Kisah Kakak Adik di Kendal
Temani Jasad Ibu, Momen Terakhir 2 Kakak Adik di Kendal Keluar Rumah Sebelum Lemas 28 Hari Tak Makan
Sebelum ditemukan lemas tak makan, 2 kakak adik di Kendal ketahuan keluar beli roti Rp100 ribu.
Ringkasan Berita:
- Kakak adik di Kendal ditemukan lemas 28 hari tak makan
- Kades sebut warga melihat terakhir kali keluar rumah membeli roti
- Warga curigai tak keluar rumah tapi lampu menyala
TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah dua kakak adik di Kendal, Jawa Tengah, yang ditemukan lemas 28 hari tak makan di dekat ibunya yang meninggal dunia, masih menyita perhatian publik.
Diketahui, keluarga itu ditemukan tetangga dalam kondisi miris pada Sabtu (1/11/2025).
Momen terakhir anak dari Setianingsih (51) itu keluar rumah, diungkap oleh tetangganya di Dukuh Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja.
Kepala Desa Bebengan, Wastoni menyebut jika anak korban masih keluar membeli kue sekitar tanggal 10 Oktober 2025.
Sementara sebelumnya sang ibu disebut meninggal sejak 4 Oktober 2025 dan tak diketahui anaknya.
Namun Wastoni mengungkap fakta lain.
"Ada warga yang mengetahui anak almarhum belanja kue untuk makan di dalam. Dan ibunya masih sempat makan, artinya informasi dari anak (meninggall) tanggal 4 kurang benar. Belinya kue sekitar tanggal 10, 11, 12. Anaknya menyampaikan meninggalnya 13 Oktober," ucap Wastoni kepada Tribun Jateng.
Wastoni juga menanggapi kabar kedua anak almarhumah yang tidak makan hingga satu bulan.
Ia dan warga tidak menduga karena selama ini keluarga itu dianggap keluarga yang mampu.
"Kalau sampai tidak makan, warga tidak menduga, karena awalnya layaknya masyarakat mampu. Anaknya yang cerita, kalau belanja pakai becak motor, sebulan sekali," ujarnya.
Suami Setianingsih sendiri sudah meninggal di Kalimantan tahun 2017 lalu.
"Dulu almarhum kerja di Kalimantan, dapat pensiunan, mungkin terbatas, mungkin sudah berhenti. Merasa berat dengan kehidupan, tapi tidak ada bicara dengan lingkungan," ucap kepala desa.
Wastoni menyebut jika anak almarhumah diduga sudah tahu jika Setianingsih meninggal dunia.
Namun kedua anak itu tak bilang ke tetangga karena menuruti pesan sang ibu.
Yaitu tak boleh minta tolong kepada warga.
“(Dua anak berada dekat ibu ) Iya, tapi lain ruangan. Kemudian anaknya itu, (ibu) meninggal, tahu, tahunya sudah (ibu) meninggal, ditutup dengan kain-kain. Dan pesan terakhir ibu, kalau ada apa-apa ndak usah ngomong dengan tetangga. Maka anaknya kepatuhan betul-betul, apa pesan dari ibu, tidak berani sambat sebut ke tetangga,” ucap Wastoni.
Baca juga: Gaya Hidup 2 Kakak Adik di Kendal Sebelum Ditemukan Lemas 26 Hari Tak Makan, Mampu dan Suka Bergaul
Sementara itu, Wastoni mengatakan jika kehidupan sehari-hari Setianingsih normal saja.
"Kehidupan sebelum ini norma-normal aja, PKK ikut, pengajian ikut, memang dia tertutupnya, dia menjaga jangan merepotkan dengan tetangga lain, dia merasa bukan saudara sekandung (dengan warga), dia pendatang. Kecil hati untuk menyampaikan hal itu," ucapnya.
Warga sendiri sempat curiga karena rumah Setianingsih tidak dibuka.
Namun listrik masih dinyalakan saat magrib hingga jam 9 malam.
Sebelumnya, warga Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal digemparkan dengan penemuan mayat wanita paruh baya yang sudah membusuk.
Jasad wanita itu ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Sabtu (1/11/2025).
Setianingsih selama ini tinggal bersama dua anaknya, Putri dan Intan.
Putri Setia Gita Pratiwi mengaku keluarganya hanya mengkonsumsi air putih sejak 4 Oktober hingga Setianingsih ditemukan meninggal.
Dia mengatakan, tetangganya juga tidak ada yang tahu kondisi rumah dalam rentang waktu tersebut.
"Minum air putih direbus pakai kompor sampai ibu meninggal. Tetangga tidak tahu, tahunya ya itu tanggal 1 November. Saya sama adik minum air," kata Putri.
Baca juga: Alasan 2 Kakak Adik di Kendal Tak Beri Tahu Tetangga saat Ibu Meninggal dan Mereka Tak Makan 28 Hari
Pemkab Turun tangan
Pemerintah Kabupaten Kendal langsung bergerak cepat memberikan bantuan jaminan masa depan bagi Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari pun langsung menjenguk kedua kakak beradik itu yang kini masih menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.
Tika menambahkan, langkah pertama yang dilakukan ialah melakukan pendataan kepesertaan BPJS aktif. Hanya butuh waktu sehari, BPJS keduanya kini telah aktif dan sudah bisa digunakan.
"Sudah didaftarkan desa setempat dan sudah aktif dari kemarin. Kebetulan Kendal kan BPJS UHC. Alhamdulillah ini sudah bisa digunakan," sambungnya.
Baca juga: Pesan Ibu 2 Kakak Adik di Kendal Sebelum Meninggal, Dilarang Keluar Berujung Lemas 28 Hari Tak Makan
Selain pendataan kepesertaan BPJS, pihaknya juga akan menjamin kehidupan keduanya pasca menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.
Kedua kakak adik itu akan ditempatkan di Panti Margi Utomo di Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
"Untuk yang Intan karena mengalami keterbelakangan mental, nanti ada perlakuan khusus, beda penanganan,"
"Sedangkan kakaknya nanti sambil diberi pelatihan khusus di sana untuk masa depannya. Misal menjahit atau bagaimana. Kita sudah koordinasi dengan Dinsos Jawa Tengah." ungkap Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Turuti Pesan Ibunda Meninggal, Anak Hanya Tutupi Jenazah Pakai Kain Tak Kabari Tetangga
Baca berita lainnya di Google News
Bergabung dan baca berita lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com
| Pekerjaan Setianingsih Sebelum Ditemukan Tewas Membusuk hingga 2 Anaknya Tak Makan 28 Hari |
|
|---|
| Alasan 2 Kakak Adik di Kendal Tak Beri Tahu Tetangga saat Ibu Meninggal dan Mereka Tak Makan 28 Hari |
|
|---|
| Pesan Ibu 2 Kakak Adik di Kendal Sebelum Meninggal, Dilarang Keluar Berujung Lemas 28 Hari Tak Makan |
|
|---|
| 6 Fakta Kakak Adik di Kendal Lemas 28 Hari Tidak Makan Jaga Jasad Ibu Tewas Membusuk di Rumah |
|
|---|
| Kondisi 2 Kakak Adik di Kendal Lemas Tak Makan 28 Hari, Keterangan Kakak Berubah, Adik Sulit Bicara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.