Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Terinspirasi Mimpi Ibunda, Awal Berdirinya Panti Asuhan Ikhlas Berbagi -1

Kehidupan anak panti saat ini menjadi sorotan publik. Apalagi belum lama ini dihebohkan dengan aksi oknum pengurus panti.

|
Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Kehidupan anak panti saat ini menjadi sorotan publik. Apalagi belum lama ini dihebohkan dengan aksi oknum pengurus panti. 

* Biaya Anak Yatim dari Berdagang Makanan Ringan

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kehidupan anak panti saat ini menjadi sorotan publik. Apalagi belum lama ini dihebohkan dengan aksi oknum pengurus panti yang lakukan tindakan keji kepada sejumlah anak panti.

Meskipun demikian bukan berarti semua panti ada oknum yang melakukan tindakan seperti apa yang terjadi di salah satu panti yang ada di Palembang.

Salah satu panti yang memang benar-benar nyata dan sudah terverifikasi keberadaannya, secara sukarela mendirikan panti untuk anak-anak yatim, piatu, yatim piatu dan juga anak yang kurang mampu.

Salah satu panti yang ada di Palembang yakni Panti Asuhan Ikhlas Berbagi milik Muhammad Syahbana atau yang akrab dipanggil Prima yang beralamat di Jalan Mangga No. 15 Makrayu, Kelurahan 30 Ilir, Ilir Barat II, Palembang.

Panti asuhan ini sudah berdiri sejak tahun 2018. Panti ini berdiri atas inisiasi Almarhumah Ibundanya, Nurjanah Etika yang dahulunya bekerja di Universitas Palembang.

"Kami itu dua bersaudara saya sebagai penerus yang mengurus panti dan adik perempuan saya. Namun adik saya ini meninggal di usianya yang ke 16 tahun karena sudah 2 tahun menderita sakit lupus," ujarnya saat di temui.

Lebih lanjut dikatakan Prima bahwa karena meninggalnya adik perempuannya itu membuat kesehatan sang Ibu menurun drastis, bahkan sempat kolaps karena terserang penyakit toksik goiter (gondok beracun), karena terus kepikiran Putri yang telah meninggalkannya.

"Pada pertengahan tahun 2017, beliau yang masih mengidap penyakit tersebut memiliki niat lantaran dalam mimpinya dia memiliki banyak anak-anak asuh, sehingga niat keinginannya itu ia ceritakan ke putranya, saya," tambahnya.

Prima yang ingin kesehatan ibunya kembali pulih, pun berusaha dan mencari cara bagaimana merealisasikan permintaan ibunya tersebut, sehingga pada pertengahan 2018, setelah semua persyaratan lengkap dan juga sejumlah anak bersedia untuk di asuh, panti itu kemudian resmi didirikan dengan diinisiasikan Prima ke Ibunya sebagai bentuk bakti anak ke orangtuanya.

Seiring berjalannya waktu, di akhir 2018 kesehatan ibunya pun kembali pulih karena merasa terhibur dengan adanya anak asuh di panti tersebut. Dia pun kembali bisa beraktivitas bekerja sepertinya biasanya.

Empat tahun berlalu, semua berjalan seperti biasanya, anak-anak sehat, bermain, belajar dan besekolah layaknya anak yang memiliki orang tua. Tapi malang tak bisa diraih, pada awal Juli 2022 Ibu Nurjanah kembali mengalami sakit karena di usianya 56 sudah kelelahan bekerja. Meskipun sudah sempat mendapat perawatan di rumah sakit, nyawa sang ibu tidak bisa tertolong.

"Atas berpulangnya almarhumah, saya kemudian berniat untuk melanjutkan kiprah ibu untuk menuai jariyah dengan melanjutkan panti tersebut. Berlangsung panti itu hingga saat ini dan saya niatkan untuk mengirimkan doa dan amal jariyah untuk ibu saya," ujarnya.

Pihak panti juga membuat usaha kecil-kecilan berdagang makanan ringan di dekat Panti tersebut. Dari segala bentuk usaha yang digarapnya, panti miliknya ini kini sudah terakreditasi B.

Di dalam panti Ikhlas Berbagi terdapat sebanyak 17 orang anak yang terdiri dari 9 laki-laki dan 8 perempuan yang berusia 7 sampai 16 tahun, di mana seluruh anak di panti itu juga sekolah.

Dan untuk menunjang kesehatan para anak panti Prima juga mengadakan cek rutin dan sudah bekerjasama dengan Puskesmas setempat. Dalam hal ini, Puskesmas Makrayu Ilir Barat II.

" Kami tegaskan, bahwa semua biaya hidup, biaya sekolah, biaya pendidikan, murni dari Kontribusi Pengurus," ujarnya

Memang ada sedikit bantuan dari para dermawan, namun itu jarang dan juga terkadang hanya berupa makanan, seperti pemberian makan siang atau makan malam dari dermawan yang bersedekah. Hal itu, karena panti ini lokasinya yang sedikit tersembunyi dari pinggir jalan protokol.

"Selama berdiri sejak 2018, Panti kami juga belum pernah sama sekali dapat bantuan rutin dari Pemerintah, baik dari Dinsos Palembang, Dinsos Provinsi Sumsel maupun Kemensos," ujarnya.

Selain ke panti yang ia kelola, Prima juga berharap masyarakat dapat jeli dan benar-benar memastikan keabsahan panti tersebut, jika ingin bersedekah atau menyatuni anak-anak asuh di Panti Asuhan yang ada di Palembang.

Karena tidak sedikit, oknum yang memanfaatkan nama panti. Prima mengaku, dirinya tak mau berandai-andai dan mengatakan semua panti itu baik, karena menurutnya setiap panti masing-masing memiliki aturan dan cara yang berbeda dalam mengurus anak-anak asuhnya.

Dana Pengurus

Terpisah salah satu pemilik panti juga yakni Wage Sri yang memiliki panti asuhan Al Ikhlas yang berada di kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, yang sudah berdiri sejak tahun 2003 dan pada tahun 2006 panti tersebut dibuatkan gedung sendiri yang khusus untuk anak-anak panti.

Di dalam panti Al Ikhlas ini menampung sebanyak 21 anak yang diasuh di dalam dan di luar panti. Untuk pengasuhan di dalam panti berjumlah 15 orang, 7 perempuan dan 8 orang laki-laki.

"Belum lama ini ada yang bayi yang dititipkan ke panti kami dan usianya baru sebulan. Lalu untuk yang paling besar usianya 20 tahun dan udah kuliah juga," jelasnya.

Dikatakannya bahwa untuk biaya pendidikannya pun sumber dana juga dari pengurus sendiri. Dan ada anak yang usia kuliah dilatih untuk menjadi guru paud di sekolah yang di dirikan oleh pengurus panti.

Lebih lanjut untuk kesehatan anak-anak pun di panti ini tampak sehat tanpa kekurangan dan juga di panti ini anak-anak juga di cek kesehatannya secara rutin dan bekerjasama dengan puskesmas terdekat.

"Panti ini berdiri dari tahun 2003. Saya mendirikan panti karena saya dulu seorang yatim dari kelas 3 SD dan kalau itu ngga kuat pasti berat, saya juga anak bungsu dan bukan dari kalangan yang ke atas. Dari situlah saya ingin membuat panti. Karena kalau anak-anak yang seperti itu tidak ada yang mengurus atau orang tuanya lepas tangan mereka mau kemana kan seperti itu kasian makanya saya buat panti,"tambahnya.

Tambahnya pula bahwa untuk donatur di panti ini mereka tak punya donatur tetap. Selain itu juga anak-anak di sini diberikan keterampilan-keterampilan agar nantinya saat anak-anak sudah besar mereka sudah punya bekal.

Bisnis Atau Dakwah?

Sebelumnya Pemerhati Sosial Andi Wijaya, menyoroti kehidupan di panti asuhan, pasca terjadinya tindakan kekerasan yang dilakukan Ketua Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin. Ia melihat tujuan adanya panti asuhan yang sangat mulia tercorang karena adanya oknum yang menyalah gunakan atau memanipulasi anak-anak panti asuhan.

"Namun yang perlu diperhatikan, ternyata tidak semua panti baik untuk anak-anak. Ada beberapa panti yang melakukan bisnis berdalih dengan dakwah," kata Andiwijaya, Jumat (3/3/2023)

Menurutnya, tidak semua anak di panti asuhan itu anak yatim piatu. Bahkan ada juga anak panti yang ada orang tuanya, tapi karena memang ada suatu lain hal anaknya ini dititipkan di pantai.

Ada di beberapa panti, orang tuanya tinggal di luar negeri seperti Malaysia ataupun Singapore jadi TKI dan tiap bulan orang tuanya ini kirim uang ke pantai. Jadinya seperti bisnis penitipan anak.

Ada juga orang tua nya cerai dan tidak mau mengasuh anaknya. Orang tua seperti ini biasanya akan rutin mengirim biaya hidup perbulan ke anaknya melalui pihak panti asuhan.

"Menurut pendapat saya ini bisa disebut "bisnis dengan dalih kemanusiaan"," kata Andiwijaya yang juga Penggagas Sedekah Sampah Palembang

Lalu ada juga panti yang menyediakan ruang khusus menyimpan tumpukan sembako. Sudah seperti toko sembako saja, tapi pas dilihat anak-anak panti makan masih ala kadarnya. Bahkan para pengasuh panti masih mencari tambahan bantuan donasi dengan sangat gencarnya dengan dalih untuk kebutuhan lainnya.

Kemudian, ada juga fenomena menarik di Palembang, yaitu hampir tiap gang/ persimpangan jalan, ada plang atau papan nama Panti asuhan. Mungkin fenomena ini juga terjadi dikota-kota besar lainnya. Bahkan ada disalah satu daerah di Palembang dalam satu wilayah ada 3-4 panti asuhan yang berdekatan.

Lagi-lagi terlepas niat pendiri panti tentang kepedulian terhadap anak, mendiri kan panti sebagai "bisnis dengan dalih kemanusiaan" atau memanfaatkan tingkat kedermawanan orang Indonesia yang begitu peduli.

"Kita tidak bisa menebak/menduga, Hanya Tuhan yang tahu. Selama ini kebanyakan dari kita mungkin tidak tahu bagaimana kehidupan panti asuhan yang sesungguhnya. Kita hanya tahu, bahwasanya panti asuhan, adalah tempat tinggal bagi anak-anak yang tidak memiliki orang tua, anak-anak yang terlantar dan lain sebagainya," katanya

Sebab bagi masyarakat yang kehidupan ekonominya menengah keatas, panti asuhan adalah tempat membuang rezeki atau harta lebih mereka.

"Memang tidak semua panti asuhan itu jelek pola pembinaan atau yang lain. Banyak juga, panti asuhan yang bagus. Bahkan ada panti asuhan bisa dibilang sukses dalam mengasuh anak-anak pantinya, sampai ada yang menempuh Pendidikan tinggi, dan ada yang bisa menghafal Qur’an," katanya

Ada juga panti asuhan yang berhasil dalam membangun tempat tinggal anak-anak panti menjadi layak dihuni.
Karena Panti asuhan merupakan tempat atau lembaga perlindungan anak yang berfungsi melayani, mengasuh, mendidik, dan memenuhi hak- hak anak.

Tapi kenyataanya, kebanyakan Panti asuhan kurang memberikan hak anak secara menyeluruh. Seperti manusia pada umumnya anak juga mempunyai berbagai kebutuhan jasmani, rohani dan sosial, di dalam hidupnya.

"Akan tetapi peduli saja tidak cukup dengan mendirikan panti asuhan. Bekal pendanaan dan ilmu juga harus kita miliki. Dalam hal ini peran serta pemerintah atau pihak-pihak terkait sangat penting," katanya

Peran serta pengurus panti asuhan, pemerintah maupun masyarakat sangat penting, terlebih peran serta dalam merubah paradigma tentang panti asuhan yang selama ini tempat pelayanan anak berubah menjadi tempat perlindungan anak.

Contoh pada setiap kunjungan ke panti asuhan memberikan bantuan, masyarakat juga bisa sekaligus memberikan pengawasan terhadap pengelolaan panti. Begitu pun dengan pemerintah, seharusnya melakukan assesment dan monev (montoring dan evaluasi) dalam jangka waktu tertentu.
Jangan hanya melakukan assesment dan monev disaat terjadi kasus atau peritiswa yang berdampak negatif.

"Untuk kasus pemukulan dan panti, ia itu sering semacam efek bola salju. Kali ini kebetulan ada yang merekam, sehingga ketahuan. Coba kalau nggak ketahuan masih terus berlanjut," katanya

Untuk itu kepada Pemerintah, regulasi harusnya diperketat, paling tidak syarat mendirikan panti diperketat. Kemudian lakukan pengawasan, kunjungan door to door. Kalau selama ini mau kepanti ngabarin, kedepan harusnya jangan ngabarin seperti dilakukan sidak saja. Dengan begitu akan banyak temuan.

Perlu Pengawasan Rutin

Pengamat sosial Bagindo Togar mengungkapkan idealnya, setiap Panti Asuhan yang aman nyaman bagi setiap anak binaan, baik dari sisi pola asuh, asih, serta kebutuhannya.

"Tapi nyatanya, ada saja permasalahan yang menimpa para anak atau warga yang tinggal di panti asuhan. Misalnya penyiksaan fisik, exploitasi tenaga anak- anak panti juga, ada yang mengalami pelecehan sexsual," kata Bagindo.

Menurutnya khusus di kota ini, terjadinya penyiksaan serta penelantaran. Padahal Lembaga atau yayasan atau pemilik panti atau pemerintah berkewajiban, memenuhi kebutuhan dasar fisik juga fisikologis mereka.

"Dimana hal tersebut, menjadi syarat utama untuk mendirikan satu panti asuhan, selain prasyarat administrai juga aspek legal perizinan dari kementerian sosial," ujarnya.

Ditambahkan Bagindo, laporan dam pengawasan rutin menjadi kunci, atau hal penting, agar tak terjadi permasalahan sosial di dalam pengelolaan panti asuhan.

"Ini bisa dilakukan baik dari pengurus panti, pemerintah atau Dinas Sosial, serta masyarakat yang berada disekitar lokasi Panti tersebut," tandasnya. (cr23/nda/arf)

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved