Siswa SD di Pedamaran Keracunan
80 Siswa di Pedamaran OKI Diduga Keracunan MBG, Sampel Makanan Dikirim ke Laboratorium di Palembang
Pemkab OKI sudah mengirim sejumlah sampel untuk menyelidiki dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa 80 siswa.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Pemkab OKI sudah mengirim sejumlah sampel untuk menyelidiki dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa 80 orang siswa SDN 5 Pedamaran dan SMPN 1 Pedamaran di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.
Disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, Ir. Asmar Wijaya bila pihaknya telah mengambil sampel feses, darah dan bekas makanan dan dibawa ke laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Palembang.
"Sampelnya sudah dibawa dan diperiksa, menurut info dari Dinas Kesehatan OKI, dibutuhkan waktu 1 minggu lebih hasil laboratorium akan keluar. Jadi sekarang kita masih menunggu hasilnya," katanya dihubungi pada Jum'at (5/8/2025) siang.
Dikatakan kembali, hal ini tentunya menjadi perhatian semua melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap MBG yang didistribusikan.
Yaitu agar periksa dahulu makanan sebelum dibagikan kepada siswa-siswi.
"Makanan agar diperiksa dahulu kalau ada siswa yang mengeluhkan terkait makanan, pihak sekolah langsung melapor kepada petugas dari badan gizi nasional," jelasnya.
Baca juga: Puluhan Siswa SD dan SMP di Padamaran OKI Keracunan MBG, Satgas Perketat Pengawasan di 29 Dapur
Selain itu, Asmar juga berharap kejadian ini yang pertama dan untuk terakhir kali.
"Saya sangat berharap tidak ada lagi kejadian serupa, untuk itu pengawasan akan ditingkatkan terutama di 29 posko satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) yang tersebar di kabupaten OKI," pungkasnya.
SEBELUMNYA DIBERITAKAN, puluhan siswa di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), diduga menjadi korban keracunan makanan. Peristiwa ini terjadi setelah mereka mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan saat jam istirahat pada Selasa (2/9/2025).
Gejala mual, muntah, dan sakit perut mulai dirasakan para siswa setelah menyantap makanan. Kondisi ini membuat guru dan orang tua panik, sehingga beberapa siswa segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Benar, malam ini ada beberapa siswa yang menjalani perawatan dengan keluhan mual, muntah, sakit perut, dan pusing," ujar Rengga, seorang warga, saat dihubungi awak media.
Cinta Mamora (12), siswi SMPN 1 Pedamaran, adalah salah satu korban yang mengalami keracunan. Saat ditemui di Puskesmas Pedamaran pada Rabu (3/9/2025) pagi, Cinta terbaring lemah dengan selang infus. Ia menceritakan bahwa dirinya menyantap makanan yang dibagikan sekitar pukul 12.00 siang.
"Saya makan nasi dan sop ayam. Ada juga jeruk dan susu, tapi saya cuma makan sopnya saja," tutur Cinta.
Cinta menambahkan, gejala mual, muntah, dan sakit perut mulai dirasakannya tidak lama setelah ia pulang ke rumah, tepatnya sekitar pukul 14.00 siang. Awalnya, ia hanya merasa sedikit sakit, tetapi kondisinya memburuk hingga ia terus-menerus muntah.
"Tidak lama setelah sampai rumah, saya langsung muntah-muntah. Perutnya sakit sekali," ungkapnya.
Cinta dibawa ke puskesmas pada malam harinya dan langsung mendapatkan penanganan medis. Ia mengaku kondisinya sudah membaik, meski perutnya masih terasa sedikit sakit. Menurutnya, ada sekitar 30 siswa lain yang juga menjadi korban keracunan dan dirawat di puskesmas.
"Sudah mulai membaik, infus sudah habis 4 kantong. Semoga hari ini sudah bisa pulang," tutupnya.
Sementara itu, Mawan, orang tua dari Ilham, siswa kelas 3 yang juga menjadi korban, mengaku terkejut saat mengetahui anaknya muntah-muntah dan dibawa ke puskesmas.
"Awalnya saya kira hanya anak saya, tapi ternyata banyak temannya juga. Kalau dari kelas anak saya saja ada empat yang kena," ujar Mawan sambil mendampingi anaknya yang terbaring lemas.
Menurut Mawan, anaknya dan beberapa temannya muntah dengan cairan berwarna kuning dan hijau. Kondisi ini membuatnya langsung membawa Ilham ke Puskesmas Pedamaran. Mawan menduga keracunan terjadi karena makanan tidak dimasak pada hari yang sama.
"Kami inginnya ada perbaikan. Kalau bisa, makanannya dimasak tepat waktu, jangan sampai masaknya pagi dan baru diantarkan sore ke sekolah," keluh Mawan.
Ia menambahkan, saat mendapat makanan berupa sop ayam, tahu, dan jeruk, Ilham hanya makan nasi dan ayam.
"Makanya saya juga meminta untuk memperhatikan makanan yang akan diberikan kepada anak-anak, apakah sesuai dengan selera anak atau tidak, daripada mubazir," pungkasnya.
Pernyataan Sekolah
Kepala Sekolah SMPN 1 Pedamaran, Linda Sari, menyatakan bahwa program MBG yang seharusnya menyehatkan justru membawa petaka bagi puluhan siswa di sekolahnya.
"Setiap harinya ada 816 siswa yang mendapat makanan bergizi gratis. Setelah kejadian kemarin, ada puluhan siswa yang jadi korban keracunan," ungkap Linda saat ditemui pada Rabu (3/9/2025) siang.
Linda mengungkapkan keprihatinan mendalam dan membenarkan bahwa banyak siswanya menjadi korban.
"Saya sangat prihatin atas kejadian yang menimpa siswa-siswi kita. Ke depannya, ini jadi pembelajaran bagi kita dan kami berharap pihak Badan Gizi Nasional (BGN) lebih waspada," pesannya.
Wali Kelas IX-1, Santi Rahmawati, mengatakan di kelasnya sendiri ada sekitar 5 siswa yang diduga menjadi korban keracunan.
"Namun, secara keseluruhan, ada puluhan siswa yang menjadi korban dan tersebar di beberapa kelas," ungkapnya.
Santi menjelaskan kronologi kejadian.
"Setelah makan, sekitar 30 menit kemudian, anak-anak mulai mengeluh mual, sakit kepala, sakit perut, dan muntah-muntah," ujarnya. Beberapa siswa bahkan langsung muntah di dalam kelas usai menyantap makanan yang disediakan oleh katering dan dilarikan ke UKS.
Menurut Santi, sekolah langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Pedamaran dan orang tua siswa untuk penanganan lebih lanjut.
"Kami langsung hubungi puskesmas. Setelah itu, kami arahkan siswa ke sana dan yang bisa pulang kami antar ke rumah masing-masing, atau kami minta orang tuanya menjemput," jelasnya.
Santi berharap kejadian ini menjadi evaluasi bagi pelaksana program agar tidak terulang lagi. Ia juga menyebut ini adalah kejadian pertama kali selama program MBG berjalan satu bulan terakhir.
"Harapan ke depan, pemilihan makanan lebih ketat karena kasihan melihat siswa jika kejadian seperti ini terulang kembali," tutupnya.
Keracunan Diduga dari Ayam Suwir Beraroma Tak Sedap
Menurut kesaksian guru mata pelajaran, Meshin Putri Utami, yang mewakili Kepala SDN 5 Pedamaran, Sri Astuti, para siswa merasakan mual, muntah, dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan.
Menurut Meshin, dugaan keracunan ini menimpa total 763 siswa. Namun, gejala paling parah dialami oleh 17 siswa yang kemudian dirujuk ke puskesmas. Sementara itu, sebagian siswa lain menjalani perawatan di rumah masing-masing atau berobat ke klinik.
"Siswa yang masuk puskesmas ada lima, sisanya berobat ke dokter atau dirawat di rumah," kata Meshin saat dikonfirmasi di lokasi pada Rabu (3/9/2025) siang.
Penyebab utama keracunan diduga berasal dari menu ayam suwir. Meshin menyatakan bahwa siswa yang mendapatkan giliran makan siang mengeluhkan aroma tak sedap dari ayam tersebut.
"Mereka sudah mengeluh, katanya ayamnya sudah mengeluarkan bau tidak sedap," ujarnya. Keluhan ini disampaikan oleh siswa kelas atas (kelas 6).
Meskipun demikian, ada sebagian siswa yang tetap mengonsumsi makanan tersebut, sementara yang lain tidak memakannya.
"Beruntungnya, siswa yang tidak mengonsumsi ayam tersebut tidak mengalami gejala keracunan. Sementara itu, menu lain seperti sup dan tahu dinilai aman," jelasnya.
Selanjutnya, pihak sekolah dan pihak terkait telah mengambil tindakan cepat. Kepala sekolah menyatakan bahwa pengiriman makanan untuk hari ini telah dihentikan sementara.
"Hari ini tidak ada makanan lagi, dihentikan dulu hari ini," tambahnya.
Menurut Meshin, kejadian ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, pernah ada keluhan mengenai telur yang tidak matang, tetapi setelah dikomplain, kualitasnya membaik. Hal ini menjadi catatan penting bagi pihak terkait untuk memastikan kualitas makanan yang disalurkan.
"Kami berharap ke depannya kualitas makanan bisa lebih baik dan kejadian ini tidak terulang lagi," tutup Meshin. Pihak sekolah kini menunggu informasi lebih lanjut mengenai kelanjutan program MBG.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Puluhan Siswa di OKI Muntah Usai Santap Sop MBG, Disebut Karena Jeda Waktu Konsumsi Terlalu Lama |
![]() |
---|
Puluhan Siswa SD dan SMP di Padamaran OKI Keracunan MBG, Satgas Perketat Pengawasan di 29 Dapur |
![]() |
---|
Dinkes Sumsel Turunkan Tim, Selidiki Puluhan Siswa Keracunan Diduga dari Makanan Menu MBG |
![]() |
---|
Penyebab 80 Siswa SD dan SMP di Pedamaran OKI Keracunan MBG, Jeda Waktu Konsumsi Diduga Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Total Ada 80 Siswa Dari SDN 5 dan SMPN 1 di OKI yang Diduga Keracunan MBG, Mual Hingga Muntah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.