Tsunami Banten dan Lampung
Video Detik-detik Erupsi Gunung Anak Krakatau 3 Jam Sebelum Tsunami Banten dan Lampung
Tim Patroli Kepulauan Krakatau BKSDA Bengkulu Lampung, 22 Desember 2018, 18.00 WIB, merekam video detik-detik erupsi Gunung Anak Krakatau
Penulis: Wawan Perdana |
TRIBUNSUMSEL.COM-Tsunami di Banten dan Lampung terjadi, Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.27, WIB.
Tsunami bukan dipicu oleh gempabumi. Tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik.
Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sekitar 3 jam sebelum tsunami Banten dan Lampung, terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau.
Tim Patroli Kepulauan Krakatau BKSDA Bengkulu Lampung, 22 Desember 2018, 18.00 WIB, merekam video detik-detik erupsi Gunung Anak Krakatau.
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam pekat yang mengarah ke timur laut dan timur.
• Jadi Korban Tsunami Banten, Ini Sosok Bani Seventeen, Gabung Sejak SMA Hingga Sayang Anak
• Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda, Fakta Istri Ade Jigo Asli Orang Lahat dan Sahabat Risty Tagor
Selain itu, pengamatan langsung dilapangan oleh tim patroli pengamanan kawasan Kepulauan Krakatau Balai KSDA Bengkulu Lampung juga memperlihatkan adanya lontaran material pijar yang terjadi terus menerus.
Suara dentuman juga terdengar cukup keras yang menyebabkan pos jaga Pulau Panjang tersebut bergetar.
Kondisi saat itu cuaca terpantau cerah, angin bertiup lemah ke arah timur laut dan ombak laut tenang.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi pada 22 Desember 2018 pukul 17:22 WIB.
Tinggi kolom abu teramati lebih dari 1.500 m di atas puncak (± 1.838 m di atas permukaan laut).
Erupsi tersebut terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi ± 5 menit 21 detik.
Ini video detik-detik erupsi Gunung Anak Krakatau yang diposting akun instagran resmi Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kepulauan Krakatau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan @krakatau_ca_cal :
BMKG telah menyampaikan secara resmi bahwa tsunami telah terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, diantaranya di pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Tsunami Banten dan Lampung menimbulkan banyak korban jiwa.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai pukul 13.00 mencatat, 168 orang meninggal dunia, 745 orang luka-lika, dan 30 orang hilang.
Bencana juga mengakibatkan kerusakan 558 rumah, 9 hotel rusak berat, 350 kapal, dan warung.
"Korban serta kerugian terjadi di 3 kabupaten, Padeglang, Lampung Selatan dan Serang," kata Humas BNPB Sutopo saat jumpa pers, Minggu (23/11/20180.
• Update Pukul 13.00 Korban Tsunami Banten dan Lampung : 168 Orang Meninggal dan 30 Orang Hilang
• 5 Pantai Wisata Ini Mengalami Kerusakan Parah Akibat Tsunami Banten dan Lampung
Wilayah Padeglang merupakan yang paling parah. Terdata 126 orang meninggal dunia, 628 luka-luka, dan 4 orang hilang.
Diperkirakan jumlah korban masih akan bertambah sebab data yang disampaikan masih sementara.
Tim gabungan saat ini masih lakukan proses evakuasi.
Menurut Sutopo, sejumlah wilayah masih belum bisa dijangkau. Sebab beberapa ruas jalan putus, ditutup pohon tumbang dan material.
Tsunami di Banten dan Lampung terjadi, Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.27, WIB.
kerusakan bangunan sebagian besar terjadi di sejumlah kawasan pemukiman dan wisata di lima wilayah pantai.
Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.
• Cara Praktis dan Mudah Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan Pakai Aplikasi BPJSTKU
• Bakti Setiawan Jabat Ketua Umum Pengprov Persaudaraan Sharonji Kempo Indonesia (Perkemi) Sumsel
Dikutip dari Tribun Lampung, sebanyak 14 korban tewas dalam tsunami Lampung ditemukan di Desa Way Muli Induk, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu, 23 Desember 2018.
Warga dan tim gabungan masih melakukan pencarian korban lainnya yang mungkin belum ditemukan.
Jenazah korban akan disemayamkan di Masjid Nurul Hidayah.
Rencananya, jasad korban tewas segera dimandikan untuk dimakamkan.
Desa Way Muli menjadi salah satu desa yang paling parah terkena bencana tsunami Lampung.
Bahkan, tidak sedikit rumah warga yang rata dengan tanah.
Sampai siang ini, proses pencarian korban masih dilakukan.
Karena diperkirakan masih banyak korban yang belum ditemukan.
Dari pantauan Tribun, Minggu, 23 Desember 2018, daerah yang terparah terkena gelombang tinggi PPI Bom, Kalianda Bawah, kawasan Pantai Ketang, Pantai Canti, dan Kunjir di Kecamatan Rajabasa.
