Berita PALI

Diguyur Hujan Deras 1,5 Jam Rabu Sore, Kabut Asap Dampak Karhutla Masih Selimuti PALI

Diguyur hujan deras selama 1,5 jam pada Rabu (18/10/2023) kemarin sore, kabut asap dampak karhutla masih menyelimuti PALI.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/APRIANSYAH ISKANDAR
Diguyur hujan deras selama 1,5 jam pada Rabu (18/10/2023) kemarin sore, kabut asap dampak karhutla masih menyelimuti PALI, Kamis (19/10/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Diguyur hujan deras selama 1,5 jam pada Rabu (18/10/2023) kemarin sore, kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menyelimuti Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Berdasarkan pantauan hari ini, Kamis (19/10/2023), Kabut Asap masih tampak jelas terlihat menyelimuti wilayah Kabupaten PALI, terutama diwilayah Kecamatan Talang Ubi.

Kabut Asap tipis kembali terlihat mulai sejak semalam sekira pukul 20.00 WIB dan mengalami perubahan sedikit pekat pada pagi hari pukul 6.30 WIB sampai pukul 09.00 WIB.

Pada pukul 09.00 WIB sampai dengan saat ini, kepekatan kabut Asap kembali berkurang dan tidak terlalu pekat seperti pada pagi hari.

Kendati demikian, jarak pandang pengendara tidak terganggu dari dampak kabut Asap tersebut, masih dalam kategori aman.

Baca juga: Masuk Sekolah di Lubuklinggau Jam 8 Pagi, Mundur 45 Menit Dampak Kabut Asap Karhutla

Namun beberapa warga dan pengendara sepeda motor mengaku dampak kabut Asap tersebut cukup membuat mata perih.

Terutama bagi pengendara motor yang tidak menggunakan pelindung mata atau helm yang tidak ada kaca pelindung.

"Kalau pagi, bikin mata perih asap nya, karena sedikit lebih pekat dibandingkan siang hari," ujar Puput, salah satu pengendara motor yang melintas, Kamis (19/10/2023).

Keluhan serupa juga dirasakan oleh Rian, pengendara motor lainnya, ia juga mengaku dampak kabut asap ini bikin mata perih.

"Iya, bikin mata perih dan berair, seperti ada campuran polusi Asap dan debu yang masuk ke mata,"ungkapnya.

Beberapa warga lainnya juga berharap, musim kemarau saat ini segera berakhir, sehingga tidak ada lagi karhutla yang menyebabkan Kabut Asap yang dampaknya tidak baik bagi kesehatan.

Sementara Vinny, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten PALI ketika dikonfirmasi mengatakan untuk kualitas udara di Kabupaten PALI dilakukan pengukuran Indeks Standar Pengukuran Udara (ISPU) dilakukan tiga kali dalam setahun.

"Untuk data terakhir, kita hanya punya data pengukuran di bulan April yang menunjukan trend indeks kualitas udara baik, berada di angka 88.80 saat itu, dengan posisi indeks berwarna hijau atau dalam kategori normal," ujarnya.

Ketika ditanya kualitas udara saat ini, Vinny mengatakan, DLH belum dapat melakukan pengukuran, karena tidak mempunyai alat Air Quality Monitoring Station (AQMS).

"Untuk kasus kabut Asap yang saat ini terjadi, kita belum bisa melakukan pengukuran, karena belum mempunyai alat AQMS,"ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved