Harga Karet

Musim Hujan, Produksi Getah Karet di OKI Anjlok, Bahkan Harganya Jauh Dari Layak, Rp 12 Ribu Perkilo

Penulis: Winando Davinchi
Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARGA KARET - Petani Saat Sedang Mengangkut Getah Karet Beberapa Waktu yang Lalu. Musim Hujan, Produksi Getah Karet di OKI Anjlok, Bahkan Harganya Jauh Dari Layak Rp 12 Ribu Perkilo

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Musim penghujan yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di Sumsel tampaknya tak membawa berkah bagi petani karet di Ogan Komering Ilir.

Hujan deras yang mengguyur belakangan ini membuat produksi getah karet anjlok drastis.

Namun diluar itu, harga getah karet kering yang  tidak kunjung naik dan tetap bertahan Rp 12.000 perkilogram membuat para petani pusing.

Kondisi ini menjadi pukulan ganda bagi para petani. 

Musim penghujan yang datang lebih awal secara langsung pengaruhi jumlah produksi getah karet.

Curah hujan yang tinggi membuat proses penyadapan menjadi tidak optimal dan sering kali harus dihentikan.

"Kalau sudah hujan dari pagi, kami tidak bisa pergi ke kebun. Kalaupun sempat menyadap kadang getahnya tercampur air hujan dan kualitasnya jadi jelek," ungkap Sutaryo (45), seorang petani karet di Kecamatan Lempuing Jaya, saat ditemui pada Senin (25/8/2025) siang.

Dia menjelaskan, di musim kemarau dari kebun seluas 1 hektar miliknya bisa hasilkan 40 hingga 50 kilogram getah karet kering dalam seminggu. 

Namun, sejak datang musim hujan awal bulan Agustus ini, pendapatan justru anjlok hingga 40 persen.

"Sekarang ini paling banyak dapat 30 kilogram seminggu, itu pun sudah bagus. Dengan harga cuma Rp 12.000, pendapatan kotor kami tak lebih dari Rp 360.000 atau satu bulan sekitar Rp 1.500.000,"

"Untuk biaya hidup dan beli pupuk saja sudah sangat berat," keluhnya dengan nada lesu.

Baca juga: Harga Getah Karet di OKU Timur Sumsel Naik-Turun, Petani Tertekan Produksi Menurun

Baca juga: Rincian Harga Karet Hari ini di OKI, Merangkak Naik di Bulan Agustus Tapi Hasil Panen Turun

Hal senada juga diungkapkan petani lain di wilayah Kecamatan Mesuji.

Menurut mereka, harga jual disana sekarang Rp 13.000 perkilo tidak sebanding biaya operasional dan tenaga dikeluarkan. 

Mereka menyebut harga ideal agar petani bisa sedikit bernapas lega seharusnya berada di kisaran Rp 15.000 hingga Rp 18.000 per kilo.

"Harga pupuk terus naik, harga kebutuhan pokok juga sama. Tapi harga getah karet begini-begini saja. Kami sebagai petani kecil ini bingung harus bagaimana lagi," ujar salah seorang petani.

Halaman
12

Berita Terkini