Berita Palembang
Bocah 7 Tahun di Palembang Kritis Setelah 4 Kali Operasi Usus Buntu, Luka Dalam Tak Bisa Dijahit
Bocah 7 tahun DA di Palembang kritis setelah menjalani 4 kali operasi usus, luka bagian dalam tak bisa dijahit.
Penulis: Fransiska Kristela | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bocah 7 tahun DA di Palembang kritis setelah menjalani 4 kali operasi usus, luka bagian dalam tak bisa dijahit.
Operasi terbaru dijalani DA di Rumah Sakit Mohamad Hoesin (RSMH) Palembang, Senin (13/3/2023) lalu.
Setelah menjalani Operasi keempat di RSMH Palembang, saat ini DA masih menjalani masa kritis.
Sebelumnya kondisi DA sudah mulai membaik pasca operasinya, namun baru-baru ini diungkapkan oleh sang Ayah Herman bahwa kondisi anaknya Kritis.
"Saat ini kondisi adik itu kritis, tadi saya minta izin sama dokter sebentar untuk lihat kondisi anak saya itu dan anak saya juga tidak ada responnya," ujar Herman, Sabtu (18/03/2023)
Dikatakan Herman anaknya saat ini berada di ruang PICU, dan menurut informasi dari dokter yang ia terima kondisi yang dialami oleh DA saat ini lantaran fungsi hati yang lemah.
"Fungsi hatinya dia itu naik turun dan hal itu disebabkan karena infeksi luka yang terlalu lama pasca operasi pertama sampai ke tiga dan untuk sampai di operasi ke empat ini kan butuh waktu yang cukup lama," tambahnya.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2023 di Musi Rawas, Lengkap Jadwal Sholat 5 Waktu
Lebih lanjut Herman juga mengatakan bahwa untuk gizi anaknya terus ditingkatkan namun kondisi badannya naik turun.
"Luka operasinya sudah kering hanya itu tadi fungsi hatinya yang lemah. Jarak antara operasi ke tiga sampai ke empat ini cukup lama sampai 15an hari dan itulah yang buat lukanya infeksi," ujarnya.
Herman juga mengatakan bahwa saat ini kondisi anaknya tidak sadar dan untuk suplay nutrisi hanya dari infus.
Ia berharap agar pihak kepolisian segera menangani kasus ini lantaran kondisi anaknya yang belum juga pulih.
Luka di Dalam Tak Bisa Dijahit
Sebelumnya, DA (7) seorang anak menderita sakit usus buntu dan sudah menjalani operasi tiga kali di Rumah Sakit Bari Palembang.
Bocah DA dirujuk ke Rumah Sakit Umum Hoesin dan dioperasi ulang.
"Kemarin dokter bilang sama saya pasca operasi dan bilang bahwa anak sudah selesai operasi, aman sudah selesai. Hanya saja dokter bilang kalau luka anak saya yang dalam itu tidak bisa dijahit untuk pelapis ususnya," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (15/3/2023).
Dikatakannya luka yang tak bisa dijahit itu lantaran kondisi anak Herman sudah jelek maksudnya badanya masih kecil dan kurus.
"Namun perut bagian luarnya itu masih bisa dijahit. Dan di perutnya juga dipasang selang pembuangan di pinggangnya," tambahnya.
Tak hanya itu saja Herman juga mengatakan bahwa saat ini ia dan keluarga tidak bisa melihat anak secara langsung karena DA masih dirawat di ruang PICU.
"Kemarin itu operasi anak saya mulai dari jam 10.00 dan selesai pada pukul 14.30wib karena katanya sudah terlalu lama. Sudah dari Rumah Sakit Bari oper ke Rumah Sakit Hermina dan ke sini jadi kondisi di dalam itu kotorannya sudah banyak keluar dari usus," imbuhnya.
Herman juga mengatakan pihak rumah sakit akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab usus anaknya bocor dan dibawa ke lab.
Tak hanya itu Herman juga mengatakan bahwa berdasarkan informasi dokter yang ia terima anaknya selama dua hingga tiga hari belum bisa dikasih makan lihat kondisi terlebih dahulu dan untuk nutrisi anaknya berasal dari infus.
"Kemarin itu pas operasi usus yang dipotong itu kurang lebih panjangnya 5cm, dan kondisi saat ini sudah membaik namun masih ditunggu untuk kedepannya. Selain itu kondisi gizi anak saya juga sudah meningkat meskipun belum 100 persen," tutupnya.
Laporkan Oknum Dokter ke Polda Sumsel
Sebelumnya, Herman (44) ayah dari DA (7) bocah diduga korban malapraktik kini resmi melaporkan oknum dokter RSUD Bari Palembang berinisial B ke SPKT Polda Sumsel, Rabu (8/3/2023) malam.
Diketahui, kondisi DA tak kunjung membaik meski telah tiga kali menjalani operasi usus buntu di RSUD Bari Palembang.
Bahkan dari perutnya keluar cairan hijau kekuning setelah proses operasi selesai dilakukan.
