Berita Palembang

Perikanan Terintegrasi Naikan Gizi Anak dan Tingkatkan Ekonomi

Program perikanan terintegrasi yang dikembangkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional Plaju membawa perubahan bagi warga Sungai Gerong

TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
PENGECEKAN AIR -- Yudi, Seorang Pembudidaya Ikan Air tawar sedang kualitas air di Kolam Pembibitan Ikan,Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin, Minggu (26/10/2025). PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melakukan kalaborasi Bersama dua pokdakan yaitu Pokdakan Tunas Makmur dan Pokdakan Barokah untuk membentuk learning center yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas anggota pokdakan dalam melakukan budidaya ikan air tawar. (TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO) 

Tak hanya menghasilkan air bersih, cacing sutera juga memberi nilai ekonomi tambahan sebagai pakan alami untuk benih ikan.

Sementara endapan lumpur dari media budidaya diolah kembali menjadi pupuk organik bagi tanaman Indigofera, yang bernilai tinggi sebagai pakan ternak dan ikan.

Dengan inovasi ini, satu siklus budidaya mampu menghasilkan tiga komoditas sekaligus: ikan konsumsi, cacing sutera, dan Indigofera.

Sistem multi-tropik ini terbukti lebih efisien dibandingkan pola budidaya konvensional, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem perairan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya.

Naikkan Gizi, Cegah Stunting

Selain meningkatkan pendapatan petani ikan, program ini juga berdampak langsung pada pola konsumsi masyarakat.

Kini warga memiliki akses lebih mudah terhadap sumber protein hewani segar dan terjangkau.

Setiap kegiatan posyandu pada setiap bulannya anak-anak dan ibu hamil menerima olahan ikan sebagai tambahan gizi.

Tambahan bergizi olahan ikan di posyandu Sekar Melati
MAKANAN BERGIZI -- Seorang kader posyandu Pemberian Makanan Tambahan bergizi olahan ikan di posyandu Sekar Melati di Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin, Kamis (4/9/2025). Program perikanan terintegrasi ini bukan hanya meningkatkan pendapatan petani ikan, tapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal sehingga warga kini bisa memperoleh sumber protein segar langsung dari kolam budidaya di sekitar desa (TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO)

Menurut Masnun, Ketua Kader Posyandu Sekar Melati, para kader kini tak hanya melayani kesehatan dasar, tetapi juga berperan sebagai jembatan antara program perikanan terintegrasi dan perbaikan gizi keluarga.

“Ikan kami beli dari Pokdakan Tunas Makmur atau Barokah. Kadang juga ada sedekah ikan dari kelompok budidaya untuk diolah Bersama dan dibagikan kepada anak-anak dan ibu hamil,” kata Masnun.

Ia menambahkan, program ini bukan hanya meningkatkan pendapatan petani ikan, tapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal. Warga kini bisa memperoleh sumber protein segar langsung dari kolam budidaya di sekitar desa.

Setiap kegiatan posyandu juga menjadi ajang edukasi gizi. Para kader mengajarkan cara mengolah ikan dengan praktis dan lezat, sambil menjelaskan pentingnya protein hewani bagi tumbuh kembang anak.
“Bagi kami, ikan bukan sekadar hasil panen, tapi harapan untuk anak-anak agar tumbuh sehat dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.

Ikan Salai ‘Pale’ : Inovasi dari Dapur UMKM

Hasil nyata lain dari program ini adalah produk ikan salai “Pale” yang diproduksi oleh UMKM Jasmine Suger.

Kelompok yang digerakkan oleh ibu-ibu desa ini berinovasi mengolah ikan patin dan lele segar menjadi ikan asap premium dengan harga jual Rp120 ribu per kilogram.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved