Mata Lokal Desa
Sesuaikan Modernisasi, Prosesi Niktiko Adok Adat Komering Sumsel Kini Bisa Dilakukan Lewat Video
Prosesi Niktikko Adok atau yang dikenal juga dengan Jajuluk atau Gelaran khas adat suku Komering, Sumsel kini bisa dilakukan lewat video
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat adat suku Komering, Sumatera Selatan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati diri.
Salah satu buktinya adalah inovasi dalam prosesi Niktiko Adok atau yang dikenal juga dengan sebutan Jajuluk atau Gelaran yaitu upacara sakral pengukuhan dan pengumuman nama adat.
Kini, prosesi yang dulunya harus dilaksanakan secara langsung di hadapan tetua adat dan masyarakat, dapat dilakukan dengan cara baru yang melalui dokumentasi video.
Inovasi ini lahir sebagai bentuk revitalisasi budaya sekaligus jawaban atas tantangan zaman yang menuntut fleksibilitas dan efisiensi, tanpa mengorbankan nilai sakral adat itu sendiri.
Pelaku adat kini tidak diwajibkan hadir secara fisik di lokasi acara utama. Prosesi cukup dilaksanakan di wilayah asal, Jazirah Komering, dengan tata cara adat yang lengkap dan direkam secara utuh.
Video tersebut kemudian dapat ditayangkan saat resepsi pernikahan atau acara adat utama, sehingga tetap menghadirkan makna pengukuhan di hadapan khalayak.
Menurut Ketua Lembaga Pembina Adat Kabupaten OKU Timur, H. Leo Budi Rachmadi, langkah ini bukanlah bentuk pengurangan nilai adat, melainkan terobosan yang memperkuat eksistensi budaya di tengah keterbatasan zaman.
“Yang tak kalah penting adalah esensi dan keabsahan prosesi, bukan sekadar kehadiran fisik. Selama dilaksanakan sesuai adat dan di Jazirah Komering, maka itu sah,” tegasnya, Jumat (31/10/2025).
Konsep video prosesi Niktikko Adok bukan sekadar solusi teknis, tetapi juga ruang ekspresi budaya yang memperkaya dokumentasi adat Komering.
Melalui penyajian visual yang rapi dan profesional, setiap tahapan prosesi kini bisa diabadikan dengan baik menjadi arsip budaya bernilai tinggi yang bisa diwariskan lintas generasi.
Langkah ini juga membuka peluang lebih besar bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai akar budayanya.
Tayangan video yang menarik dan mudah diakses membuat tradisi adat tak lagi terasa jauh atau kuno, melainkan relevan dengan semangat zaman digital.
Produk video pengukuhan dan pengumuman nama adat Komering ini bahkan digagas sebagai terobosan budaya Sumatera Selatan, yang tak hanya berguna untuk publikasi dan pelestarian adat di Bumi 1001 Puyang dan Sriwijaya, tetapi juga sebagai inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
“Kita tidak meninggalkan adat, kita hanya mengemasnya ulang agar tidak punah,” lanjut Leo menegaskan semangat adaptif masyarakat adat Komering.
Lebih dari sekadar modernisasi, gagasan ini menjadi bukti bahwa adat Komering mampu berdialog dengan teknologi.
| Tradisi Ningkuk’an, Malam Keakraban Bujang-Gadis Komering yang Terus Dijaga di OKU Timur |   | 
|---|
| Tarif dan Cara Membeli Tiket di OPI Water Fun Destinasi Wisata Air di Palembang |   | 
|---|
| Agrowisata Nanas Madu di Musi Rawas, Rekomendasi Wisata Alam di Bawah Kaki Bukit Botak, Gratis Masuk |   | 
|---|
| Tradisi Suku Semende Diangkat dalam Film Dokumenter Mother Earth: Tunggu Tubang tak akan Tumbang |   | 
|---|
| Siapkan BBM dan Sopir, Kendaraan Operasional Desa Pangkul Prabumulih Bebas Dipakai Warga |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.