Kisah Haru Keturunan Belanda yang Berjuang Menjadi Pemanggang Kemplang dan Mengumpulkan Rongsok

"Kenapa harus malu. Saya bantu orangtua. Terserah orang mau bilang apa, yang jelas kami mencari rejeki halal,"

TRIBUNSUMSEL.COM/RETNO WIRAWIJAYA
Yanti (15) dan Samsul yang akrab disapa Al (12) harus berjuang keras membantu orangtuanya memanggang kemplang. 

Usman orangtua Yanti dan Samsul mengaku, tidak pernah memaksa anak-anaknya. Ia menginginkan anaknya belajar di sekolah yang benar.

Namun ia bersyukur anaknya ingin membantu mereka. Menurut Usman mereka menggeluti membuat kemplang sagu, tampa menggukan ikan ini sejak tahun 1993.

"Kami manggang kemplang setiap 3 hari sehari sebanyak 12,5 kilogram. Untungnya sekitar Rp 40 ribu, itu saya dan bapak, jual sendiri dengan cara berkeliling. Sebulan kami bisa mengumpulkan Rp 500 ribu," kata ibu Yanti dan Samsul, untuk memenuhi kebutuhan memang kurang. Tapi alhamduillah ada-ada saja rejeki untuk mencukupi, salah satunya dengan dibantu Samsul.

"Kalau keturunan Belanda memang ada dari suami saya (Usman), neneknya orang Belanda. Masalah keluarga di Belanda kami tidak tahu lagi apakah masih ada atau tidak," katanya.

*Pemerintah Langsung Ambil Langkah

Mengetahui hal itu, Pemerintah Ogan Komering Ulu (OKU) langsung sigap mengambil tindakan. Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesrah) Setda OKU bersama Baznas langsung turun lapangan meninjau kondisi keluarga Yanti.

Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesrah) Setda OKU, Yulius Paisol setelah meninjau kondisi keluarga Yanti menceritakan, hal-hal informasi seperti ini yang kami harapkan dari teman-teman dan masyarakat OKU.

Pihak pemerintah, sejak dulu sudah memprogramkan, hal-hal untuk bantuan sosial dan membantu kesejahterahan rakyat. Bahkan sudah melakukan pendataan.

Hal ini sudah berjalan sejak di Zaman Pemerintahan Bupati H Yulius Nawawi dan Bupati Drs H Kuryana Azis.

"Sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintah. Ini mungkin belum terdata, makanya kita turun langsung ke lapangan," kata Faisol.

Faisol menjelaskan pemerintah akan membantu, namun bantuan ini bukan bantuan langsung dana saja.

Pihak pemerintah akan membantu dan mencari solusi pengembangan usaha apa yang tepat untuk diberikan sehingga, bantuan ini bisa berjalan terus menerus dan berkembang sehingga bisa membantu meningkatkan perekonomian mereka.

"Mengapa kita memberibantuan untuk pengembangan usaha, bukan bantuan tunai, sebab jika bantuan tunai akan habis dan terbatas."

"Namun jika kita beri modal usaha dan diarahkan bisa mengangkat pertumbuhan perekonomian mereka. Hal ini sudah kita lakukan."

"Banyak yang sudah dilakukan pemerintah. Selain membantu warga miskin, kita juga sudah memberangkatkan masyarakat umbroh gratis, melalui program Umbroh Gratis."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved