Pembunuhan Kacab Bank di Jaktim

Reza Indragiri Ungkap 2 Kejanggalan Misteri Kematian Kacab Bank BUMN, Soroti TKP & Perencanaan

Pakar psikolog forensik Reza Indragiri ikut bersuara membeberkan dua poin mencolok yang menurutnya tak bisa dianggap sepele. 

(DOK. Istimewa)/Kompas.com
KACAB DICULIK - Seorang Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN berinisial MIP menjadi korban penculikan dan pembunuhan oleh beberapa orang. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Menghebohkan publik kasus kematian Kepala Cabang (Kacab) bank BUMN di Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (MIP) yang ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mencurigakan.

Pertanyaan besar kini muncul setelah kasus ini diselidiki.

Dinilai tak wajar kasus tersebut mulai dari kronologi, lokasi penculikan dan penemuan jenazah hingga motif di balik kematian.

Pakar psikolog forensik Reza Indragiri ikut bersuara membeberkan dua poin mencolok yang menurutnya tak bisa dianggap sepele. 

Bahkan ia berani menyebut bila kematian MIP ini bukan sekadar kasus kriminal biasa, melainkan mengandung unsur "kejahatan mengerikan".

Pernyataan Reza Indragiri membuat kasus ini semakin memanas dan ditunggu ujungnya terkait penjelasan resmi dari pihak kepolisian.

OTAK PEMBUNUHAN- Dwi Hartono saat memberikan motivasi di Bengkulu pada 2023. Citra baik Dwi Hartono sebagai pengusaha yang kerap berbagi hancur, masyarakat Tebo, Jambi kecewa setelah menjadi tersangka otak pembunuhan Kacab Bank
OTAK PEMBUNUHAN- Dwi Hartono saat memberikan motivasi di Bengkulu pada 2023. Citra baik Dwi Hartono sebagai pengusaha yang kerap berbagi hancur, masyarakat Tebo, Jambi kecewa setelah menjadi tersangka otak pembunuhan Kacab Bank (IG/klanhartono)

Dalam pernyataan terbarunya, Reza Indragiri menyoroti dua hal dalam kasus pembunuhan MIP.

Dikutip dari Tribunnews, Reza menyebut ada kejanggalan dan tidak kehati-hatian dari para pelaku penculikan dan pembunuhan.

Ia menyebut tempat kejadian perkara (TKP) yang dianggap tidak ideal.

Kemudian dari segi perencanaan pelaku yang dinilai sangat buruk.

TKP penculikan diketahui berada di pusat perbelanjaan yang ramai orang serta terdapat kamera CCTV.

"Kenapa saya katakan mengerikan? Karena ini berlangsung di tempat yang secara umum kita bisa asumsikan pasti di situ ada CCTV, pasti di situ ada orang yang berseliweran yang berpotensial menjadi saksi, pasti di situ ada petugas sekuriti," kata Reza, dikutip dari YouTube Nusantara TV, Rabu (27/8/2025).

"Tapi kok ya bisa-bisanya mereka melakukan di tempat yang sesungguhnya tidak ideal untuk dijadikan sebagai lokasi kejahatan,"  

Reza menjelaskan, umumnya setiap pelaku kejahatan mengincar misi kedua setelah melakukan aksinya, yakni melarikan diri.

"Bagaimana mungkin mereka punya peluang yang besar untuk itu kalau ternyata pemilihan TKP-nya ada di situ," terangnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved