Kemaluan Bocah Terpotong

Kondisi Terkini Bocah Alat Vitalnya Terpotong Saat Sunatan Massal, Mulai Kesulitan Buang Air Kecil

Kondisi bocah 8 tahun yang alat vitalnya terpotong saat mengikuti sunatan Massal di Kabupaten Lahat kini mulai mengalami kesulitan buang air kecil

TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN
Korban terpotong alat vitalnya bersama sang ayah saat membuat pengaduan di Polda Sumsel. Kini korban mengalami kesulitan buang air kecil 

Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Lahat, Dapi VI meliputi wilayah Tanjung Sakti Pumi, Barmawi menuturkan sudah mendengar adanya peristiwa tersebut.

Namun untuk kebenarannya, ia belum bisa memastikanya.

"Saya sudah dapat kabar tersebut. Nah rencana Sabtu-Minggu kemarin ingin menemui kepala Puskesmas untuk mendapatkan klarifikasi. Namun, yang bersangkutan masih umroh sehingga saya belum mendapatkan informasi utuh, " Ujar politisi Partai Demokrat ini. 

Ditambahkan Barmawi, jika memang kejadian tersebut benar terjadi hingga menyebabkan bagian sensitif korban terpotong hal itu sangat memperihatinkan dan sangat merugikan korban dan keluarga.

Tentunya pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan Harus bertanggungjawab. 

"Kita akan tunggu dahulu kepala Puskesmas untuk mendapatkan klarifikasi terkait hal itu. Ya tentu kita akan panggil setelahnya. Kalau hal ini benar kenapa bisa terjadi?, " ujarnya. 

Sebelumnya, korban mengikuti khitanan massal yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat pada 17 Oktober 2023.

Kini keluarga korban bersama kuasa hukum telah mengadukan oknum bidan dan mantri yang mengkhitan korban ke Ditreskrimsus Polda Sumsel. 

"Ketika ikut sunatan massal rupanya alat kelamin anak klien kami terpotong, kami akan melakukan upaya hukum, ini yang mau kami laporkan Bidan dan Mantrinya, " ujar Fitriadi usai membuat aduan ke Ditreskrimsus Polda Sumsel, Rabu (29/11/2023). 

Oknum bidan dan mantri yang menangani korban langsung memberitahu kepada ayah korban bahwa alat vital korban sedikit terpotong tetapi bukan sebuah masalah besar.

"Memang ada bagian yang terpotong tapi disampaikan kepada klien kami bahwa itu bukan masalah besar, " katanya. 

Lalu pada malam harinya korban mengalami pendarahan pada kemaluannya yang membuat keluarga mempertanyakan hal ini kepada pihak penyelenggara khitanan massal. 

"Terlapor sempat melakukan komunikasi ke pak Alex (ayah korban) sampai sejauh ini perkembangannya belum diberi tahu informasi selanjutnya, " katanya. 

Untuk saat ini kondisi psikologis korban kerap kerap menyendiri dan lebih tempramental. 

"Psikologisnya terganggu. Serta ketika hendak melakukan buang air kecil mengalami gangguan karena ujung kemaluannya tidak ada lagi, " sambungnya. 

Keluarga korban dan kuasa hukum sempat berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa lebih lanjut, namun ternyata kemaluan korban tak bisa disambung lagi. 

Untuk saat ini pihaknya telah membuat aduan ke Ditreskrimsus Polda Sumsel dan segera membuat laporan tertulis.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved