Berita Viral

Nasib Pilu Nur Aini Guru Pasuruan Ngeluh Tempuh Jarak 57 Km ke Sekolah, Absen dan TTD Dipalsukan

Pilunya, Nur Aini guru SDN II Mororejo mengaku merasa terdzolimi karena absensinya direkayasa sering bolong, meski ia menyatakan tidak pernah absen.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TIKTOK/Cak Sholeh
KISAH GURU PASURUAN- Nur Aini, guru SDN Mororejo II Tosari Kabupaten Pasuruan yang viral setelah curhat di podcast, Jumat (14/11/2025) Pilunya, Nur Aini guru SDN II Mororejo mengaku merasa terdzolimi karena absensinya direkayasa sering bolong, meski ia menyatakan tidak pernah absen. 

Ringkasan Berita:
  • Nur Aini mengaku merasa terdzolimi karena absensinya direkayasa sering bolong
  • Kisahnya viral mengeluhkan jauhnya jarak tempat mengajar di SDN II Mororejo dari rumah tempuh 57 kilometer 
  • Gaji yang diterima tidak utuh karena terpotong pinjaman koperasi akibat ulah kepala sekolah palsukan TTD

TRIBUNSUMSEL.COM - Bak jatuh tertimpa tangga itu lah yang menggambarkan nasib yang menimpa Nur Aini (38), guru asal Bangil yang viral setelah mengeluhkan jauhnya jarak tempat mengajar di SDN II Mororejo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.

Dalam video di TikTok Cak Sholeh, Nur Aini menceritakan perjuangannya menjadi pengajar di SDN Mororejo II. 

Ia mengaku terpaksa menempuh perjalanan sejauh 57 kilometer dari rumahnya di Bangil setiap hari.

Ia menyampaikan bahwa alasan pengajuan pindah mengajar ke BKPSDM itu karena kondisi kesehatan dan iklim kerja di sekolah.

Baca juga: Kisah Nur Aini, Guru Pasuruan Viral Mengeluh Tempuh Jarak 57 Km Demi Mengajar, Ajukan Pindah Sekolah

Pilunya, Nur Aini mengaku merasa terdzolimi karena absensinya yang sering bolong, meskipun ia menyatakan tidak pernah absen.

Ia menegaskan bahwa selama ini ia tidak pernah absen atau alpa.

Ia menyebut, bukti presensi yang dimiliki BKPSDM diduga hasil rekayasa, bukan yang sebenarnya, dan merugikan dirinya.

"Saat saya diperiksa oleh BKPSDM, saya sudah menyertakan dan memberikan bukti yang sebenarnya. Namun, untuk absensi yang dipegang BKPSDM tidak berkenan mengeluarkannya," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa gaji yang diterima juga tidak utuh karena terpotong pinjaman koperasi akibat ulah kepala sekolah sehingga merugikan dirinya.

"Saya tidak merasa pinjam pada koperasi. Namun, tanda tangan saya dipalsukan oleh kepala sekolah. Gaji saya terpotong sebesar Rp 600.000 sekitar 5 bulan," ujar dia. 

Dengan didampingi suaminya, M Ilham Burhanudin, Nur Aini berharap ada solusi setelah viral di tengah proses pemeriksaan kedisiplinan oleh BKPSDM.

Ia hanya berharap bisa pindah mengajar dekat dengan rumahnya.

"Saya berharap ada kebijakan Pak Bupati. Sehingga saya tetap menjadi guru, dekat dengan rumah," kata dia.

Jarak sekolah dengan rumah sejauh 57 kilometer dan jika total pulang pergi jadi 114 kilometer.

 

Sanksi Berat Menanti

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved