Berita UMKM
Ubah Nyinyiran Jadi Keberhasilan, Kisah Sukses UMKM Berlian Progo Hasilkan Cuan dari Kacang Poro
Ester Puspita Sari adalah ibu rumah tangga yang menjalankan UMKM bernama Berlian Progo, olahan dengan bahan baku kacang koro pedang.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Bermula dari warung dan toko di sekitar, bahan olahan dari kacang koro ini bisa diterima masyarakat.
Apalagi, menurut sejumlah penderita asam urat, olahan-olahan dari kacang koro ini tidak bikin penyakit mereka kambuh.
"Dan itupun sebenarnya sudah kita uji di laboratorium, jadi bukan sekedar asumsi belaka," kata Ester.
Lambat laun, produk olahan Berlian Progo semakin banyak dipesan, bahkan sudah menjangkau sejumlah provinsi lain.
Dunia digital yang semakin menjadi kebutuhan masyarakat ikut serta membantu mengembangkan produk-produk olahan Berlian Progo.
"Banyak yang pesan dari Instagram dan TikTok. Sejumlah anggota kita juga sesekali ada yang live di akun olshop mereka," kata Ester.
Tak puas dengan produk yang sudah ada, Berlian Progo kini memperkenalkan produk olahan baru mereka berupa tempe bacem frozen.
Dalam waktu singkat, produk ini mengalahkan popularitas produk Berlian Progo yang lain, alias menjadi yang paling laris terjual.
"Kini setidaknya ada enam produk olahan dari kacang koro yaitu tempe koro, tempe bacem koro, keripik koro, kukis koro (rasa original dan cokelat), minuman sari koro, bakpia dan terbaru abon koro," katanya.
Di awal berdirinya Berlian Progo, anggota UMKM ini harus memesan bahan baku kacang koro dari Jawa Timur. Dengan harga Rp 20 ribu - Rp 28 ribu per kg.
Merasa biaya produksinya begitu besar, timbul ide untuk mencoba menanam sendiri di sekitar lokasi rumah produksi UMKM Berlian Progo.
"Ternyata, kontur tanah Dusun Babakan cocok untuk bercocok tanam kacang koro. Sejumlah petani kita ajak untuk kerja sama, sehingga nanti Berlian Progo membeli kacang koro tanaman mereka," katanya.
Kini, mereka sudah mengolah 15 hektar lahan untuk ditanami kacang koro yang dikelola oleh 10 petani. Dengan hasil panen 40 ton per tahun. Untuk itu kacang koro ini tidak hanya diolah tapi dijual juga bibitnya sampai ke Aceh, Medan dan lain-lain.
Sementara itu Area Manager Communication, Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, Rusminto Wahyudi mengatakan, dari awal tertarik kerja sama dengan ibu-ibu Berlian Progo setelah mendengar inovasi dan terobosan mereka.
"Terdengar anti mainstream, Pertamina justru dibikin semakin penasaran. Tujuan CSR memang mencari sesuatu yang berbau terobosan, inovasi, dan suatu hal yang beda," kata Rusmito.
| Manfaatkan Lahan Kosong di Sela Tanaman Sawit, Pria di Musi Rawas Raup Jutaan dari Tanam Kimpul |
|
|---|
| Berdayakan 50 Ibu Rumah Tangga, UMKM Seroja Songket di OKI Jaga Warisan Lewat Motif Perahu Kajang |
|
|---|
| Kisah Generasi Kedua Pengusaha Kerupuk Keriting AAS Palembang, Pertahankan Rasa & Proses Tradisional |
|
|---|
| Melangkah ke Era Baru, Sulam Angkinan Selain Beludru Juga Bersinar di Kain Katun Dingin |
|
|---|
| Dari Hobi Jadi Bisnis, Anggie Pratiwi Sukses Bangun APR Florist dengan Modal Rp 500 Ribu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.