Sosok Kuyung Kritis Meninggal Dunia, Tokoh Sekayu Bakal Calon Bupati MUBA, Asal Usul Dinamai Kritis

"Kalau dusun nyebutnyo sakit keras. Tapi di kota istilahnya kritis. Di Palembang ngatoke aku kritis. Aku sakit parah. Di kota sudah intelek. Orang di dusun jadi mulai nyebut aku Kritis. Makmane aku nak marah, waktu itu masih kecik. Enaknya karena tidak ada yang sama nama panggilan itu. Sampai sekarang melekat namanya Kuyung Kritis," terang pria yang telah memiliki 7 orang cucu.

Petualang Bergaul di Berbagai Partai

Bergelut dan bergaul di Partai Politik sebetulnya bukan barang baru bagi Kuyung Kritis. Seperti Partai Golkar, PDIP, Berkarya, dan Ormas Nasdem.

"Zaman Zainal Abidin Ning, saya di Partai Golkar. Kemudian Partai Berkarya saya jadi Dewan Penasehat. Pernah di Ormas NasDem. Anggota PDIP Muba," katanya.

Kritis mengaku memiliki beberapa alasan bisa kepincut dengan Partai yang dibentuk oleh Nahdatul Ulama ini.

"Baru tiga hari ini masuk PKB. Ketua DPW PKB Ramlan Holdan yang manggil aku. Dengan beliau, sudah lama mengajak saya. Dulu pernah sama-sama kita di Golkar. Saya masuk PKB ini, rasanya kita mau berubah. Dari yang dulu, sekarang disirami ceramah otak ini biar jernih. Aku masih kecik dulu, NU sudah berkibar. Mertua saya dulu mendirikan Partai Masyumi," pungkasnya.(sripoku/abdul hafiz)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel