Digitalisasi Buat Eksportir Tenang, Gaung IPC Jadi Trade Facilitator Didukung Dari Palembang
Manajemen IPC Palembang terus meningkatkan kualitas pelayanan baik bidang operasional maupun bidang non operasional
Penulis: Siemen Martin |
Untuk dermaga perairan pelabuhan dalam negeri mencapai 6.628.985 GT / 2.167 unit serta luar negeri mencapai 1.552.371 GT / 394 unit.
Tantangan Pelindo di Palembang yaitu saat ini hanya ada dimasalah alur sungai, karena kapal berukuran besar sulit masuk akibat dipengaruhi pasang surut air.
Gaungkan Dari Palembang
IPC sebagai Trade Facilitator akan dimulai pada 2020, dengan menjadi trade facilitator maka tidak ada lagi pengguna jasa yang super sibuk mengurus berbagai kebutuhan bisnis secara terpisah.
“Misalkan pengguna jasa ingin menyewa kapal, truk dan lain-lain bisa memesan melalui IPC, artinya bisnis platform ini membantu pengguna jasa memenuhi kebutuhan bisnis,” jelas GM Komersial Pelindo II Palembang Darmawi melalui Humas Pelindo Heru.
Setelah diterapkan trade facilitator maka untuk jangka 5 tahun kedepan bukan hanya melayani bongkar muat barang tapi melakukan perdagangan yang sangat lengkap era digitalisasi ini.
“Bukan hanya anak perusahaan, swasta juga kita ajak kerjasama, bisa dengan TAA maupun perusahaan swasta lainnya, jadi sistemnya bagi hasil, serta IPC juga menyiapkan tenaga ahli, inilah yang dinamakan trade facilitator,” terangnya.
Sehingga pihaknya bisa menjelaskan menjadi trade facilitator bukan ingin memonopoli, melainkan seluruh stakeholder diajak kerjasama demi memajukan logistik nasional.
"Kita optimis dari daerah Palembang, rencana IPC menjadi trade facilitator kelas dunia dimulai," ungkapnya.
Sebagai trade facilitator, IPC Palembang juga merealisasikan pembangunan Pelabuhan Sungai Lais Palembang.
Pelabuhan Sungai Lais yang lokasinya strategis ini hanya berjarak Boom Baru 10 kilometer, dinilai sangat potensial untuk terus dikembangkan.
IPC Palembang juga ingin mendorong perekonomian Sumsel, selain itu mewujudkan program Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Pengamat Ekonomi Sumsel, Yan Sulistyo memprediksi setelah IPC atau Pelindo II Palembang menjadi trade facilitator dipastikan akan menyumbang pendapatan bagi pemerintah daerah.
Dari sisi pendapatan IPC akan menjadi kekuataan penyokong perekonomian.
"Pajak dari kegiatan trade facilitator akan dirasakan manfaatnya, strategi bisnis IPC ini harus didukung oleh pemerintah setempat," kata Yan.
Namun, Yan mengusulkan saat menjadi trade facilitator, IPC Palembang harus mengoptimalkan Pelabuhan Sungai Lais.
Sebab, kalau memaksakan di Boom Baru dikhawatirkan arus bongkar muat akan terganggu, karena sudah padatnya lokasi pelabuhan dengan permukiman penduduk.
"Harus diperhatikan bagaimana kenyamanan seluruh unsur, baik dari pengusaha dan penduduk, sehingga nantinya tidak ada hambatan saat misi itu berjalan," kata dia.
Pemerintah Palembang pun sejak lama sudah mendukung aktivitas pelabuhan terutama dalam arus lalu lintas kendaraan truk kontainer untuk memasuki terminal peti kemas.
Peraturan Walikota Palembang nomor 26 tahun 2019, mengatur arus lalu lintas dan jam operasional bagi truk bermuatan besar.
Ada beberapa poin truk yang akan ke Boom Baru melewati sejumlah ruas jalan yang sudah ditentukan.
Misalnya kendaraan dari Pelabuhan Tanjung Api Api menuju Pelabuhaan Boom Baru harus melintasi Jalan Letjen Harun Sohar - Jalan Kebon Sayur - Residen H Najamuddin - MP Mangkunegara - Residen Abdul Rozak - RE Martadinata - Yos Sudarso - Letkol Nuramin -Pelabuhan Boom Baru.
Pilot Project MOS Pelabuhan Sungai
IPC/Pelindo II Palembang di tahun 2020 akan menjadi pilot project penerapan Marine Opertaing System (MOS) pelabuhan sungai.
Uji coba nanti untuk mengetahui kelemahan yang akan disempurnakan, dengan harapan semua sudah dilakukan penerapan digitalisasi pada tahun 2020.
“MOS ini antisipasi kepadatan arus kapal dan melonjaknya bongkar muat curah di pelabuhan, untuk itu kami telah mempersiapkan infrastruktur pendukung, hal itu untuk mempermudah operasional sandar kapal serta biaya bisa ditekan,” kata Humas Pelindo II Palembang Heru.
Sehingga pelayanan kapal ini nantinya akan dikerahkan pandu-pandu kapal yang melayani secara ontime.
MOS difungsikan untuk mengatur kapal tunda dan kapal pandu yang semakin efisien dan bagi pengguna jasa proses bisa lebih cepat.
Bagaimana seperti filosofi pelabuhan semakin lama kapal bersandar maka pelabuhan tidak produktif dan kinerja lambat.
“Sisi logistik ini seperti mata rantai, pabrik atau gudang penerima terhambat, barang langka di pasar, siklusnya seperti itu,” kata Heru.