Edisan Wahidin SH, Kuasa hukum keluarga DA mengatakan, saat ini bocah tersebut sudah dipindahkan atau dirujuk ke Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang.
"Bukanya sembuh, korban justru makin parah setelah menjalani tiga kali operasi di RS Bari. Bahkan saat ini korban juga sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, oknum dokter berinisial B dilaporkan terkait Pasal 4 Undang-undang no 36 tahun 2014 tentang tenaga kerja.
"Dalam isi pasal tersebut adalah bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan korban luka berat maka terancam 3 tahun penjara," tutur Edison.
Herman selaku orang tua mengungkapkan bahwa kondisi anaknya belum juga pulih, bahkan saat ini anaknya berada di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit).
Diketahui PICU adalah ruang perawatan intensive untuk anak – anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ – organ vital.
"Anak saya juga dikatakan terkena gizi buruk karena dia ngga mau makan dan saya juga udah ngga bisa lihat dan untuk kondisi anak saya ini masih keluar cairan dan warnanya bukan lagi kuning tapi udah berwarna hijau," ujarnya.
Tambahnya Herman, luka dari bekas operasi yang dijalani anaknya kini berwarna merah.
Selain itu karena hanya mendapatkan suplai cairan dari infus saja itu yang membuat anaknya mengalami gizi buruk.
Lebih lanjut dikatakan Herman bahwa B selaku dokter juga belum ada itikad baik kepada pihaknya dan hanya terlihat membesuk anaknya pada saat DA dibawa ke rumah sakit Umum Muhammad Hoesin.
"Dia hanya besuk sekali saat anak saya sudah dirawat di RSMH Palembang. Oknum tersebut beralasan bahwa ini hanya kesalahan medis," tambahnya.
Herman berharap agar laporan polisi yang sudah dibuatnya ini segera di proses.
"Kami berharap agar polisi dengan cepat memproses laporan terkait dugaan malapraktik ini, apalagi hingga kini kondisi anak saya semakin parah," tegasnya.
Korban Alami Gizi Buruk
Sebelumnya, Herman (44) ayah Desfa mengatakan, sang anak telah masuk di ruangan PICU RSMH dan saat ini dokter tengah berusaha memperbaiki gizi Desfa.
Berat badan Desfa yang turun dari 18 kilogram menjadi 12 kilogram membuatnya kehilangan banyak nutrisi.
"Fokus dokter sekarang mau perbaiki gizi anak saya karena kan posisi dia tubuhnya lemah dan kurang gizi karena tidak makan semenjak masuk rumah sakit, hanya makan lewat infus, " kata Herman saat dihubungi via telpon, Rabu (8/3/2023).
Ia menjelaskan pihak RS Hermina Jakabaring telah memberikan rujukan untuk Desfa agar segera dirawat ke RSMH. Dikarenakan di rumah sakit tersebut tidak ada ahli gizi anak dan kurangnya kelengkapan alat.
Diketahui setelah dari RSUD Bari Palembang, Desfa dirujuk ke RS Hermina untuk menjalani operasi usus.
"Belum ada tanda bakal dioperasi yang penting gizi anak diperbaiki dulu. Di RS Hermina tidak ada dokter ahli gizi anak makanya dipindah ke RSMH yang lebih lengkap peralatannya, " katanya.
Herman menambahkan ada infeksi di bekas jahitan operasi usus buntu dan juga ada bagian usus ada yang pecah.
"Iya infeksi, kata dokter ada bagian usus yang pecah, " katanya.
Kondisi Desfa belum diketahui setelah masuk ruang PICCU RSMH, dikarenakan keluarga masih belum diizinkan masuk untuk fokus kepada pemulihan Desfa.
Namun saat dalam perjalanan menuju rumah sakit Dr Muhammad Hoesin Desfa masih bisa diajak komunikasi.
"Kami belum ada yang boleh masuk, jadi tidak tahu kondisi Desfa bagaimana, " katanya.
Baca berita lainnya langsung dari google news
Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel
berita palembang terkini
Bocah 7 Tahun di Palembang Kritis Jalani 4 Kali Op
RSUD BARI
Malpraktik di Palembang
RSMH Palembang
Operasi Usus Buntu Palembang
Tribunsumsel.com
| Pemkot Palembang Sosialisasi Perwali 16 Tahun 2025, Minimalisir Gratifikasi, Suap Maupun Pungli |
|
|---|
| Kasad Jenderal TNI Maruli akan Kunker ke Sumsel Besok, Tinjau Rumah Prajurit Hingga ke Muara Enim |
|
|---|
| Jadi 'Pak Ogah' di Sejumlah Kawasan di Palembang, 2 Pria Diamankan Saat Minta Uang ke Pengendara |
|
|---|
| Harga Emas Naik, Inflasi Sumsel Tembus 0,13 Persen Oktober 2025, Akhir Tahun Diprediksi Lebih Panas |
|
|---|
| Siasat Licik Sopir di Palembang Kuras Rekening Majikan Hingga Rp 500 Juta, Dipakai Foya-foya & Slot |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.