Berita UMKM
Bangkit dari Pandemi, Sugito Hadirkan Warung Sarapan Favorit di Belitang OKU Timur
Sejak 2021, warung 'Satrio Piningit' berdiri sederhana di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Pagi hari di pertokoan Belitang Mas, BK 10 Desa Gumawang, selalu dimulai dengan aroma yang khas.
Wangi santan gurih lontong sayur, harum nasi uduk hangat, dan suara gorengan yang baru saja terangkat dari minyak panas bercampur menjadi magnet bagi siapa pun yang melintas.
Di sudut Jalan Jenderal Sudirman itu, Warung 'Satrio Piningit' berdiri sederhana.
Sejak 2021, warung kecil ini menjadi tempat banyak orang memulai harinya.
Bukan sekadar untuk mengisi perut, melainkan juga untuk menemukan suasana yang akrab, obrolan ringan, dan harga yang ramah di kantong.
Sugito, sang pemilik, mengisahkan perjalanan usahanya dengan nada penuh syukur.
Pandemi tiga tahun lalu yang sempat menghantam banyak mata pencaharian justru menjadi titik balik baginya.
“Awalnya hanya berjualan gorengan sederhana, tapi melihat banyak warga yang sibuk bekerja dan tidak sempat memasak. Kemudian saya menambahkan menu sarapan seperti lontong sayur dan nasi uduk. Alhamdulillah, sampai sekarang pelanggan semakin banyak,” ceritanya, Selasa (9/9/2025).
Baca juga: Tanam Terong di Pekarangan yang Terbatas, Sutarno Warga OKU Timur Bisa Dapat Cuan Nafkahi Keluarga
Menu yang ditawarkan pun sederhana namun lengkap seperti lontong sayur, nasi uduk, kopi hitam, teh panas, aneka minuman dingin, es, hingga gorengan renyah yang tak pernah sepi peminat.
Harganya berkisar dari Rp1.000 hingga Rp15.000 per porsi.
“Bagi kami, yang penting pelanggan bisa sarapan enak tanpa harus khawatir soal harga. Itu sudah menjadi kepuasan tersendiri,” beber Sugito lagi.
Kalau ditanya soal kepuasan, lanjut kata dia, bukan semata-mata dari hasil uangnya.
Justru yang membuat hatinya tenang itu ketika lihat pelanggan bisa makan enak dengan harga murah, lalu mereka kembali lagi keesokan harinya.
Rasanya ada kebahagiaan tersendiri. Kadang pelanggan cerita, kalau tidak sempat masak di rumah, mereka bisa andalkan warung ini.
"Ada juga yang bilang, sarapan di sini bikin semangat kerja. Hal-hal kecil seperti itu yang bikin saya semangat bangun pagi-pagi setiap hari. Harapan saya, warung ini bisa terus berkembang tanpa kehilangan ciri khasnya sederhana, terjangkau, tapi bisa jadi tempat singgah yang nyaman untuk semua orang,” ucap Sugito penuh harap.
Lebih lanjut Sugito menuturkan, usahanya lahir dari niat sederhana untuk bertahan hidup sekaligus membantu orang lain. Dulu waktu awal pandemi, kondisi serba sulit. Banyak orang kehilangan pekerjaan, termasuk dirinya.
"Waktu itu saya berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk tetap menghidupi keluarga. Dari situlah muncul ide membuka warung kecil. Modalnya seadanya, hanya cukup untuk beli minyak goreng, tepung, dan sedikit bahan. Alhamdulillah, ternyata ada yang beli," ujarnya.
"Dari situ saya merasa, usaha kecil ini bisa jalan asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Saya juga ingin membuka lapangan kerja, walaupun kecil, agar bisa membantu tetangga atau saudara yang membutuhkan pekerjaan,” ujarnya sambil tersenyum mengenang awal perjalanannya.
Sementara, Rina (32), salah satu pengunjung setia, mengaku selalu singgah sebelum berangkat kerja. Baginya, warung itu seperti rumah kedua di pagi hari.
“Rasanya enak, porsinya pas, dan harganya ramah di kantong. Lokasinya juga strategis, tepat di pinggir jalan Jenderal Sudirman, jadi gampang dicari,” tuturnya sambil tersenyum.
Di mata warga Gumawang, warung ini bukan sekadar lapak makan. Ia telah menjadi bagian dari denyut pagi Belitang serta tempat pedagang singgah melepas lelah, pegawai menyeruput kopi sebelum berangkat kerja, hingga ibu-ibu yang menunggu anaknya sekolah sambil membeli gorengan.
Terpisah, Samsul Bahri, masyarakat Belitang, menilai usaha kecil semacam ini punya makna besar.
“UMKM kuliner seperti Warung ‘Satrio Piningit’ mampu menggerakkan ekonomi warga, membuka peluang kerja, dan memperkenalkan cita rasa lokal kepada masyarakat luas,” jelasnya.
Harapan Sugito sederhana, warungnya bisa terus berkembang, menambah menu khas daerah, dan suatu hari memiliki tempat yang lebih luas agar pelanggan lebih nyaman.
“Semua ini berkat dukungan warga dan semangat untuk terus berusaha,” katanya menutup percakapan.
Warung Satrio Piningit mungkin hanya bangunan kecil di pinggir jalan.
Namun setiap pagi, ia menjadi saksi dari semangat warga Belitang yang tak pernah padam sebuah bukti bahwa ketekunan dan cita rasa bisa menyatukan orang-orang dalam kehangatan sarapan sederhana.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
| Manfaatkan Lahan Kosong di Sela Tanaman Sawit, Pria di Musi Rawas Raup Jutaan dari Tanam Kimpul |
|
|---|
| Berdayakan 50 Ibu Rumah Tangga, UMKM Seroja Songket di OKI Jaga Warisan Lewat Motif Perahu Kajang |
|
|---|
| Kisah Generasi Kedua Pengusaha Kerupuk Keriting AAS Palembang, Pertahankan Rasa & Proses Tradisional |
|
|---|
| Melangkah ke Era Baru, Sulam Angkinan Selain Beludru Juga Bersinar di Kain Katun Dingin |
|
|---|
| Dari Hobi Jadi Bisnis, Anggie Pratiwi Sukses Bangun APR Florist dengan Modal Rp 500 Ribu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.