Anak Bunuh Ibu Kandung di Muba

Polisi Ungkap Motif Anak Bunuh Ibu Kandung di Muba Sumsel, Pelaku Akhirnya Tewas

Polisi ungkap motif anak bunuh ibu kandung di Muba Sumsel saat korban tadarusan, pelaku akhirnya tewas.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPO/AHMAD FAJERI
Polisi ungkap motif anak bunuh ibu kandung di Muba Sumsel saat korban tadarusan, pelaku akhirnya tewas. Kasat Reskrim Polres Muba AKP Dwi Rio ketika memimpin ungkap kasus pembunuhan di Desa Letang Kecamatan Babat Supat, Muba. 

TRIBUNSUMSELCOM, SEKAYU - Polisi ungkap motif anak bunuh ibu kandung di Musi Banyuasin (Muba) Sumsel saat korban tadarusan, pelaku akhirnya tewas.

Muksin (36) menyerang ibu kandung bernama Siti Fathona (56) di dalam Masjid Baiturrahman saat tengah tadarus Alquran usai menjalankan sholat tarawih, Selasa (28/3/2023) sekitar pukul 21.30 WIB.

Pembunuhan ini membuat heboh warga Desa Letang, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Korban tewas ditusuk pelaku di bagian pinggang kanan hingga tembus ke bagian pinggang kirinya menggunakan sebilah pedang.

Sebelum meninggal dunia, korban sempat berteriak histeris meminta pertolongan.

Kapolres Muba AKBP Siswandi SIK melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Rio SIK didampingi Kapolsek Babat Supat IPTU Widya Bhakti Dira STrk dan Kasi Humas AKP Susianto SH mengatakan, pada saat hendak diamankan pelaku tidak merespon panggilan dari petugas dan warga sehingga warga berinisiatif membuat kayu silang untuk membekuknya.

Baca juga: Muksin Main Hape Sambil Tiduran Usai Tusuk Ibu Kandung, Pembunuhan di Babat Supat Muba

Namun pelaku malah berontak dan melarikan diri menuju dapur.

Saat menuju dapur pelaku bertemu anggota dan mencoba menusukkan pedang ke perut anggota.

Namun, ada tas yang melindungi sehingga anggota terpaksa mengambil tindakan tegas dan terukur dengan menembak kaki pelaku.

Pada saat anggota hendak melompati badanya, pelaku kembali membacok kaki anggota.

"Pelaku berhasil kita amankan setelah kita lakukan tindakan tegas terukur dengan menembak di bagian kakinya akibat mengancam warga serta melukai anggota polisi. Pelaku langsung dilakukan perawatan terhadap luka yang dialami,"ujar Dwi Rio dalam press rilis ungkap kasus di Mapolres, Rabu (29/3/2023).

Dwi Rio menyebutkan motif dari penusukan yang dilakukan oleh pelaku karena kesal dan sakit hati karena ada sebuah kitab yang dibakar oleh ayahnya Misbahul Munir.

Sebelumnya pelaku juga sempat mengamuk dan mengancam membunuh orang tuanya, namun gagal.

"Menurut keterangan dari pelaku usai dilakukan perawatan, barang siapa yang mengaji dengan sendirian itu tidak boleh atau sesat dan halal darahnya. Keterangan tersebut berdasarkan ajaran dari kitab yang ia pelajari, pelaku juga sempat mondok beberapa tahun," ungkapnya.

Pada saat diamankan di penjara pelaku membenturkan kepalanya ke dinding dan akhirnya meninggal dunia setelah sampai ke rumah sakit.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved