Anies Kritik Pendidikan Indonesia, Hobi Ganti Kurikulum dan Tukar Buku, Ujung-ujungnya Proyek

Sama halnya dengan guru, lanjut Anies, kepala sekolah juga menentukan kualitas sekolah di Indonesia.

Baca juga: NasDem Akhirnya Buka-bukaan 3 Kriteria Cawapres Anies Baswedan, Semuanya Ada di Figur Siapa?

Sebab kepemimpinan kepala sekolah akan menentukan arah pendidikan peserta didik.

Anies sangat tidak setuju dengan kebijakan sering mengganti kurikulum dan buku pelajaran.

Menurutnya itu bukan dari akar permasalahan terkait kualitas pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Ternyata Bukan AHY atau Yenny Wahid, Ini Sosok Bakal Cawapres Anies yang Lebih Unggul Versi LSI

Pasalnya, kurikulum yang kerap gonta-ganti disinyalir hanya dijadikan sebagai proyek semata.

"Karena kepemimpinan (kepala sekolah) itu yang mentukan kualitas sekolah. Tapi yang kita sering otak-atik itu bukunya, kurikulumnya. Proyek, proyek, proyek," ungkap Anies yang juga mantan Menteri Pendidikan ini.

Lebih lanjut, Anies menuturkan bahwa otak-atik kurikulum sejatinya tidak efektif.

Seharusnya, perbaikan pendidikan harus dimulai dari kualitas guru dan kepala sekolahnya.

"Nah guru berkualitas itu ditopang oleh beberapa hal. Satu, gurunya bisa konsentrasi ngajar. Kalau pendapatan dia hanya bisa untuk hidup 15 hari. Ya 15 hari kemudian dia kesulitan.

Jadi pendapatan dia harus cukup. Kesejahteraan guru harus baik. Sehingga dia bisa fokus pada ngajar. Kalau nggak, ngajar sambil les. Yang nggak ikut les nilainya jelek. Ini siklus yang bermasalah," katanya.

Baca berita menarik lainnya di Google News