Kisah Haru Keturunan Belanda yang Berjuang Menjadi Pemanggang Kemplang dan Mengumpulkan Rongsok
"Kenapa harus malu. Saya bantu orangtua. Terserah orang mau bilang apa, yang jelas kami mencari rejeki halal,"
"Ini sudah dilakukan sejak Zaman Bupati H Yulius Nawawi dan Bupati H Kuryana Azis. Hingga sekarang juga tetap kami lakukan," katanya.
Untuk itu, kata Faisol sangat penting informasi-informasi seperti ini, sehingga pemerintah lebih mudah melakukan pendataan dan memberikan bantuan.
"Secepatnya bersama Baznas OKU akan kita ulurkan bantuan permodalan usahan," katanya.
Sebagai informasi, kisah kakak beradik keturunan Belanda yang berjuang hidup, memanggang kemplang dan mencari rongsok ini berawal dari, hebohnya jejaring sosial facebook.
Dimana kisah singkat kakak beradik yang diketahui keturunan belanda ini, dituangkan dalam facebook, milik Didi Jumadi Jamdar (Bank Dijee).
Didi diketahui warga Baturaja. Cerita itu dia unggah pada Kamis (26/11), sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam waktu tiga jam, unggahan itu mendapat 44 komentar dan disukai 52 orang.
Saat di hubungi Tribun Sumsel, Kamis (26/11) Didi menceritakan, kedua bocah masih memiliki keturunan Belanda itu juga tak jarang mencari barang rongsokan, di sekitar pusat pertokoan.
Didi menceritakan, kehidupan dua bocah tinggal di sebuah rumah kumuh dengan judul, 'Berdarah Belanda Yanti dan Al Tinggal Di Rumah Bak Kapal Pecah.'
"Awalnya saya tidak tahu jika anak itu masih ada keturunan belanda. Rupanya setelah bercerita memang neneknya orang belanda," kata Didi.
Didi mengaku, sengaja mengunggah kisah kakak beradik itu di facebook. Ia mengaku bangga dengan kakak beradik itu, berjuang keras hanya untuk menempuh pendidikan.
"Alhamduillah setelah saya kisahkan melalui facebook, ada bantuan mengalir dari donatur yang tidak mau disebut namanya dan sudah saya salurkan. Kita belikan pakaian sekolah, buku dan kelengkapan lainnya," kata Didi.
Ia mengaku salut dengan kakak beradik itu. Sebab di jaman modern ini mereka tidak malu berjuang untuk memenuhi kebutuhan, sekalipun itu harus memanggang kelempang dan memungut barang rongsok.
Kisah kedua bocah darah Belanda diunggah Didi langsung disambut simpati para warga dunia maya. Menurut dia, darah Belanda didapat dari nenek mereka.
Yulius Faisol melalui akun Facebooknya mengatakan, "Tks infonya dan keikhlasan utk ekspose sdr2 kt yg butuh bantuan om haji..Insya Allah akan ditindaklanjuti baik pribadi maupun kelembagaan."
Seseorang dengan akun Facebook bernama Chandra Ali Agus juga ikut sumbang komentar soal itu. Dia menulis,
"Mohon maaf sebelumnya karena nggak pernah komen..... Kami mengenal mereka semenjak ayuk nya ddk d bangku smp hingga skrg sma muhamadiyah dan adik nya skrg sdh smp yg hampir setiap malam ada d dpn indomart ktr pos......kami peduli dan insyaallah memberi bantuan bahkan pernah mau ajak tinggal d rmh kami tp mereka menolak..."
Mulyadi Prataman juga berkomentar, "Saran utk membantu saudara kita tsb akan lebih bagus jika kita membantu membuatkan usaha supy bisa mandiri. Misalnya kolam ikan patin atau gabus...hasilnya bisa dijual ke rumah makan pindang atau tempat pembuatan mpek mpek. Mari peduli dengan sesama, insya Allah Tuhan akan memudahkan usaha kita. Amin."
Dan masih banyak lagi komentar lainnya. Terlebih saat Didi mengunggah foto mengajak kakak beradik itu membeli pakaian dan kelengkapan sekolah.
"Alhamduillah bantuan mengalir mereka dari tangan-tangan donatur. Tidak ada maksud lain saya menulis kisah kakak beradik ini di facebooknya. Ia bangga dan salut meski dalam kondisi perekonimian yang minim, namun kakak beradik ini semangat untuk belajar," katanya.(rws)