Mengenang WR Soepratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Wafat Pada 17 Agustus
Wage Rudolf Soepratman meninggal dunia pada 17 Agustus 1938, di Kota Surabaya. Karya ciptaannya, Indonesia Raya dimainkan pada Kongres Pemuda kedua
WR Soepratman pernah ditampilkan di mata uang 50.000 rupiah ()
Indonesia Raya
Kongres Pemuda Indonesia ke-2 dilangsungkan di Jakarta pada tanggal 27 s/d 28 Oktober 1928, dipimpin oleh Ketua Panitya Sugondo Joyosugito.
Di dalam penutupan Kongres itulah ditetapkan Sumpah Pemuda.
Tanpa direncanakan lebih dahulu, tampillah WR Soepratman dengan seizin pimpinan Konggres menyumbangkan secara spontan sebuah lagu ciptaannya sendiri.
Lagu itu berjudul Lagu Indonesia Raya, dimainkan dalam biola tunggal.
Lirik dari lagu itu sengaja tidak dinyanyikan, karena diperhitungkan bilamana lirik dinyanyikan maka akan menyebabkan polisi (baca PID = Politieke Inlichtingen Dientst = Intel) bertindak.
Dalam surat Soepratman untuk WM Van Eldik, lagu Indonesia Raya itu memang dikehendakkan oleh W.R. Woepratman, mudah-mudahan dapat menjadi Lagu Kebangsaan Indonesia, seperti halnya lagu 'Wilhelmus' untuk bangsa Belanda.
Lagu 'Indonesia Raya' diterima baik oleh masyarakat khususnya dunia pergerakan kebangsaan Indonesia.
Di rapat-rapat menjadi kebiasaan dibuka dan ditutup dengan lagu Indonesia Raya yang diakuinya sebagai lagu Kebangsaan.
Kongres Partai Nasional Indonesia (PNI) yang ke-2 pada tahun 1929 di bawah pimpinan Bung Karno dalam rapatnya pada tanggal 20 Mei 1929 memutuskan mengakui lagu 'Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan'.
Naskah aslinya berbunyi sebagai berikut:
Indonesia, tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Menjaga pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku, jiwaku semua
Bangunlah rakyatnya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indones Indones
Mulia Mulia
Tanahku Negeriku yang kucinta
Indones Indones
Mulia Mulia
Hiduplah Indonesia Raya
*Naskah asli Indonesia Raya (biografipedia.com)
Kemudian terjadi perubahan di bagian "Indones Indones Mulia Mulia" menjadi Indones Indones Merdeka Merdeka".
Pada waktu pamflet Indonesia Raya diterbitkan, Soepratman dipanggil oleh Asisten Wedana dan Kepala Polisi.
Kemudian oleh Pokrul Jenderal ditanya:
1. Apakah maksudnya menggubah lagu Indonesia Raya ?
2. tentang perubahan naskah syair menjadi Indones Indones Merdeka Merdeka.
Soepratman mempersilakan mereka membaca naskah syair aslinya, di mana tercantum perkataan Mulia Mulia dan yang menetapkan Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan bukan dia, tetapi Kongres PNI ke-2.
Akhirnya ia dipersilahkan pulang, tanpa dapat dituntut.
Soepratman terkenal pula sebagai penggubah lagu-lagu nasional, yakni :
1. Bendera kita;
2. Pandu Indonesia;
3. Lagu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia);
4. Indonesia, hai ibuku;
6. Rajen Ajeng Kartini, dan Iain-lain.
Matahari Terbit
Selama di Surabaya itu Soepratman sempat pula menggubah lagu lagi, yakni berjudul Matahari Terbit untuk pandu-pandu KBI.
Syair lagu itu berbunyi sebagai berikut:
Matahari sudah terbit
Putra ibu-ibu bangun
Mari lihat cahaya mulya
Indonesia tanah airku.
Ibu Putra yang berbudi
Putra ibu yang sejati
Mari lihat cahaya mulya
Indonesia tanah airku
Pada tanggal 7 Agustus 1938, Soepratman siap akan berangkat memimpin nyanyian lagu tersebut oleh pandu-pandu KBI di siaran NIROM Surabaya.
Polisi menangkapnya, dengan tuduhan membantu Jepang, yang akan menyerbu Indonesia, sebab pada waktu itu gejala-gejala akan adanya ekspansi Jepang makin jelas.
Soepratman menyangkal tuduhan itu dengan keras, lagu gubahannya itu sama sekali tak ada hubungan dengan Jepang dan tidak sekali-kali mengandung arti memuja bendera Jepang yang bersimbol matahari terbit.
Selain itu dalam syair itu jelas tercantum Indonesia tanah airku.
Setelah peristiwa tersebut, Soepratman jatuh sakit.
Pada tengah malam tanggal 17 Agustus 1938 Soepratman tutup usia dengan tenang.
Sampai akhir hayatnya, Soepratman tak mempunyai istri dan seorang anak pun.
Jenazahnya dikebumikan secara Islam di Surabaya.
Pada tanggal 31 Maret 1956 kerangka jenazah almarhum dipindahkan ke makam khusus untuk W.R. Soepratman terletak di Tambaksegaran Wetan Surabaya.
Pahlawan Nasional
Pemerintah R.I. menganugerahkan Bintang Mahaputera III kepada Soepratman.
SK No. 016/TK/Tahun 1971 tertanggal 20 Mei 1971 menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada WR Soepratman.
(TribunnewsWiki/Indah)
Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/02/wage-rudolf-soepratman
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul 17 Agustus 1938 Wage Rudolf Soepratman Meninggal Dunia, Sosok Pencipta Lagu Indonesia Raya, https://manado.tribunnews.com/2020/08/17/17-agustus-1938-wage-rudolf-soepratman-meninggal-dunia-sosok-pencipta-lagu-indonesia-raya?page=all.
Editor: Rizali Posumah