Digitalisasi Buat Eksportir Tenang, Gaung IPC Jadi Trade Facilitator Didukung Dari Palembang

Manajemen IPC Palembang terus meningkatkan kualitas pelayanan baik bidang operasional maupun bidang non operasional

Penulis: Siemen Martin |
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
PELINDO TRADE FACILITATOR - Suasana Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II saat matahari terbit di kawasan sungai musi, Palembang, Senin (9/9/2019). PT Pelindo terus memperkuat penggunaan teknologi informasi untuk menuju port digital dan pelabuhan kelas dunia dengan layanan yang lebih cepat, mudah dan murah 

Aplikasi e-service di Palembang ini sudah mulai sejak 16 Mei 2019.

“Pengguna jasa sudah bisa melihat kontainernya apakah sudah dilayani apa belum cukup melalui smartphone, kemudian untuk penyelesaian semuanya cukup cepat biasanya satu hari atau dua hari,” katanya.

Bukan hanya menguntungkan bagi pengguna jasa, para operator pelabuhan pun dengan mudah mengecek kedatangan kapal serta barang yang dibawa dengan menggunakan system operator CCTV.

Apakah barang yang dibawa sudah sesuai atau tidaknya bisa terdeteksi dan meminimalisir kesalahan.

“Dampak digitalisasi sekarang bias dilihat di terminal peti kemas, box atau kontainer sudah tertata, bloking sudah jelas, mana yang khusus untuk ekspor dan impor, barang bahaya dan jenis lainnya, kalau dulu kan hanya asal taruh saja, sekarang benar-benar mempercepat pelayanan,” jelas dia.

Bongkar Muat Lebih Cepat

Sistem digitalisasi benar-benar menguntungkan seluruh pihak, untuk kedatangan kapal 10.000 GT (gross ton) dengan kapasitas 250-300 box sekali datang bisa dilakukan bongkar muat perjamnya rata-rata mencapai 28-32 box.

“Dulu hanya mampu hingga 25 box sekarang sudah meningkat, artinya kapal sekali bongkar 300 box untuk saat ini cukup sampai satu hari saja,” kata Agus.

Proses cepat ini membuat pelabuhan untung dan kapal pengangkut box sama-sama diuntungkan, bisa dibilang dengan proses pelayanan yang cepat Pelabuhan menjadi lebih produktif.

“Pengguna jasa dan pemilik kapal bisa keluar lagi bisa cari muatan, daripada mengendap. Otomatis pemilk kargo bisa cepat ambil, seperti barang consumer goods serta barang yang beresiko busuk atau bahan baku bisa diolah di pabrik,” ungkapnya.

Pelindo II memiliki fasilitas dan peralatan, seperti 2 container crane, 4 jib crane, 4 unit rel mounted gantry crane, 21 unit forklift.

Kemudian 19 head truck, 19 unit chasis, 3 unit side loader, 4 unit reach stacker dan 3 unit weigh bridge.

Sedangkan luas lahan Pelabuhan Boom Baru tercatat 24 hektare dan yang dimanfaatkan sekitar 18,5 ha. Pelabuhan ini juga dilengkapi areal pergudangan sebanyak 6 unit dengan luasan total 6.775 meter persegi.

Untuk diketahui, capaian produksi hingga Oktober 2019 di terminal multipurpose diantaranya pelayanan Bag Cargo mencapai 287.507 Ton, General Cargo mencapai 148.083 Ton, Curah Cair mencapai 746.083 Ton dan Curah Kering mencapai 126.750 Ton.

Sedangkan untuk kunjungan kapal di dermaga umum dalam negeri mencapai 1.798.152 GT / 1.040 Unit serta luar negeri mencapai 1.117.505 GT / 235 Unit.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved