Berita Palembang
Data Kasus DBD di Sumsel Selama Januari 2024, Total 754 Kasus, 7 Meninggal Dunia
Menurutnya, kasus DBD pada Januari 2024 ini lebih tinggi di bandingkan bulan sebelumnya.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Sri Hidayatun
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel di bulan Januari 2024 ada 754 kasus DBD di Sumsel.
"Data kasus DBD yang masuk ke Dinkes Sumsel sebanyak 754 kasus, dan yang meninggal 7 orang," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumsel, Muyono, Rabu (31/1/2024).
Menurutnya, kasus DBD pada Januari 2024 ini lebih tinggi di bandingkan bulan sebelumnya.
Dimana pada bulan Desember 2023 ada sebanyak 499 kasus DBD di Sumsel.
Sebanyak 754 kasus DBD tersebut tersebar di 17 Kabupaten/Kota, tertinggi masih di Palembang sebanyak 131 kasus DBD dan tiga meninggal. Kemudian Musi Banyuasin ada 105 kasus DBD dan Ogan Ilir 99 kasus DBD.
Lalu di Ogan Komering Ulu sebanyak 86 kasus, Ogan Komering Ilir sebanyak 11 kasus, Muara Enim sebanyak 43 kasus, Lahat sebanyak 31 kasus, Musi Rawas sebanyak 13 kasus, Banyuasin 25 kasus dan meninggal dua kasus.
Kemudian, OKU Selatan sebanyak 37 kasus dan dua meninggal. OKU Timur sebanyak 31 kasus, Ogan Ilir sebanyak 99 kasus, Empat Lawang sebanyak 9 kasus, Prabumulih sebanyak 74 kasus, Pagar Alam sebanyak 16 kasus, Lubuklinggau sebanyak 11 kasus, Pali sebanyak 17 kasus, dan Muratara sebanyak 15 kasus.
"Untuk yang meninggal dunia akibat DBD ada di daerah Banyuasin 2 orang, OKU Selatan 2 orang dan Palembang 3 orang meninggal dunia, jadi total 7 orang yang meninggal dunia karena DBD," katanya.
Baca juga: 4 Penderita DBD di Banyuasin Meninggal Dunia Januari 2024, Dinkes Galakkan PSN 3M Plus
Baca juga: Kasus DBD Meningkat, Dinkes Muara Enim Lakukan Penyelidikan Epidemiologi Hingga Fogging
Menurutnya, hal-hal yang dilakukan Dinkes Sumsel untuk upaya pencegahan DBD seperti telah memberikan bantuan ke seluruh Kabupaten/Kota di Sumsel berupa Zeta Sipermethrin sebanyak 1.800 liter, Temegard sebanyak 49.500 sachet dan Abate 5.400 kg juga RDT DBD Combo sebanyak 500 box.
"Bukan hanya itu saja kita juga sudah memberikan bantuan fogging, namun sifatnya fogging ini hanya membunuh nyamuk yang besar," katanya.
Menurut Muyono, Dinkes Sumsel pada Januari ini sudah memberikan surat edaran sebanyak dua kali ke Kabupaten/Kota dalam mengantisipasi menghadapi peningkatan kasus DBD.
Perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan menjadikan salah satu penyebab DBD, juga selain itu karena adanya tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.
"Nyamuk Aedes Aegtypti ini berkembang di air yang tidak tersentuh dengan tanah artinya ada di tempat penampungan air, juga di dedaunan," jelasnya.
Selain itu, untuk pengendalian DBD jug melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras bak mandi, penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air juga memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
"Masyarakat juga diimbau untuk bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing," katanya.
Baca berita menarik lainnya di google news
7 Bulan Jadi DPO, Eman Layo Pelaku Penyiraman Air Keras di Palembang Akhirnya Tertangkap |
![]() |
---|
Tingkatkan Efisiensi, Perumda Tirta Musi Bakal Fokus Turunkan Kebocoran Air |
![]() |
---|
Alung Anggota DPRD Sumsel Dukung Usulan Cak Imin, Gubernur Ditunjuk Pusat, Walikota-Bupati oleh DPRD |
![]() |
---|
BPS Sebut Jumlah Warga Miskin di Sumsel Turun 29 Ribu Orang dalam 6 Bulan, ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Koperasi Merah Putih Sukodadi Palembang Sukses Raih Omzet Jutaan Perhari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.