TRIBUNSUMSEL.COM, PALI -- Rasa takut setiap hari menghantui warga yang melintas di terowongan bawah flyover KM 63 Desa Talang Bulang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan.
Flyover yang menjadi jalur utama truk-truk pengangkut batu bara milik PT Servo Lintas Raya (SLR) itu, kondisinya tampak retak di beberapa titik dan mengalami penurunan daya dukung.
Sementara di bawahnya, merupakan jalan umum penghubung PALI–Sekayu, masih dilalui kendaraan warga, meski kondisinya kian memprihatinkan.
Debu tebal, getaran kendaraan berat, dan beberapa titik retakan memicu keresahan warga, setiap kali truk batu bara melintas di atas kepala mereka.
Aktivitas lalu lintas truk batu bara di flyover tersebut tak pernah sepi.
Satu lajur di atas flyover bahkan ditutup lantaran mengalami kerusakan, dan di pasang plat baja sebagai penyangga darurat, untuk menopang jalur truk bermuatan puluhan ton.
Rohman (42), warga Talang Bulang, mengaku setiap kali melintas selalu waswas.
“Saya tiap hari lewat sini. Kalau lihat truk batu bara di atas flyover, saya lebih baik berhenti dulu dari pada ambil risiko,” ujarnya, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Gelapkan Motor Temannya Sendiri, Pria di Pali Tak Berkutik saat Ditangkap Polisi
Ia mengatakan bahwa retakan di beberapa titik struktur Flyover itu sudah terlihat sejak lebih dari setahun lalu dan makin parah dalam beberapa bulan terakhir.
“Kalau truk besar lewat, itu jembatan rasanya goyang. Kami lewat sambil berdoa, takut tiba-tiba runtuh,” imbuhnya.
Situasi memprihatinkan itu membuat Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, turun langsung melakukan inspeksi mendadak bersama Kepala Dinas Perhubungan, Kartika Anwar.
Wabup tampak serius memeriksa setiap bagian struktur jembatan yang dibangun pada tahun 2010 itu.
“Setelah kita cek, kondisinya memang sudah tidak layak lagi dipaksakan menanggung beban seberat ini. Ini sudah 15 tahun usianya. Kami meminta pihak perusahaan melakukan perbaikan total atau membangun jembatan baru,” tegas Wabup Iwan Tuaji.
Menurutnya, keselamatan masyarakat pengguna jalan umum di bawah flyover harus menjadi prioritas utama.
“Ini jalur penghubung utama. Kalau sampai ada korban jiwa, tidak bisa ditoleransi,” katanya.