Kebudayaan Sebagai Sumber Daya Pembangunan

Peningkatan dimensi ekonomi budaya memiliki nilai berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan sebesar minus 0,31.

Editor: Sri Hidayatun
Dokumentasi BPK Wilayah VI
Penampilan Tari Tanggai dalam pembukaan Pameran Warisan Budaya Sumatera Selatan (25/11/2023). Kegiatan kebudayaan dapat memberikan efek berganda bagi kehidupan sosial ekonomi wilayah sekitar, terutama bagi para seniman dan budayawan. 

Namun, dengan mengambil akar budaya yang sudah hidup berurat akar di tengah masyarakat, maka upaya penjagaan hutan ini jauh lebih efisien dan berhasil guna.

Anggaran untuk pelestarian hutan pun dapat dipergunakan untuk kegiatan di sektor lain yang lebih membutuhkan.

Pada aspek lingkungan lainnya, melalui pengalaman dan adaptasi ribuan tahun, masyarakat telah mengembangkan kemampuan bercocok tanam, menyimpan pangan, dan pengolahan pangan yang berkelanjutan sesuai keunikan ekosistem setempat.

Pemanfaatan teknik pertanian tradisional yang ramah lingkungan, seperti subak di Bali, merupakan contoh bahwa irigasi pun dapat dikelola secara berkelanjutan dengan pendekatan warisan budaya berupa pengetahuan masa lampau yang dimulai dari menjaga sumber air, hingga mengalirkan secara merata ke penjuru lahan pertanian yang membutuhkan.

Semua proses ini sehat dan menyehatkan dibandingkan cara-cara pengolahan makanan modern yang sarat dengan bahan-bahan penopang yang cukup mengkhawatirkan untuk kesehatan manusia saat ini.

Signifikansi ekonomi

Pada bidang lainnya, kebudayaan juga dapat memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian, khususnya melalui seni.

Aktivitas seni dapat meningkatkan perputaran uang, penyerapan tenaga kerja, dan pendapatan negara.

Pada saat suatu pagelaran seni dipertunjukkan, banyak aktivitas bisnis yang berlangsung di seputar perhelatan tersebut seperti penjualan tiket pagelaran, biaya sewa gedung pertunjukan beserta perlengkapannya, penyewaan pakaian, hingga biaya para pemain dan pendukungnya.

Selain itu, geliat aktivitas ekonomi juga akan menyertai aktivitas seni tersebut seperti pedagang kuliner, pedagang cenderamata, parkir kendaraan, hingga penjaga keamanan.

Jika semua nilai itu dihitung, maka pagelaran sebuah karya seni akan menghasilkan efek berganda bagi perekonomian.

Memang, perlu sebuah studi tersendiri untuk menunjukkan geliat ekonomi yang diperoleh dari beberapa festival budaya yang pernah dilaksanakan selama ini.

Kajian perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa kegiatan budaya bukan hanya sekadar menghabiskan anggaran pemerintah, tapi mempunyai nilai dalam mendorong pergerakan perekonomian yang lebih besar untuk suatu daerah.

Contoh berikut dapat ditiru untuk menjadi acuan kajian dampak kegiatan seni pada pergerakan perekonomian.

Hasil penelitian studi dampak ekonomi Artjog 2022 terhadap perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dilakukan Ike Janita Dewi dan Tri Subagya menunjukkan bahwa aktivitas belanja pengunjung dari luar DIY meningkat 3-4 kali lipat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved