Berita Palembang

Seleksi Calon Anggota KPU Sumsel, Petahana Bertumbangan, Begini Kata Pengamat Politik

Timsel mengumumkan 10 besar nama yang lolos calon anggota KPU Sumsel periode 2023-2028, petahana bertumbangan.

TRIBUN SUMSEL/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Timsel mengumumkan 10 besar nama yang lolos calon anggota KPU Sumsel periode 2023-2028, petahana bertumbangan, Jumat (1/9/2023). 

TRIBUN SUMSEL. COM, PALEMBANG - Tim seleksi (Timsel) calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), telah mengumumkan 10 besar nama- nama yang lolos sebagai calon anggota KPU Sumsel periode 2023-2028.

Dari 10 nama itu sendiri, para petahana yang masih menjabat bertumbangan, tidak ada satupun petahana yang masuk tahap seleksi selanjutnya ke KPU RI untuk fit and proper test.

Petahana itu di antaranya Amrah Muslimin dan Hendri Alma Wijaya tidak masuk 20 besar. Kemudian, Hepriyadi dan Hendri Daya Putra tidak lolos 10 besar, sementara satu petahana lainnya Hasyim tidak mengikuti dari awal.

Sementara nama- nama yang masuk 10 besar sebagian muka lama, diantaranya mantan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumsel Andika Pranata Jaya, mantan Ketua Bawaslu Kota Palembang M Taufik, hingga mantan anggota KPU Kota Palembang Rudiyanto Pangaribuan.

Lalu ada nama Abu Yamin, Dari, Handoko, Indra Gunawan, M Akan, Nurul Mubarok dan Prahara Andri Kusuma.

Baca juga: Respon Robby Kurniawan Staf Ahli Menhub Diusulkan Calon Pj Gubernur Sumsel

Ketua Timsel calon anggota KPU Sumsel Rudi Erwandi menerangkan, ke sepuluh nama berdasarkan hasil tes kesehatan dan wawancara yang diputuskan pada 30 Agustus 2023, dengan ditandatangani dirinya dan Sekretaris Timsel Firnandes Maurisya.

"Proses selanjutnya, KPU RI yang akan melakukan uji kelayakan bagi 10 nama tersebut, untuk dirangking dan diambil lima besar, " singkatnya.

Sementara pengamat politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar menilai dari rilis 10 besar yang lolos calon Komisioner KPU Sumsel, terkesan Tim Seleksi (khususnya sang Ketua) sangat politis dengan membawa kepentingan partai politik tertentu.

"Kemudian Timsel tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutan tahapan pemilu, yang sedang berlangsung dengan tidak menyertakan sama sekali petahana dalam proses 10 besar, dimana tahapan Pemilu tengah berjalan menuju persiapan akhir menuju Februari 2024," kata Bagindo.

Usia capres digugat ke Mahkamah Konsitusi (MK), Pengamat Politik dari Fordes Bagindo Togar mengungkap ada kepanikan elit politik.
Pengamat Politik dari Fordes Bagindo Togar mengungkap hasil seleksi Timsel sarat penilaian subjektif Timsel, plus muatan elit parpol. (SRIPO/ABDUL HAFIZ)

Diungkapkan Bagindo, publik daerah ini sepatutnya merekomendasikan, supaya KPU RI untuk evaluasi hasil 10 besar yang telah dirilis.

"Karena sangat sarat penilaian subjektif para Timsel, plus muatan politis elite Parpol, " paparnya.

Sementara pengamat dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Febrian menyatakan, kalau gugur kemungkinan karena kualitas artinya tidak mampu mempertahankan performa tidak dijaga karena ada proses bertahap di seleksi dan tak ingin berpikir negatif.

"Kalau dia pesanan yang lain relatif, boleh dikatakan persentasenya kecil diluar petahana. Ketiga melihat portofolio 10 besar sudah tahu dari unsur mana, ada dak mewakili kelompok tertentu baik kelompok muda dan Ormas, atau tidak punya terafiliasi, " ucapnya.

Pengamat Politik Unsri Dr Febrian mengungkap di Dapil Sumsel 1 akan sulit partai yang ada meraih lebih dari satu kursi, meski ada peluang.
Pengamat Politik Unsri Dr Febrian mengomentari hasil seleksi anggota KPU Sumsel, petahana bertumbangan kemungkinan karena kualitas, artinya tidak mampu mempertahankan performa tidak dijaga karena ada proses bertahap di seleksi (TRIBUN SUMSEL/ARIEF BASUKI ROHEKAN)

Diungkapkan Febrian memang sudah jadi hal logis kencangnya unsur kelompok dalam penentuan, lain hal kalau tidak orang itu sempurna.

"Bisa saja, karena bunyinya syarat netral tapi nyatanya dilapangan begitu. Dimana organisasi besar di Indonesia sudah dipahami karena melalui parpol tidak bisa, sehingga tidak ada hal yang aneh. Tapi sayangnya petahana teplancit galo (tebuang semua)," bebernya.

Dilanjutkan Febrian, dengan nanti mereka terpilih berdekatan dengan hati H pemilu, belum tentu menjadi masalah ke depan. Mengingat nama- nama yang masuk 10 besar tidak asing lagi selama ini.

"Saya rasa mereka sudah paham, karena mantan penyelenggara sebagian, dan nama- nama itu jelas tidak asing, " pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved