Anak Durhaka Tega buang Ibunya Sendiri Ke Jalan, 9 Tahun Kemudian Ia Menyesal, Ternyata
Seorang pria bernama Tung-tung tinggal di desa Feng Shan Tiongkok.Tung dikenal sebagai anak durhaka , setelah mengabaikan keluarga kandungnya.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Seorang pria bernama Tung-tung tinggal di desa Feng Shan Tiongkok.
Tung dikenal sebagai anak durhaka , setelah mengabaikan keluarga kandungnya.
Sebelumnya, sang ayahanda telah meninggal saat ia bayi sehingga ibunya harus susah payah merwat hingga besar.
Dilansir dari Epochtimes, saat memasuki umur dewasa, Tung dijodohkan dengan seorang wanita bernama Ah Mei
Awalnya Ah Mei menolak, tapi daripada tidak mendapatkan jodoh, ditambah lagi usianya yang sudah cukup tua untuk ukuran seorang gadis di desa ( Ah Mei lebih tua 6 tahun dari Tung Tung), akhirnya mau menikah dengan Tung Tung.
Setelah menikah dengan Tung Tung, tampak jelas Ah Mei tidak suka dengan ibu mertuanya, ia selalu mengatai ibu mertuanya hanya numpang makan, dengan kata-kata ketus.

Menyuruh Tung Tung, suaminya bekerja mencari uang. Kalau tidak bisa mendapatkan uang, ia akan pergi dari rumah dan tidak mau punya anak-anak dari Tung Tung.
Mendengar kata-kata menantunya, dan demi kebahagiaan anak serta keturunannya, ibu Tung Tung pun memutuskan pergi dari rumah itu, agar anak dan menantunya itu bisa hidup tenang.
Tung Tung adalah anak yang lemah sejak kecil. Ia pun takut dengan istrinya yang galak, ia hanya bisa melihat kepergian ibunya tanpa berkata apa pun.
Ibunya berjalan sepanjang malam itu tak tentu arahnya, paginya baru sampai di kota kabupaten.
Nyonya Liu, ibunya Tung Tung tidak punya kenalan atau kerabat di daerah yang asing ini, dia juga tidak tahu mau kemana lagi. Sambil berjalan ia tiba di kolong jembatan, dan menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggal.
Saat lapar dia terpaksa memungut sisa makanan yang dibuang orang, atau mengambil pakaian bekas yang dibuang orang ketika pakaiannya sudah robek.
Hingga akhirnya dia pun memulung sebagai mata pencahariannya. Saat musim panas, nyonya Liu bisa tinggal di sembarang tempat, tapi saat musim dingin, apalagi turun salju, cuacanya menjadi dingin, nyonya Liu terpaksa berlindung di bawah kolong jembatan, dengan badan menggigil kedinginan.

Beberapa kali dia hampir mati membeku saking dinginnya, beruntung kebetulan ada orang yang lewat dan menghubungi panggilan darurat 120.
