Sumur Migas Pertamina Bocor

Warga Sesak Nafas dan Was-was, Sudah Enam Hari Semburuan Gas di Desa Curup PALI Belum Juga Teratasi

Hal tersebut terjadi setelah terjadi kebocoran sumur Pertamina EP (PEP) Adera Field disebrang Sungai Lematang.

Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Apriansyah Iskandar
Warga Sesak Nafas dan Was-was, Sudah Enam Hari Semburuan Gas di Desa Curup PALI Belum Juga Teratasi 

Laporan wartawan Sripoku.com Apriansyah.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALIWarga yang berada di desa Curup Kecamatan Tanah Abang Kabupaten PALI  kini tengah was-was.

Hal tersebut terjadi setelah terjadi kebocoran sumur Pertamina EP (PEP) Adera Field disebrang Sungai Lematang.

Bahkan, sudah memasuki hari keenam, semburan gas ini juga belum teratasi.

Semburan Gas yang keluar dari bocor nya sumur Migas tidak aktif (suspended) RJA-54 yang berlokasi di Desa Curup Kecamatan Tanah Abang, yang terjadi sejak Selasa pagi (12/3/2024) sekitar pukul 09.00 Wib, membuat warga khawatir dan ketakutan.

Dampak dari semburan tersebut, warga tidak bisa melakukan aktivitas penambangan pasir sungai maupun aktivitas perkebunan di sekitar lokasi titik semburan.

Bau gas tercium dari jarak 100 meter dan suara bising terdengar pada jarak 200 meter serta penampakan gas begitu pekat terjadi mulai pukul 6 sore sampai dengan pukul 7 pagi.

"Aktivitas kita terganggu, sudah 6 hari ini tidak bisa nambang pasir, karena dilarang mendekati titik lokasi semburan," ujar Yohan warga Desa Curup yang sehari-harinya bekerja menambang pasir di Sungai Lematang, Minggu (17/3/2024).

Yohan juga mengatakan, akibat semburan gas beracun tersebut membuat warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi takut jika terjadi ledakan.

Selain itu beberapa warga yang rumahnya hanya berjarak 200 meter dari lokasi mengalami sesak nafas, karena gas turun lebih pekat pada malam hari ke pemukiman warga sekitar.

"Dari jam 6 sore sampai jam 7 pagi, gas lebih pekat seperti kabut menyelimuti sungai Lematang dan disekitar rumah warga, "ungkapnya.

Yohan berharap Pertamina memberikan Kompensasi, karena warga yang bekerja menambang pasir dan pemilik kebun disekitar lokasi hilang mata pencaharian nya.

Begitu juga apa yang dikatakan oleh Aam penambang pasir lainnya yang mengaku resah karena semburan gas tersebut belum teratasi sampai saat ini.

"Kami mencari disitulah (nambang pasir), terganggu selama berapa hari ini, mau ke tengah sungai takut juga, kalau beracun gas ini, dengan bau menyengat ditutupi handuk masih tembus, bikin nafas sesak, tapi kalau batuk- batuk belum,"tuturnya.

Nurlaila ibu rumah tangga yang rumahnya tepat berada dipinggir sungai Lematang dan hanya berjarak sekitar 150 meter dari lokasi, juga mengaku mengalami sesak nafas dikarenakan gas yang turun lebih pekat dimalam hari.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved