Berita Musi Rawas

Per Januari 2024, Jumlah Kasus DBD di Musi Rawas Berjumlah 26 Kasus

Dikatakan Renaldi, di Januari 2024 kemarin, total ada 26 kasus baru DBD. Sedangkan di bulan Februari, belum ada laporan masuk, penambahan kasus baru.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Sri Hidayatun
Eko Mustiawan/Sripoku.com
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Rawas, Renaldi. 

TRIBUNSUMSEL.COM,MUSIRAWAS- Sepanjang Januari 2024, tercatat ada sebanyak 26 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Musi Rawas (Mura) Sumsel.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Mura, Renaldi mengatakan, dibanding bulan sebelumnya di 2023 lalu, bulan Januari 2024 terjadi peningkatan kasus DBD.

"Naik kalau dibanding bulan sebelumnya," kata Renaldi kepada Sripoku.com, Senin (05/02/2024). 

Dikatakan Renaldi, di Januari 2024 kemarin, total ada 26 kasus baru DBD. Sedangkan di bulan Februari, belum ada laporan masuk, penambahan kasus baru.

"Bulan ini belum ada. Kalau bulan kemarin paling banyak di wilayah Puskesmas C Nawangsasi ada 7 kasus, yang lainnya dibawah 5 kasus," jelas Renaldi. 

Hanya saja lanjut Renaldi, dari jumlah kasus tersebut, semuanya sudah ditangani dengan baik, sehingga tidak terjadi kejadian luar biasa (KLB) atau kasus meninggal dunia karena DBD

"Alhamdulillah, semuanya sudah ditangani, sehingga tidak ada yang KLB, bahkan jauh, karena gejalanya yang dialami pasien DBD hanya demam biasa saja " ucap Renaldi.

Baca juga: 4 Penderita DBD di Banyuasin Meninggal Dunia Januari 2024, Dinkes Galakkan PSN 3M Plus

Baca juga: Data Kasus DBD di Sumsel Selama Januari 2024, Total 754 Kasus, 7 Meninggal Dunia

Ditambahkan Renaldi, peningkatan kasus DBD tersebut terjadi lantaran, di bulan Januari lalu, intensitas hujan yang terjadi cukup tinggi, bahkan ada beberapa wilayah yang terendam banjir. 

"Kemarin kan musim hujan, jadi banyak tempat-tempat genangan air, yang menjadi datang nyamuk. Ditambah lagi ada banjir, sehingga kasus DBD juga ikut naik trendnya," ungkap Renaldi. 

Selain melakukan penanganan terhadap pasien DBD sambung Renaldi, pihaknya juga sudah melakukan upacara pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk. 

"Selain itu, petugas kesehatan melalui Puskesmas masing-masing juga sudah diintruksikan untuk melakukan deteksi dini, sehingga ketika ada warga yang memiliki gejala yang mengarah ke DBD bisa langsung ditangani," tegas Renaldi.

Renaldo juga berharap agar masyarakat secara aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan mengaktifkan kader 1 rumah 1 Jumantik atau pemantau jentik.

Sebab, jika itu berjalan, bisa menekan kasus DBD. Sedangkan untuk kegiatan fooging, itu hanya dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa yang sudah terinfeksi virus dengue.

"Tapi dengan menjaga kebersihan lingkungan terutama tempat yang bisa menampung air, dibersihkan. Maka kasus DBD bisa ditekan," tutupnya. 

Baca berita menarik lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved