Berita Nasional

Punya Keahlian Menyamar, Pentolan Teroris MIT Ali Kalora Tewas Dalam Baku Tembak di Parigi

Selama ini, Ali Kalora Pempimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dikenal sangat licin menghindari kejaran aparat gabungan. Ia akhirnya tewas ditembak

Editor: Wawan Perdana
Kompas.TV/ Kolase Wikipedia
Ali Kalora Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas dalam baku tembak, Sabtu (18/9/2021) 

Dari keterangan polisi, YS berperan mengantarkan calon anggota kelompok MIT hingga logistik untuk kelompok teroris tersebut.

“Mengantarkan Iman ke daerah Tangkura untuk bergabung dengan kelompok MIT. Kedua, berencana mengantarkan uang sebesar Rp 1.590.000 dan makanan atau kue kepada kelompok MIT,” tutur Awi.

Empat bulan setelah Ummu Syifa ditangkap, terjadi kontak tembak antara Satgas Tinombala di Desa Bolano Barat, Kecamatan Bolana, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Peristiwa tersebut terjadi pada pertengahan November 2020. Saat kontak tembak terjadi dua terduga anggota MIT yang dipimpin Ali Kalora tewas. Mereka adalah Bojes alias Aan alias Wahid dan Aziz. 

Sempat akan serahkan diri

Ali Kalora dkk juga pernah disebut ingin menyerahkan diri setelah terluka setelah kontak senjata dengan anggota Satuan Tugas Madago Raya pada 22 Maret 2021.

Namun, rencana itu batal karena dihalangi kelompok Qatar. Qatar adalah kelompok MIT lainnya di Poso yang memiliki empat orang anggota, yaitu Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru, dan Jaka aka Ramadan alias Ikrima alias Rama.

Selain Ali Kalora, anggita MIT yang akan menyerah adalah Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

"Dua bulan lalu, ketika Ali Kalora menyatakan akan menyerah, Qatar yang justru menghalangi keinginannya," ucap Farid yang juga Wakil Penanggung Jawab Komando Operasi Madago Raya di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/5/2021).

Pada Agustus 2021, sempat tersebar video yang berisi ajakan Basri, eks kompatriot Ali Kalora, agar Ali dkk menyerahkan diri. Dalam video itu, Basri juga menyatakan bersedia menjemput sisa buron kasus terorisme tersebut yang masih bergelirya di wilayah pegunungan Poso.

“Saya akan jemput kalian, bapak-bapak kita dari polisi memperlakukan saya baik-baik, melebihi saudara mereka sendiri. Sekali lagi marilah kita turun, marilah kita turun, sudah tinggalkan perbuatan kita yang melanggar hukum,” kata Basri dalam video tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved