Cerita Eratnya Persahabatan Ustaz Yusuf Mansyur dan Syekh Ali Jaber, Jadi Penerjemah Dakwah

Ustaz Yusuf Mansur memiliki hubungan persahabatan sangat erat dengan Syekh Ali Jaber sejak awal berdakwah

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
Instagram
Ustaz Yusuf Mansur menangis sampaikan kabar meninggalnya Syekh Ali Jaber 

Setidaknya, menjalani tugas selama satu bulan menjadi iman tarawih dan tahajud. Meski saat itu, sebagai orang asing bisa mendapat kemudahan izin tinggal.

"Saat itu, Wapresnya Bapak Jusuf Kalla dan diberi kemudahan bolak balik Madinah Indonesia. Waktu itu, Subhanallah, kalau disuruh pilih Madina Mekkah Indonesia. Pastinya Madinah. Karena salat di Madinah bisa 100 kali lipat. Masjidil Haram 1000 kali lipat. Kalau bicara berkah, Madinah lebih berkah, suci lebih suci," ceritanya.

Tinggal di Indonesia tahun 2008, berlanjut tahun 2009, 2010.

Karena baru pertama kali tinggal di Indonesia, ia belum bisa bahasa Indonesia.

Ada satu teman baik, mengajarkannya Bahasa Indonesia.  Hanya empat ungkapan yakni Apa kabar, bagus, mau kemana, aku cinta kepadamu.

Jadi, saat itu setiap ia bertemu dengan orang, hanya itu yang diucapkan.

Tidak tahu tanggapan orang, saya hanya mengucapkan itu saja. "Ternyata, saya baru tahu, takdir itu baik dari Allah," katanya.

Tahun 2010, ia mengisi acara tausiyah dengan tema nikmatnya sedekah bersama Ustad Yusuf Mansyur.

"Tahun 2011, saya diundang acara buka puasa bersama Presiden SBY. Duduk bersama Kedubes Negara Arab. Tiba-tiba saat itu, penceramah untuk pengisi kultum tidak datang karena macet."

"Saya didatangi protokol dan dikabarkan penceramah tidak datang. Saya diminta untuk mengisi, kaget apa yang diisi. Apalagi di depan Presiden. Adanya permintaan, saya mau," ungkapnya dalam ceramah.

Lanjut cerita Syekh Ali Jaber, sebelum kultum, protokol menyampaikan kultumnya jangan lama maksimal 10 menit.

Kultum selama10 menit selesai, ternyata protokol salah hitung waktu berbuka.

Masih berbuka masih menunggu waktu 40 menit lagi.

Di datangi seorang imam besar Masjid Istiqlal, meminta dirinya agar mengisi selawat, zikir dan lainnya.

Lama dilaksanakan, tetapi waktu magrib belum tiba. Kembali, ia didatangi protokol.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved