TNI Tewas Dianiaya Senior

Ayah Prada Lucky Tuntut Hukuman Mati 17 Terdakwa, Sebut Putranya Sudah Dibantai Bukan Dibina

Kecewa dan marah dirasakan Chrestian Namo ayah dari almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo usai mengikuti persidangan lanjutan kasus kematian san

Editor: Moch Krisna
Kolase/Pos Kupang
MINTA DIHUKUM MATI : Ayah almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Chrestian Namo saat memberikan keterangan usai persidangan di Pengadilan Militer Kupang, Selasa (28/10/2025).(Kiri) Wajah para terdakwa yang sidang para baru kedua di Pengadilan Militer Kupang dalam perkara meninggalnya Prada Lucky Namo.(Kanan) 

Ringkasan Berita:
  • Ayah Prada Lucky tegaskan anaknya dianiaya dan disiksa, bukan pembinaan militer
  • Keluarga siap ajukan otopsi ulang jika vonis para pelaku tak sesuai.
  • Terdakwa diduga menyebar tuduhan LGBT terhadap korban, ayah korban siap membuktikan

 


TRIBUNSUMSEL.COM -
Kecewa dan marah dirasakan Chrestian Namo ayah dari almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo usai mengikuti persidangan lanjutan kasus kematian sang putra di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Selasa (28/10/2025).

Chrestian Namo, menegaskan bahwa kematian putranya bukan disebabkan oleh proses pembinaan militer, melainkan akibat tindakan penyiksaan yang telah melampaui batas kemanusiaan serta melanggar aturan dalam institusi TNI.

Ia menyebut, sebagai mantan pelatih, dirinya memahami bahwa dalam sistem pembinaan militer terdapat tahapan yang jelas dan tidak boleh dilanggar.

“Kalau anggota melakukan kesalahan, tahap pertama itu teguran. Kalau masih melanggar, baru ada hukuman fisik seperti lari atau push-up untuk meningkatkan fisik. Dan kalau masih melanggar lagi, baru masuk ke sanksi administrasi, bahkan bisa ke jalur hukum. Bukan seperti anak saya yang dibantai dan dibunuh,” tegasnya melansir dari Pos Kupang.

Terkait keputusan keluarga yang menolak otopsi pada awal kematian Prada Lucky, Chrestian menjelaskan hal itu dilakukan atas permintaan ibunda almarhum. 

Ia menilai bukti fisik yang ditemukan di tubuh anaknya sudah cukup menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan berat.

ISU PELAKU PENGANIAYAAN- Beredar laporan merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personil yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo. Pelaku anaiya Prada Lucky Namo dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan. Total pelaku diduga 20 orang
ISU PELAKU PENGANIAYAAN- Beredar laporan merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personil yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo. Pelaku anaiya Prada Lucky Namo dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan. Total pelaku diduga 20 orang (Facebook/Eppy Mirpey)

“Saya sudah lihat langsung tubuh anak saya penuh luka. Saya juga punya rekaman kondisi tubuhnya. Karena itu, saya menuruti permintaan ibu almarhum untuk tidak melakukan otopsi saat itu,” ujarnya.

Namun, Chrestian menegaskan bahwa jika nantinya putusan pengadilan tidak sesuai dengan harapannya, keluarga akan meminta agar otopsi dilakukan ulang dengan melibatkan pihak yang netral.

"Apabila hukuman tidak sesuai permintaan saya, yaitu hukuman mati dan pemecatan bagi pelaku, maka saya akan melaksanakan otopsi. Tapi saya minta dokter yang netral," ungkapnya.

Chrestian juga menyoroti pernyataan para terdakwa yang diduga mencoba mengalihkan kasus dengan menuduh almarhum sebagai pelaku penyimpangan seksual. Ia menyatakan siap menghadapi hal tersebut di persidangan.

“Mereka bilang anak saya meninggal karena dicurigai LGBT. Saya akan tanya nanti di pengadilan, buktinya di mana? Kalau tidak bisa buktikan, berarti itu fitnah,” kata Chrestian dengan nada tegas.

Persidangan kasus kematian Prada Lucky akan terus berlanjut dengan agenda pemeriksaan saksi dan terdakwa. Keluarga korban berharap agar proses hukum berjalan adil dan pelaku dihukum seberat-beratnya.


Jalannya Sidang Perdana

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved