Berita Nasional
Duduk di Kursi Roda, Korban Pinjol Ngaku Depresi hingga Dilarikan ke Rumah Sakit, Data Diri Disebar
Korban pinjol alami depresi hingga harus dilarikan ke rumah sakit gegara mendapatkan tekanan oleh pinjol serta keluarga
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - Pengakuan TM (30), korban pinjaman online (pinjol) yang mengalami depresi karena terus ditagih.
TM bercerita bagaimana ia mendapatkan tekanan dari pinjolnya itu.
Saat itu TM dihadirkan oleh Polda Jabar saat konferensi pers kasus pinjaman online yang berhasil diungkap di wilayah Sleman, Yogyakarta.
TM menjelaskan, ia sangat terpukul dan jatuh baik secara fisik, psikis, maupun mental hingga dilarikan dan mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Bandung selama empat hari lantaran teror dan caci makian pelaku pinjol.
"Tekanan juga datang ke keluarga besar saya dan rekan kerja yang kemudian mereka balik menekan saya sampai lebih dalam lagi terjatuh karena pelaku pinjol menyebarkan foto dan data diri saya," katanya di Mapolda Jabar, Kamis (21/10/2021).
Baca juga: Mahfud MD Sebut Korban yang Terjerat Pinjol Ilegal Tak Usah Bayar Cicilan Ketika Ditagih
TM juga menambahkan, dari pinjaman yang diambilnya, dia hanya mendapat pencairan sekitar 50 persen dan harus mengembalikan dua kali lipatnya.
Dia mengaku sudah melunasi pinjamannya, tapi tetap mendapat teror dan ancaman yang dikirimkan ke kontak-kontak miliknya dengan kalimat "buron kasus penggelapan uang perusahaan".
Atas perbuatannya itu, kedelapan pelaku pinjol ini dikenai pasal berlapis mulai UU tentang ITE hingga pasal terkait pemerasan.
Ancaman hukuman mereka maksimal 10 tahun penjara.
Baca juga: Cerita Karyawan Pinjol, Baru 2 Minggu Kerja Sudah Diamankan, Teror Peminjam Pakai Foto Tak Senonoh
Dua metode pelaku
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, Kombes Pol Arif Rachman, mengatakan ada dua metode yang dilakukan para pelaku dalam melancarkan aksinya.
Pertama, kata Arif, melalui short message service (SMS) blasting.
Kedua, melalui aplikasi dari Appstore yang disebut get contact.
Terkait pendanaan para pelaku untuk memberikan pinjaman ke para korban, Arif Rachman menyebut mereka memiliki struktur perusahaan yang bagus dan tak menutup kemungkinan ada sejumlah founder-nya.
