Berita Palembang

Titik Panas Karhutla Turun Naik, TMC di Sumsel Diperpanjang Hingga 4 November

Titik panas karhutla turun naik, Pemprov Sumsel kembali memperpanjang TMC sebagai upaya penanganan karhutla.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Titik panas karhutla turun naik, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan kembali memperpanjang TMC sebagai upaya penanganan karhutla hingga 4 November 2023, Jumat (27/10/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kembali memperpanjang Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), sebagai upaya untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"TMC diperpanjang hingga 4 November 2023," kata Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni saat diwawancarai usai menghadiri Kadin Sumsel Expo 2023 di PSCC, Jumat (27/10/2023).

Menurutnya, untuk Karhutla ini titik panas nya memang masih fluktuatif turun naik. Untuk itu Pemprov Sumsel terus berupaya semaksimal mungkin untuk penanganan Karhutla.

"Upaya yang dilakukan seperti TMC, penambahan personel, melakukan pemadaman darat, dan udara yang masih terus dilakukan. Bersyukur sudah ada hujan," katanya

Untuk itu, dengan TMC diharapkan akan semakin memperbesar potensi hujan yang ada. Terlebih berdasarkan prediksi BMKG diakhir Oktober hingga awal November potensi awan penghujan tinggi.

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Tradisional Palembang Naik Sepekan Terakhir, Rawit Setan Rp 65 Ribu per Kg

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahnbana menambahkan, atas instruksi dari Pj Gubernur Sumsel untuk berkoordinasi dengan BNPB untuk mintak diperpanjang TMC.

"Alhamdulillah diberikan perpanjangan TMC hingga 4 November 2023. Potensi awan penghujan pada akhir hingga awal November besar, prediksi hampir 70 persen," ungkapnya

Menurutnya, TMC akan dilakukan di wilayah yang berpotensi ada awan hujan. Untuk TMC akan dilakukan satu sampai tiga kali sortir, melihat potensi awan yang ada. Untuk sekali penyemaian (sortir) ditebar 1.000 kg atau 1 ton garam.

Iqbal menambahkan, sebelum dilakukan penyemaian garam, dilakukan penebaran
kapur tohor aktif atau Kalsium Oksida (CaO) yang ditaburkan di gumpalan asap. Kapur tohor aktif ini diyakini mampu menghilangkan asap yang disebabkan Karhutla. Setelah itu baru disemaikan garamnya.

"Untuk helikopter untuk waterbombing ada enam dan untuk patroli ada dua. Lalu untuk TMC ada satu," katanya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved