang sama-sama baik bagi pengusaha, pemerintah dan masyarakat dan sopir karena Aptrindo juga mendukung program pemerintah namun harus dilibatkan dalam menyusun kebijakan.

Sopir memberi ultimatum hingga akhir Juni mengikuti aturan jam operasional, jika sampai Juli tidak ada perubahan maka mereka akan mogok kerja dan imbasnya logistik tidak bisa terkirim, proses ekspor impor juga akan terganggu.

Menanggapi ancaman sopir itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Palembang, Agus mengatakan keputusan yang akan diambil Pemkot akan ditetapkan dalam rapat bersama forum lalu lintas bulan ini.

Sebab aspek keselamatan juga aspek ekonomi, keduanya harus sama-sama seimbang jangan ada yang dirugikan.

"Nanti akan ada forum lalu lintas dan kita putuskan bersama kebijakannya dengan melibatkan semua pihak terkait sehingga memberikan semua solusi dari masalah yang ada," ujar Agus, Selasa (11/6/2024).

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved