Mereka Terus Berjuang
Potret Warga Miskin Palembang, Tidur Saja Maryam Harus Berhimpitan dengan Suami dan 4 Anaknya
Jeritan tersebut seperti isyarat jika mereka menjalani kehidupan dengan bekerja keras bukan dengan cara meminta - minta, Selasa (1/8/2017).
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: M. Syah Beni
"Tanah tempat bangunan rumah yang kami dirikan adalah milik teman suami saya, dia memberikan kami tumpangan tanah, saya bersama keluarga merasa sangat terbantu atas pertolongan tersebut", terangnya.
Karena kondisi rumah yang kecil, tempat juga harus dijadikan satu, seperti lokasi tidur dan dapur serta ruang tamu merangkap menjadi satu.
Peralatan kebutuhan rumah tangga seperti gelas dan piring berbahan dasar plastik menjadi hiasan yang terpajang saat memasuki rumah.
Banyaknya peralatan berbahan dasar plastik juga menjadi bahaya sendiri bagi keluarga Mariam, kondisi tempat yang rawan banjir menjadi kendala serius.

Terjangan arus banjir sewaktu - waktu bisa menghanyutkan peralatan seperti plastik dan kemungkinan terburuknya juga akan menghantam dinding rumah yang berbahan dasar kayu.
"Kalau hujan turun deras, air sungai didekat rumah akan meluap keatas, rumah pasti dimasuki air", tutur Mariam.
Sambil mengenakan baju berwarna biru mudah, celana pendek coklat dan memakai sandal jepit, Mariam terlihat sangat sabar, terbukti dari raut mukanya yang menunjukan kecerian.
"Bersyukur masih bisa makan, dalam kondisi seperti apapun kita harus tetap bersyukur", jelasnya.
Tak ada satupun dari anak Mariam yang berhasil menyelesaikan sekolahnya, bukan karena malas tetapi benturan biayalah yang menjadi benturan keras bagi Mariam.

Ia sendiri juga tidak memiliki pekerjaan tetap, sedangkan sang suami sudah lama tidak bekerja dan dulunya juga bekerja sebagai tukang bersih - bersih, tentunya tidak cukup untuk biaya sekolah.
"Semoga kedepannya anak saya bisa sekolah, agar bisa kedepannya kehidupannya tidak sulit seperti orangtuanya", ungkapnya.