Idul Adha

Makna Hari Idul Adha Bagi Jemaah Haji di Tanah Suci dan Umat Islam di Tanah Air, Berikut Amalannya

Bagi umat muslim yang tidak berhaji, Hari Raya Idul Adha dapat melakukan amalan berikut ini, tujuannya mendekatkan diri kepada Allah

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Makna Hari Idul Adha Bagi Jemaah Haji di Tanah Suci dan Umat Islam di Tanah Air, Berikut Amalannya. 

Bagi umat muslim yang tidak berhaji, Hari Raya Idul Adha dapat melakukan amalan berikut ini, tujuannya mendekatkan diri kepada Allah

1.   Puasa arafah.

Amalan pertama yang bisa kita lakukan adalah melaksanakan puasa pada hari ke delapan dan kesembilan bulan zulhijjah, bahkan banyak juga dikalangan para ulama menganjurkan puasa mulai masuk tanggal satu Zulhijjah.Puasa arafah merupakan puasa sunnat yang berkaitan dengan kegiatan ibadah haji.

Dalam sebuah hadis dikatakan nabi Muhammad Saw bahwa haji adalah arafah, artinya kegiatan ibadah haji tidak sah kalau tidak wukuf di padang Arafah, karena ia merupakan rukun haji yang wajib ditunaikan oleh para jama’ah haji.

Bagi kita yang tidak berhaji tahun ini di sunnat untuk melaksanakan puasa khususnya pada tanggal 8 dan tanggal 9 zulhijjah, bila itu belum bisa kita laksanakan paling tidak kita imsak (menahan tidak makan dan minum) mulai terbit fajar sampai selesai shalat i’dul adha, tegas Penceramah.

Karena banyak hikmah dan fadhilah dari puasa arafah tersebut termasuk diantaranya Allah akan mengampuni dosa hambanya yang lalu dan dosa yang akan datang.paparnya lebih jauh.

2.   Melaksanakan Takbir.

Takbir pada malam hari raya i’dul adha hukumnya sunnat, dan itu adalah bagian dari syiar Islam, kita umat Islam dianjurkan untuk melakukan Takbir mulai waktu subuh tanggal 10 Zulhijjah dan berakhir pada waktu ashar tanggal 13 Zulhijjah, atau selama hari tashrik.

Takbir pada masa i’dul adha lebih lama dibandingkan pada masa i’dul fitri. Takbir pada i’dul adha berkaitan dengan pelaksanaan haji yaitu berlangsung selama ayyamu tasyri (hari tasyrik) yaitu hari kesebelas, kedua belas dan ketika belas zulhijjah, sementara takbir pada i’dul fitri  berakhir sampai shalat i’dul fitri saja.

3.   Melaksanakan shalat i’dul adha

Shalat i’dul adha juga bagaian dari rangkaian ibadah yang bisa dilakukan dimana saja. Shalat i’dul Adha bisa di masjid, mushalla di tanah lapang, atau aula hotel dan sebagainya. Pelaksanaan shalat i’dul adha biasa dilakukan secara berjema’ah dan dibarengi dengan khutbah i’dul adha oleh Khatib.

4.   Berqurban.

Ibadah qurban sangat dianjurkan dalam Islam bagi mereka yang mempunyai kelapangan rezki. Dalam sebuah hadis dikatakan Nabi Muhammad Saw, “barangsiapa yang mempunyai kelapangan rezki tetapi tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami” betapa ibadah qurban merupakan ibadah yang berdampak terhadap kepentingan sosial.

Rezeki yang diberikan oleh Allah, harus dibagi dan dinikmati oleh orang-orang yang membutuhkan. Banyak saudara-saudara kita yang muslim jarang menikmati makan daging dengan gratis. Tetapi di hari raya i’dul qurban, hampir dipastikan semua kaum muslim dan muslimat akan menikmati makan daging qurban dari saudara-saudara muslim yang diberikan Allah kelapangan rezeki. 

              

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved