Jaringan Narkoba Fredy Pratama

Penampakan Fredy Pratama Gembong Narkoba Masuk Situs Interpol, Berambut Gondrong, Diburu Tiga Negara

Dikutip dari laman Interpol, Red Notice adalah permintaan kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan menangkap seseorang.

|
Editor: Weni Wahyuny
Interpol
Penampakan sosok Fredy Pratama di situs Red Notice Interpol 

Sedangkan Fredy Pratama alias Miming alias Fredy Miming dicari interpol sejumlah negara.

Lelaki tersebut diduga sebagai pengendali sindikat narkoba internasional.

Uang hasil kejahatan narkoba itulah yang diduga diputar, dibelikan banyak aset, hingga masuk dalam ranah TPPU.

"Shanghai Palace Restauran Banjarmasin, Beluga Cafe dan Hotel Mentaya Inn disegel, beserta 13 aser lainnya. Ada juga 5 kendaraan, totalnya Rp 43,490 miliar," pungkas AKBP Ernesto.

Aset yang disita sendiri mulai dari tanah, bangunan hingga kendaraan bermotor.

Dan salah satunya adalah bangunan restoran Shanghai Palace, yang masih satu gedung dengan Beluga Cafe dan Hotel Mentaya Inn di Jalan Djok Mentaya Banjarmasin.

Total aset yang disita ini pun mencapai Rp 43 Miliar.

Pemilik aset yakni Silas pun saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri, sedangkan Miming masih dalam perburuan polisi internasional.

Wakil Direktur Ditresnarkoba Polda Kalsel, AKBP Ernesto Saiser SIK SH MH menerangkan bahwa penanganan perkara TPPU Silas memang dari Bareskrim Polri namun proses hukum nantinya akan dilakukan di Kalsel.

"Untuk penanganan dari Bareskrim, tapi untuk sidangnya nanti berdasarkan locus delicti nya di sini," kata AKBP Ernesto.

Terkait hal ini pula, AKBP Ernesto pun menerangkan sejumlah aset atau barbuk TPPU dengan tersangka Silas ini diamankan oleh jajaran Polda Kalsel.

"Makanya barang bukti disimpan disini, untuk menghemat biaya juga. Jadi diamankan di tempat kita," ujarnya.

Tak kalah penting juga, AKBP Ernesto menegaskan bahwa pengembangan terkait TPPU dengan tersangka Silas ini akan terus dikembangkan.

"Masih akan dikembangkan. Apalagi nilai transaksi bisnis narkoba Miming ini mencapai triliunan," katanya, Rabu (13/9/2023).

Beluga Cafe & Lounge di Banjarmasin sudah tutup

Sebelum penyegelan dilakukan Bareskrim Polri terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) sindikat narkoba internasional jaringan Fredy Pratama, Beluga Cafe & Lounge di Banjarmasin ternyata sudah tutup dua pekan sebelumnya.

Sebanyak 18 pekerja Kafe itu itu pun sudah dirumahkan tanpa ada kejelasan. Terlebih, saat kafe tersebut kita disegel kepolisian

Salah seorang pekerja Beluga Cafe & Lounge mengatakan, sebenarnya kafe tersebut sudah tutup sejak dua pekan sebelumnya.

Saat dilakukan penutupan, ia hanya mendapat info bahwa pemilik kafe tersebut memiliki kasus.

“Cuman kejelasan kasusnya tidak tahu,” kata dia.

Kini pria yang sudah empat tahun bekerja di Beluga Cafe & Lounge tersebut tidak tahu kejelasan nasibnya.

Ia bersama 18 orang lainnya yang bekerja di Beluga saat ini dirumahkan sampai waktu yang tidak ditentukan.

Sementara upah yang diterimanya hanya beberapa hari kerja saja, sebelum kafe tersebut ditutup.

“Sementara ini ya mau tidak mau saya sambil nyari kerja juga di lain tempat. Tapi kalau dipanggil lagi sama Beluga, dan saya belum bekerja, pastinya saya ambil lagi,” tutupnya.

Sekilas Kasus Fredy Pratama

Diketahui, sosok Fredy Pratama jadi sorotan setelah Bareskrim Polri menangkap 39 tersangka kasus narkoba jaringan internasional Fredy Pratama dalam periode Mei-September 2023.

Nah, satu dari 39 tersangka yang diringkus adalah selebgram asal Lampung, Adelia Putri Salma.

"Dalam salah satu pengembangan di Polda Lampung kita juga mengamankan satu orang selebgram berinisial APS, mungkin nanti Pak Kapolda bisa memberikan penjelasan dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka," ucap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Wahyu Widada dalam konferensi pers di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Sementara Fredy sendiri masih diburu dan berstatus buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014.

“Ya kita maksimalkan juga (proses penangkapannya), ya mohon doa restunya lah. Kan posisi dia bukan di Indonesia bos, di luar negeri bos,” kata Mukti di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Selain Indonesia, bandar narkoba kelas kakap ini juga diburu Interpol tiga negara lain, yakni Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, dan US-DEA.

Interpol memburunya sejak dikabarkan bersembunyi di The Golden Triangle atau Segitiga Emas.

Zona ini merupakan surga bandar narkotika di Asia Tenggara.

Siapa sosok Fredy Pratama?

Fredy Pratama diduga punya banyak nama panggilan. Saat ini empat nama yang terungkap, di antaranya Fredy Pratama, Miming, Fredy Miming, Wang Xiang Ming.

Banyaknya nama panggilan itu menunjukkan sepak terjang Fredy Pratama di bisnis narkoba bukan sembarangan.

Ferdy Pratama diduga juga mengontrol pasar gelap narkoba Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin, sejak 2013.

Fredy Pratama sendiri disebut memiliki aset di Banjarmasin, kota kelahirannya.

Hal ini dapat dilihat dari aksi polisi yang menyita restoran terkenal di Jalan Djok Mentaya, Banjarmasin, pada Selasa sore (12/9/2023).

Restoran tersebut bernama Shanghai Palace.

Diduga merupakan milik Fredy.

Petugas kepolisian tampak memasang garis polisi di rumah makan tersebut.

Penyegelan ini terkait dengan pengungkapan sindikat narkoba internasional jaringan Fredy Pratama.

Selain itu, polisi juga menyita sejumlah kendaraan bermotor.

Sebagaimana keterangan pejabat Mabes Polri bersama Polda Kalsel yang menggelar jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) alias Kejahatan terorganisasi transnasional Narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) jaringan Fredy Pratama alias Miming, pada Selasa (12/9/2023).

Penyegelan empat unit mobil dan satu motor mewah belum dijelaskan secara rinci. Apakah ada kaitannya dengan kasus terkini.

Begitu pula penyegelan Restoran Shanghai Palace.

Dari kabar yang beredar, Fredy merupakan anak pengusaha restoran setempat.

Ia kini duduga bersembunyi di Thailand dan telah melakukan operasi plastik untuk menghindari kejaran polisi.

“Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri,” ucapnya.

Sindikat Narkoba Terbesar

Bareskrim Polri membongkar sindikat perdagangan gelap narkoba jaringan internasional Ferdy Pratama.

Kepala Bareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyebut ini merupakan pengungkapan terbesar se-Indonesia.

Bahkan menyebutkan bahwa sindikat Fredy kemungkinan adalah yang terbesar.

"Setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa sindikat Fredy pratama ini adalah sindikat narkoba yang cukup besar, mungkin terbesar," kata Wahyu pada Selasa (12/9/2023), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Wahyu menjelaskan pengungkapan juga merupakan kerja sama dengan berbagai pihak di antaranya jajaran polda serta Kepolisian Malaysia dan Kepolisian Thailand.

Menurut dia, ini merupakan pengungkapan terbesar lantaran sejak tahun 2020-2023 terdapat sekitar 408 laporan terkait kasus narkoba yang merupakan jaringan Fredy Pratama.

"Tahun 2020-2023 ada 408 laporan polisi dan total barang bukti yang disita sebanyak 10,2 ton sabu yang terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama ini," bebernya.

"Jadi dari beberapa barang yang beredar di Indonesia, setelah kita telusuri ada koneksinya. Ada afiliasinya dengan jaringan Fredy Pratama ini," sambungnya.

Dia menambahkan, total tersangka yang ditangkap dari adanya 408 laporan periode 2020-2023 itu ada sebanyak 884 tersangka.

 

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penampakan Sosok Fredy Pratama di Situs Interpol, Gembong Narkotika yang Diburu Tiga Negara"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved