Kebudayaan Sebagai Sumber Daya Pembangunan

Peningkatan dimensi ekonomi budaya memiliki nilai berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan sebesar minus 0,31.

Editor: Sri Hidayatun
Dokumentasi BPK Wilayah VI
Penampilan Tari Tanggai dalam pembukaan Pameran Warisan Budaya Sumatera Selatan (25/11/2023). Kegiatan kebudayaan dapat memberikan efek berganda bagi kehidupan sosial ekonomi wilayah sekitar, terutama bagi para seniman dan budayawan. 

Data lain juga memperlihatkan bahwa masa tinggal pengunjung domestik pada pelaksanaan Artjog itu meningkat dari 2,01 hari  menjadi 4,08 hari.

Peningkatan perekonomian akan terlihat sangat tinggi lagi jika ditinjau dari efek berganda dari pelaksanaan kegiatan ini.

Secara keseluruhan, penyelenggaraan Artjog berkontribusi sekitar 3,4 triliun atau 2,28 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) DIY tahun 2021.

Jika menilik dampak yang sangat besar dari kegiatan seni ini, maka sangat memungkinkan bagi pemerintah daerah lainnya, khusus di Provinsi Sumatera Selatan untuk membuat gerakan serupa yang bisa memutar roda perekonomian dari ekosistem seni budaya.

Kajian dampak juga perlu dilakukan untuk mendapatkan data pendukung guna menunjang tindak lanjut program ini di masa depan.

Daya lenting

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tentu pernah mempunyai contoh kegiatan olahraga nasional dan internasional di daerah ini yang dampak ekonominya terlihat luar biasa.

Ditambah lagi, infrastruktur juga dibangun untuk menunjang kegiatan besar itu dan bermanfaat hingga kini.

Mentalitas warga pun akan terlihat menjadi lebih baik, karena harus menunjukkan keramahtamahan sebagai kota ramah pengunjung.

Diharapkan, dengan seringnya berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai daerah, karakter berperilaku ramah akan menjadi kebiasaan baik di tengah masyarakat kita.

Interaksi yang intens juga  akan memunculkan peluang berupa ide bisnis yang lebih beragam. Kondisi ini tentu akan berimplikasi pada meningkatnya perekonomian masyarakat dan daerah.

Dalam laporan Unesco dalam Re|Shaping Policies for Creativity edisi ketiga bertajuk ” Addressing Culture as a Global Public Good” disebutkan, sektor budaya dan ekonomi kreatif menyumbang 3,1 persen dari produk domestik bruto global dan 6,2 persen dari seluruh lapangan kerja.

Mengacu hal itu, budaya sebagai milik publik tentu harus dihargai dan dilestarikan agar memberi daya guna bagi generasi saat ini dan generasi di masa depan.

Saat ini, Indonesia telah dikenal sebagai negara adidaya budaya seperti yang disampaikan Unesco dalam sidang negara-negara anggota tahun 2017.

Ini menunjukkan bahwa negara ini sangat kaya dengan sumber daya budaya yang bernilai tinggi dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya yang mendukung program pembangunan negara.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved