Berita OKI
Harga Sawit Sumsel Minggu Pertama November Rp 3 Ribu per Kg, Petani di OKI Senang
Harga Sawit Sumsel Minggu pertama November 2021 naik Rp 266,54 rupiah dibanding minggu lalu, menjadi Rp 3.149,87 rupiah per Kilogram.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Yohanes Tri Nugroho
"Sejak awal program PSR, tahun 2017 lalu terealisasi seluas 1.697 hektar realisasi 100 persen, di tahun 2018 pemerintah memberikan target 4.800 hektar sedangkan terealisasi 4.389 hektar,"
"Kemudian 2019 target 5.335 hektar dan terealisasi 4.697 hektar, untuk tahun 2020 kembali meningkat dengan target 7000 hektar dan terealisasi 6.189 hektar atau sekitar 85 persen," ujarnya.
Sedangkan di tahun 2021 ini ditargetkan mencapai 8000 hektar. Di mana telah terealisasi hampir 80 persen.
Reaksi Petani Sawit
Abdul Khodir warga Desa Sumbusari yang memiliki lahan sawit sebanyak 5 kapling (10 hektar) mengatakan sangat senang dengan adanya peningkatan harga.
"Iya penerimaan hasil (gaji) yang sebelumnya diterima dari Koperasi Unit Desa (KUD) setiap bulan rata-rata per hektar Rp 3-5 juta. Sekarang naik jadi sekitar Rp 6 juta bersihnya," ungkap Khodir.
Dikatakan lebih lanjut, uang dari gaji tersebut sebagian digunakan untuk menutupi hutang di bank dan sisanya ditabung serta guna keperluan sehari-hari.
"Ya saya harus pintar-pintar menyimpan uang, karena takutnya nanti harga bisa kembali anjlok," jelas dia.
Baca juga: Harga TBS Sawit Diprediksi Terus Naik Sampai Akhir Tahun 2021, Petani Diminta Jangan Euforia
Terlebih lagi, menurutnya dalam waktu dekat sawit miliknya harus mengikuti program replanting sawit.
"Tinggal sekitar 4 bulan lagi saya merasakan gajian sawit, karena awal tahun 2022 nanti total kurang lebih ada 776 kapling sawit disini akan diremajakan,"
"Maka dari itu, kami yang kebunnya direplanting harus menunggu waktu 3-4 tahun baru sawit bisa berbuah dan mendapatkan gaji kembali," tandasnya.