Berita Palembang

Puluhan Pengusaha Catering di Sumsel Tertipu Hingga Rp 458 Juta, Dijanjikan Jadi Mitra Progam MBG

Kuasa hukum korban, Anton Nurdin mengatakan, pihaknya melaporkan oknum bernama Sutio Putra Gentakarya dari pihak Mitra Bakul Digital (MBD).

Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Rachmat Kurniawan
BUAT LAPORAN -- Kuasa hukum 25 orang korban dugaan tipu gelap oleh oknum Mitra Bakul Digital membuat laporan ke SPKT Polda Sumsel, Rabu (19/11/2025). Korban dijanjikan sebagai mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mendapat keuntungan, terlapor menghilang dan apa yang dijanjikan tak kunjung terealisasi. 

Ringkasan Berita:
  • Sebanyak 25 warga Sumsel melapor ke Polda karena merasa ditipu oknum MBD yang menawarkan kemitraan palsu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Korban diminta membayar berbagai biaya hingga puluhan juta rupiah dengan iming-iming porsi penyaluran MBG, namun setelah uang ditransfer, terlapor menghilang.
  • Total kerugian mencapai Rp458 juta dan kasus kini diselidiki Ditreskrimum Polda Sumsel.

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Puluhan warga Sumsel mengaku menjadi korban dugaan penipuan berkedok mitra Makan Bergizi Gratis (MBG).

Korban dijanjikan keuntungan besar dan mendapat porsi penyaluran program MBG, namun setelah uang ditransfer terlapor justru menghilang.

Kuasa hukum mewakili 25 orang korban melaporkan seorang oknum ke SPKT Polda Sumsel.

Kuasa hukum korban, Anton Nurdin mengatakan, pihaknya melaporkan oknum bernama Sutio Putra Gentakarya dari pihak Mitra Bakul Digital (MBD).

Menurut Anton, modus yang digunakan terlapor dimulai dengan saling rekrut antarwarga melalui iming-iming porsi MBG dan keuntungan dana talangan sebagai modal.

Setelah terkumpul cukup banyak orang, terlapor menggelar seminar, di mana peserta semakin diyakinkan bahwa mereka bisa menjadi mitra resmi MBG. Itu terjadi sekitar akhir tahun 2024.

Setelah dari seminar itulah para korban mulai diarahkan untuk mentransfer sejumlah uang, disebut sebagai uang muka kerja sama dan syarat untuk mendapatkan porsi penyaluran. 

"Iming-iming mendapatkan porsi dalam memberikan MBG. Mereka (terlapor) meminta uang muka untuk memberikan kerjasama dan titik-titik penyaluran MBG, malah korban ada yang disuruh buat dapur ternyata tidak ada realisasi sama sekali dana di transfer ke rekening terlapor, " ujar Anton, Rabu (19/11/2025).

Baca juga: Program MBG Perdana Berlangsung di Kecamatan Bunga Mayang OKU Timur, Jadi Semangat Baru di Sekolah

Baca juga: Bupati OKU Minta SPPG Sediakan Menu MBG Menggugah Selera Anak, Ingatkan Juga Soal Kualitas

Karena terlapor menawarkan program nasional, para korban merasa percaya dan setelah seminar tersebut terlapor mengarahkan korban untuk top up serta mentransfer sejumlah uang supaya bisa terdaftar sebagai anggota MBD.

Setidaknya ada 25 orang yang saat ini mengaku telah menjadi korban dengan total nilai kerugian mencapai Rp 458 juta.

Anton menerangkan terlapor dan rekan-rekannya merekrut korban yang mayoritas adalah ibu-ibu dan pengusaha catering di Palembang, OKI, Ogan Ilir, Lahat dan Banyuasin.

Biaya yang dibayar korban yakni iuran Rp 2,6 juta lalu biaya pembuatan PT 4,5 juta dan Rp 30 juta dengan alasan untuk membentuk aplikasi MBD dan terdaftar sebagai anggota MBD.

"Sementara ini ada 25 orang kemungkinan berkembang lagi ke korban-korban lain. Nilai kerugian setiap korban bervariasi ada Rp 30 juta paling besar," katanya.

Sampai saat ini terlapor tak bisa ditemukan keberadaannya sehingga korban berani membuat laporan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved