Berita Musi Rawas

Lama Tak Bisa Menanam Padi Karena Kekurangan Air, Petani Senang Bendungan Air Satan Mura Dikeringkan

Mereka berharap, dengan adanya pengeringan ini mampu menstabilkan suplai air ke lahan persawahannya, sehingga mereka bisa tanam padi.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Eko Mustiawan
DIKERINGKAN - Kondisi Bendungan D.I Air Satan ya g ada di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas yang masih dalam proses pengeringan, Jumat (5/9/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Pengeringan Daerah Irigasi (D.I) Air Satan yang ada di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel memberikan harapan baru bagi sejumlah petani. 

Mereka berharap, dengan adanya pengeringan ini mampu menstabilkan suplai air ke lahan persawahannya, sehingga mereka bisa tanam padi.

Pasalnya, selama ini puluhan hektar lahan persawahan milik petani, tak kebagian air sehingga petani pun tak bisa menanam padi. 

Harapan tersebut datang bukan hanya dari petani Setempat, melainkan dari beberapa desa lain seperti dari Desa Satan Indah Jaya, Kampung Tribina Bali Desa Suro, dan desa Ketuan Jaya serta dari desa lainnya.

Seperti disampaikan, Irul yang merupakan seorang petani asal Desa Satan Indah Jaya.

Dia mengaku, sudah beberapa tahun terakhir tak bisa tanam padi, karena kekurangan air. 

"Mungkin lebih dari 5 tahun tidak bisa tanam padi karena tidak kebagian air," katanya saat di wawancara Sripoku.com, Jumat (5/9/2025).

Akibatnya lanjutnya, dia bersama dengan beberapa petani lainnya terpaksa menanam palawija seperti jagung dan sayuran. Dia juga mengaku, berharap bisa tanam padi. 

"Sebenarnya airnya ada, tapi kalau semua petani tanam padi, tentu tidak cukup. Karena airnya juga tidak banyak, jadi sebagian ada yang tanam padi, sebagian ada yang tanam jagung dan sayuran," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, kemudian dengan adanya pengeringan Bendungan D.I Air Satan, tentu hal itu disambut baik oleh petani di desanya, karena pengeringan itu membawa harapan baru bagi petani. 

"Mudah-mudahan dengan adanya pengeringan irigasi ini, air nanti bisa kembali normal dan sampai ke bagian bawah," harapnya.

Baca juga: Bendungan Dikuras, Warga Air Satan Musi Rawas Antusias Berburu Ikan Lele Hingga Ikan Mas

Baca juga: Awalnya Untuk Pertanian, Bendungan Perjaya OKU Timur Jadi Tempat Wisata Masyarakat, Simbol Keasrian

Sama halnya disampaikan oleh Nyoman yang juga seorang petani asal Kampung Tribina Bali Desa Suro.

Dia juga terpaksa menanami lahan persawahannya dengan tanaman jagung jenis hibrida atau jagung pakan ternak. 

"Terpaksa juga, mau tanam padi, air tidak ada. Jadi terpaksa tanam jagung, buat sawah tetap produktif," katanya.

Dijelaskannya, sebelumnya lahan persawahannya di desanya tersebut, hampir semuanya ditanam padi. Namun, sekitar tahu. 2015 air irigasi tak pernah lagi sampai ke desanya. 

"Disini dulu padi semua, sekitar tahun 2015 air tidak masuk sama sekali, karena habis untuk kolam. Jadi sekarang petani tanam jagung dan sayuran," jelasnya.

Ditambahkannya, bahkan kualitas beras di sawah di desanya juga dulu termasuk yang paling bagus untuk wilayah Musi Rawas. Kemudian untuk harganya juga cukup murah. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan ditanami jagung secara terus menerus, tentu akan berdampak terhadap kualitas tanah yang akan semakin memburuk.

"Memang perawatannya lebih mudah jagung ketimbang padi. Tapi, kalau terus-terusan ditanam jagung, tanahnya semakin rusak.
Kalau bisa di sela lebih bagus," jelasnya.

Untuk itu, dirinya bersama petani lainnya berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi yang nyata untuk lahan persawahannya di Kampung Tribina Bali Desa Suro Kecamatan Muara Beliti dan sekitarnya. 

"Sudah sering kami sampaikan, tapi nyatanya tidak ada tindakan nyata dari pemerintah. Sawah kami tetap kekeringan. Tapi mudah-mudahan dengan pengeringan Bendungan Air Satan bisa mewujudkan harapan petani untuk bisa tanam padi" tutupnya. 

Sementara itu, Kepala Desa Air Satan, M Nasir mengatakan, pengeringan D.I Air Satan sendiri sudah dimulai beberapa hari yang lalu. Hanya saja, dirinya belum memastikan sampai kapan pengeringan ini selesai. 

"Informasi dari pihak pengelola ini katanya pengerjaan antara 30-60 hari, atau antara 1-2 bulan," katanya.

Nasir juga berharap, kepada para petani agar mendukung proses pengeringan Bendungan tersebut. Sehingga hasil akhirnya nanti akan membawa manfaat baik bagi para petani. 

"Mari kita dukung prosesnya, ini demi kebaikan petani kita. Mungkin nanti yang awalnya sawahnya tidak kebagian baik, bisa kebagian air dan bisa tanam padi," tutupnya. 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved