Kisah Haru Keturunan Belanda yang Berjuang Menjadi Pemanggang Kemplang dan Mengumpulkan Rongsok

"Kenapa harus malu. Saya bantu orangtua. Terserah orang mau bilang apa, yang jelas kami mencari rejeki halal,"

TRIBUNSUMSEL.COM/RETNO WIRAWIJAYA
Yanti (15) dan Samsul yang akrab disapa Al (12) harus berjuang keras membantu orangtuanya memanggang kemplang. 

Ia membagi waktu. Pagi ia sekolah, sepulang dari sana ia istirahat sejenak, setelah itu baru memanggang kemplang bersama ibunya.

"Setelah bantu ibu saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah di malam hari. Kalaupun tidak ada PR saya belajar saja," kata gadis yang mengaku sangat senang dengan mata pelajaran matematika ini.

Gadis berparas ayu yang memiliki darah Belanda ini, memiliki cita-cita mulia. Saat ditanyakan dengan tegas ia menjawab ingin menjadi guru.

Sebab menurutnya, guru merupakan tugas mulia mendidik murid hingga menjadi orang pintar, sehingga menjadi berguna dan bermanfaat untuk orang banyak.

"Saya ingin jadi guru. Inilah satu-satunya cita-cita saya," kata gadis langsing yang dikaruniani mata coklat bening ini.

Selain tinggal bersama ibu dan ayahnya, Yanti tinggal bersama dua orang saudaranya. Terpantau rumah orangtuanya, berdinding batu dan atap seng ini, tidak memiliki plafon.

Rumahnya berlokasi di Saung Naga Kebun Jati, kec Baturaja Timur, Kabupaten OKU. Ruang dapur beralas tanah.

Sementara kamar Samsul dan Yanti tanpa Pintu hanya ditutup gorden yang terlihat lusuh. Ruang tamu penuh dengan barang plastik bekas botol air mineral dan minuman sejenisnya.

Barang plastik itu merupakan, barang rongsok hasil pencarian Samsul Bahri (13) adik kandung Yanti.

Samsul, masih duduk dibangku SMP. Samsul juga mencari rongsok untuk membantu perekonomian orang tuanya.

Kata Samsul biasanya, ia mencari rongsok di malam hari di daerah Taman Kota Baturaja. Dalam satu bulan ia berhasil mengumpulkan uang Rp 400 ribu.

"Uang itu saya beri untuk orangtua. Biasanya saya mencari barang rongsok paling malam pukul 22:00 wib," kata remaja tampan berkulit putih dan rambut kemerahan ini.

Setelah mencari barang rongsok ia pulang dan istirahat. Paginya ia sekolah dan beraktifitas seperti anak seumurnya.

Siangnya setelah istirahat pulang sekolah, Samsul, yang memiliki cita-cita menjadi seorang polisi ini langsung melanjutkan mengerjakan PR dari sekolah dan belajar.

"Saya tidak malu. Kawan-kawan juga banyak yang sudah tahu apa yang saya lakukan," katanya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved